Semenjak aku mengalami mimpi wanita berjubah hitam yang menghantui pikiranku, entah mengapa aku merasa sedikit berbeda. Terkadang, aku merasa takut untuk melakukan suatu hal yang di ruang sepi. Bahkan aku merasa takut untuk tidur saat malam hari.
Aku takut jika wanita berjubah hitam tersebut datang di alam mimpiku. Meskipun mimpi itu tidak nyata, aku merasa bahwa ada sesuatu yang terjadi disana.
Entah sudah berapa menit lamanya aku melamun di tempat tidurku sehingga waktu yang menunjukkan angka 8.00 sudah berubah menjadi 8.15. Dan itu artinya aku sudah melamun memikirkan mimpi itu selama 15 menit.
Aku bergegas mengambil tas ranselku yang berisi buku pelajaran mata kuliah, dan membawanya di punggungku. Ku langkahkan kaki ku menuju pintu apartment ku untuk keluar. Dan sebelum itu, aku menguncinya terlebih dahulu. Namun, saat aku hendak mengunci, aku melihat Zayn yang berdiri di depan pintu apartment miliknya.
Apa aku harus menceritakan mimpiku pada Zayn?
Terlalu lama aku berpikir sehingga yang awalnya Zayn berjarak sedikit jauh denganku, kini Zayn berada tepat di sampingku.
"H-hai, Zayn" ucapku pada Zayn untuk memulai percakapan. Zayn menatapku beberapa detik, tetapi aku selalu membuang muka ke arahnya. Entah mengapa aku menjadi sedikit takut dengan Zayn. Meskipun Zayn yang menyelamatkan ku pada mimpi tersebut, aku tetap merasa takut padanya.
Zayn menatap sekilas ke arahku kemudian melihat ke arah depan untuk berjalan, "Hai, Cass. Kau mau turun ke bawah?"
"Mungkin--ya. Maksudku, y-ya. Dan kau?" Ucapku terbata-bata karena merasa sedikit canggung. Dan aku mengusap tengkuk leherku untuk menghilangkan rasa grogi pada diriku.
Tidak ada ucapan lagi yang keluar dari mulut Zayn. Namun, Zayn tiba-tiba menarik tanganku dan kini aku bisa merasakan genggaman tangannya. Tangannya sangat halus dan hangat. Bahkan aku merasa nyaman saat menggenggam tangannya. Jika aku boleh memilih, aku akan menggenggam tangan Zayn disetiap saat. Karena--kau tahu, aku sangat merasa nyaman. Aku merasa aman bila berada di dekatnya walaupun terkadang rasa takut menyiratiku.
Aku dan Zayn menggunakan lift untuk turun ke lantai bawah. Mungkin inilah saatnya yang tepat untuk menceritakan tentang mimpiku.
"Zayn?"
Zayn menatapku seolah-olah membiarkan ku untuk melanjutkan berbicara.
"Aku mengalami mimpi buruk. Sangat buruk sehingga dampaknya aku merasa ketakutan," ucapku kepada Zayn. Dan saat ini aku bisa merasakan genggaman tangannya semakin lama melemah dan menghilang. Zayn melepaskan genggaman tangannya. Sontak, aku melihat ke arah tangan genggaman Zayn.
"Mimpi? Apakah kau ingin menceritakannya? Mungkin aku bisa membantumu, Cassie."
Aku menatap mata Zayn dengan jelas "Kau tidak perlu membantu. Karena memang di dalam mimpiku, kau sudah berhasil menyelamatkan ku dari sebuah sosok misterius,"
Zayn berbalik menatap ke arahku dan aku bisa melihat wajahnya yang sangat antusias, "Benarkah? Apa yang terjadi di dalam mimpi mu?"
"Well, secara tiba-tiba, seorang wanita berjubah hi--"
Ting!
Ucapanku terputus karena bunyi suara lift yang terbuka. Aku memberi kode kepada Zayn agar menceritakannya dilain waktu. Dan Zayn pun mengerti.
Aku keluar dari pintu lift bersamaan dengan Zayn hingga saat ini aku sudah berada di depan kendaraan mobilku, dan Zayn berjalan melewatiku karena jarak antara mobilku dan mobil Zayn terpisah.
"Zayn, apa kau ada waktu untukku hari ini? Aku ingin menceritakan mimpiku,"
Zayn pun menoleh dan memberikan ku sebuah cengiran khas di wajahnya. "Aku tidak tahu. Akan ku beri tahu melalui pesan teks nanti,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tik Tok
Horror"Aku ingin membeli jam tangan ini." "Baiklah. Tetapi aku hanya memperingatkanmu untuk berhati-hati." Sebuah jam tangan berwarna hitam ini selalu melekat di pergelangan tanganku kemanapun aku pergi. Entah mengapa aku selalu merasakan kehadiran seseor...