14

124 21 0
                                    

Musim dingin mulai datang, salju pertama turun menyelimuti malam yang semakin dingin. Sebulan juga telah berlalu tanpa terasa, tapi tidak bagiku. Setiap detik bahkan terasa menyakitkan bagiku.

Setiap hari tanpa jeda aku semakin memikirkan ryujin, tanpa bisa kutolak perasaanku masih tetap sama padanya seperti dulu. Tapi, mengingat perkataannya padaku bahwa dia akan segera menikah membuatku putus asa, apakah aku benar-benar telah kehilanganu?

Seminggu ini eomma terlihat sibuk, dia mempersiapkan untuk peringatan meninggalnya appa. Kemarin eomma mengajakku untuk ke seoul mengunjungi makam appa, tapi mengingat kemungkinan jika harus bertemu ryujin lagi membuatku takut, bagaimana jika aku juga bertemu lelaki yang akan menikah dengannya. Aku juga mengabari yang lain bahwa aku akan datang ke seoul untuk mengunjungi makam appa.

"Kenapa tidak eomma dan bibi seohyun saja yang pergi ke seoul?" tanyaku saat kita akan berangkat ke seoul.

"Baru kali ini kau berkesempatan mengunjungi makam appa, apa kau tidak mau mengunjunginya barang sekali?" tanya eomma padaku.

"Bukan begitu eomma" ucapku menyesal, aku memang belum pernah datang ke pemakaman appa, aku masih tidak rela jika appa menggalkan kami karena kesalahanku.

"Eomma percaya jaemin selalu mendoakan appa, tapi jika jaemin mengunjungi appa dia pasti bahagia karena melihat jaemin datang" ucap eomma sambil menggenggam tanganku.

"Paman dan jihan juga sudah menunggu kita disana, mereka pasti senang bertemu kau lagi" ucap bibi seohyun tersenyum.

Aku mengangguk "baiklah jaemin akan ikut ke seoul" aku kesampingkan perasaan takutku dan mengikuti keinginan eomma.

"Eomma sudah menyiapkan semuanya, sore ini kita berangkat ke seoul" ucap eomma lalu beralih menuju dapur diikuti bibi seohyun.

***

"Iya somi"

Aku membereskan barangku bersiap untuk pulang, hari ini sama melemahkannya seperti biasa.

"Kau sudah pulang kerja?"

"Aku baru saja akan pulang"

"Pas sekali, aku ada di depan kantormu bersama haechan oppa. Aku tunggu di depan ya, cepat"

Somi mematikan telefonnya, membuatku bingung. Sedang apa mereka tiba-tiba ada di depan kantorku. Aku bergegas turun dan menemui somi dan haechan oppa.

Setelah melihat mobil haechan oppa yang terparkir, aku mendekat dan masuk.

"Ada apa kalian berdua ada di depan kantorku?" tanyaku tanpa basa-basi.

"Aku ingin makan malam bersamamu ayo" jawab somi yang duduk di depan samping haechan oppa.

"Aku kan belum menyetujui untuk makan malam bersama kalian" teriakku saat haechan oppa menjalankan mobilnya.

"Kau seperti orang yang diculik, kau duduk dengan tenang saja, kami juga pasti akan mengantarmu pulang" ucap haechan oppa melirikku di belakang.

Aku pasrah mengikuti keinginan pasangan suami istri ini, ini pasti keinginan calon keponakanku yang belum lahir. Keponakanku banyak maunya ternyata.

~~~

Aku jatuhkan tubuhku di kasur kamarku, masih memikirkan perkataan haechan oppa dan somi tadi.

"Jaemin sedang ada di seoul, dia datang untuk memperingati hari kematian appanya" ucap haechan oppa di tengah kegiatan makan malam kami.

"Jika kau mau kau bisa ikut ke pemakaman paman siwon, tapi aku tidak memaksa" kini somi yang berbicara padaku.

Aku bingung dengan perasaanku sekarang, bayangan jaemin tidak pernah hilang sejak pertemuan kami di jeju. Aku bersusah payah melupakannya, tapi yang muncul malah perasaan ingin kembali bersamanya.

PICTURE OF LOVE : my picture is always you. [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang