13

110 19 0
                                    

Akhir pekan sudah hampir tiba, tapi pekerjaanku seakan tidak ada habisnya. Setelah menyerahkan laporan tentang liputan kemarin di jeju, aku langsung membuat artikel dan segera menyerahkannya ke pihak editor.

Belum sempat bernafas lega aku sudah mendapat list liputan yang harus dikerjakan mulai pekan besok. Ayolah, aku juga ingin bersantai sesekali.

Meskipun kemarin bisa dikatakan liburan di jeju, tapi aku menghabiskannya begitu saja dengan pergi menemui jaemin, aku tidak menyesali pilihanku itu, tapi aku ingin mengistirahatkan tubuhku dengan tidur seharian, atau menonton drama seharian. Hidupku hanya diisi bekerja saja.

"Apa jalanan macet?" tanyaku setelah masuk ke mobil beomgyu yang menjemputku ke kantor.

"Tidak terlalu" jawabnya singkat.

"Maafkan aku karena besok aku sudah sibuk meliput lagi jadi kita pergi makan malam saja yah" aku memegang tangannya berharap dia mengerti.

"Aku mengerti" ucapnya mengusap kepalaku.

Mobil kami bergerak membelah jalanan kota seoul, menuju restoran yang biasa kami kunjungi untuk menghabiskan akhir pekan. Aku tau kalau beomgyu merasa kecewa padaku karena aku tidak bisa meluangkan waktu untuk bersamanya. Tapi aku juga tidak bisa menolak pekerjaanku, aku tidak mau kalau aku harus di pecat nanti karena ini pekerjaan impianku. Disatu sisi aku juga ingin mengalihkan pikiranku yang selalu memikirkan jaemin sejak pertemuan kami di jeju.

Kami berdua diam sepanjang perjalanan, tidak ada yang membuka percakapan diantara kami sampai akhirnya kami tiba di sebuah restoran. Tidak terlalu mewah, tapi cukup nyaman untuk kami menghabiskan waktu berdua disini.

"Gyu, aku akan pergi ke toilet sebentar, kau bisa pesankan aku makanan seperti biasanya" ucapku setelah masuk ke dalam restoran, beomgyu mengangguk.

Aku melangkah mencari letak toilet. Aku mencuci wajahku agar sedikit terasa segar. "Jangan memikirkannya terus, kau mau selingkuh dari beomgyu huh?" ucapku menatap bayanganku di cermin. "Kita coba ceritakan pada beomgyu pelan-pelan, dia pasti mau mengerti kan" aku kini tersenyum dan mengeringkan wajahku, memoles sedikit lipstik di bibirku agar tidak terlihat pucat.

Aku menghampiri beomgyu setelah menyelesaikan kegiatanku di toilet. Dia sedang memainkan ponselnya, dan memandangku saat aku duduk dihadapannya, setelah itu dia kembali menatap layar ponselnya.

Aku berfikir untuk membuka percakapan, rasanya sedikit canggung karena kami berdua sama-sama diam dari tadi.

Belum sempat mengeluarkan suaraku, seorang pelayan datang mengantarkan pesanan kami. Segelas jus jeruk dan mie udon terhidang di depanku, aku langsung meminum jusku karena merasa haus dari tadi.

Aku liat beomgyu mulai memakan makakanannya. Aku berfikir apa aku harus mengatakan kejadian di jeju kemarin, tapi aku bingung bagaimana cara mengatakannya agar dia tidak salah paham.

"Gyu" ucapku barsamaan dengan ponsel beomgyu yang berdering.

"Sebentar, aku harus mengangkat telefon ini" aku mengangguk mengijinkan beomgyu mengangkat telefonnya. Cukup lama dia berbincang dengan seseorang yang menelefonnya. Aku melanjutkan makanku sambil sesekali menatapnya.

"Maaf tadi atasanku yang menelefon" ucap beomgyu setelah mengakhiri percakapan di telefon.

"Iya tidak apa" jawabku.

"Tadi kau mau bicara apa?" tanya beomgyu.

"Ah tidak ada aku hanya ingin mengatakan jika nanti kita langsung pulang kan?" tanyaku diangguki beomgyu, entah mengapa aku ragu untuk mengatakan pada beomgyu kalau aku pergi bersama jaemin saat di jeju kemarin. Apa lebih baik jika beomgyu tidak tau saja?

Kami menghabiskan makanan kami dengan tenang sesekali beomgyu bertanya tentang pekerjaanku, kenapa kami terasa semakin canggung?

***

Aku rebahkan tubuhku di kasurku, rasanya lelah sekali. Seharian kesana kemari mengurus laporan dan artikel yang harus segera terbit, punggungku akhirnya bisa beristirahat.

Setelah selesai makan malam beomgyu langsung mengantarku pulang, dia juga sempat mampir sebentar untuk bertemu bangchan oppa tadi.

Aku pejamkan mataku mencoba tertidur, sejak pulang dari jeju aku selalu memikirkan jaemin. Aku tidak tau kenapa melupakan jaemin bisa sesusah ini, bahkan sekarang dia lebih sering muncul didalam pikiranku membuatku tidak fokus dalam bekerja.

"Renjun dan Lia pasangan yang serasi,  semoga kita bisa dapatkan hadiah keponakan secepatnya" ucap jaemin oppa sambil menggenggam tanganku dan berjalan di sekitar sungai han.

Malam ini setelah upacara pernikahan renjun oppa dan Lia eonnie kami sempatkan untuk menikmati suasana malam di pinggiran sungai han.

Langkah kami terhenti menatap cahaya lampu yang berganti warna di depan kami.

"Minum kopinya biar badanmu hangat" ucap jaemin oppa padaku.

Aku tersenyum menurutinya menggenggam cup kopi hangat dengan kedua tanganku. Angin malam masuk menusuk kulit meski kami sudah memakai pakaian tebal.

"Biasanya laki-laki akan memakaikan coat yang dipakainya pada sang wanita, kenapa oppa tidak begitu?" tanyaku sambil menyesap kopi ditanganku.

"Tidak bisa, nanti kalau oppa sakit siapa yang akan mengantarmu kesana kemari" jawab jaemin oppa tersenyum membuatku tercengang dengan jawabannya. "Kalau ingin terasa hangat kau bisa masuk sini" ucap jaemin oppa lagi sambil membentangkan tangannya, aku tersenyum melihat tingkahnya.

"Bilang saja kalau oppa ingin memelukku kan?" tanyaku.

"Kalau kau tidak mau ya sudah" ucap jaemin oppa menurunkan tangannya.

Aku terkekeh melihat tingkahnya yang terlihat menggemaskan karena merasa kesal, aku mendekat dan memeluknya erat. "Udaranya semakin dingin" ucapku sambil mendongak melihat wajahnya yang tersenyum menerima pelukanku.

Jaemin oppa membalas memelukku erat dan mengecup kepalaku cukup lama, "semoga kita bisa seperti renjun dan Lia yang bersatu di hadapan tuhan, aku akan menjadi pria yang sangat beruntung karena bisa mendampingimu sampai akhir" ucap jaemin oppa ditengah-tengah pelukan kami. Aku mengangguk dan menenggelamkan wajahku di dada bidangnya semakin mengeratkan pelukan kami.

Tok tok tok

"Ryujin ayo bangun, ini sudah siang nanti kau bisa terlambat" teriak eomma di balik pintu kamarku membuatku terbangun dari mimpiku.

Tidak, itu bukan mimpi. Itu kejadian yang benar-benar aku alami bersama jaemin. Kenapa jaemin muncul di mimpiku lagi?

"Ryujin, bangun sayang" teriak eomma lagi.

"Iya eomma ryujin bangun" aku masih terduduk di kasur memikirkan mimpiku tadi.

Aku melirik jam wekerku di atas meja dan terkejut karena ini sudah hampir jam delapan pagi. Aku harus bergegas mandi dan bersiap jika aku tidak ingin terlambat bekerja hari ini. Setiap hari selalu terasa dikejar-kejar pekerjaan lagi, aku benar-benar ingin libur.

***


Hallo....


Berasa di kejar-kejar banget ya bacanya, ini tinggal berapa part lagi kok. Makasih yang masih bertahan baca picture of love, terima kasih buat vote dan coment yang kalian berikan ❤️❤️❤️

🌵🌵🌵

PICTURE OF LOVE : my picture is always you. [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang