Tok tok tok
"Masuk" jawab bangchan oppa dari dalam kamarnya. Malam ini, setelah tidur siang seharian aku memutuskan untuk menemuinya, aku sudah mandi setelah bangun tadi.
Aku membuka pintunya dan masuk ke dalam kamar bangchan oppa.
"Tutup pintunya ryu, oppa sedang fokus melihat laporan perusahaan appa" ucap bangchan oppa yang masih tetap fokus menatap layar komputernya.
Aku menutup pintu, memutuskan untuk duduk di salah satu sudut kasur dan memandang bangchan oppa.
"Sebentar lagi selesai, tunggu" aku tersenyum mendengar ucapannya, padahal aku tidak masalah jika harus menunggu.
Aku memperhatikan keadaan kamar oppaku ini. Tidak terlalu rapi, tapi masih nyaman untuk di pakai tidur. Koper besar di pojok ruangan juga terlihat belum di rapikan, ada beberapa baju yang mencuat keluar. Aku tersenyum mengejek karena oppaku ini masih tetap sama, malas merapikan sesuatu. Kita tunggu saja sampai eomma masuk ke kamar ini dan berteriak karena melihat kamar yang berantakan.
"Perusahaan oppa sepertinya sedang bekerja sama dengan perusahaan temanmu. Dia sepertinya sedang membangun sebuah yayasan atau panti asuhan" jelas oppa yang berjalan kearahku.
Appa memang memiliki perusahaan kontruksi yang biasa menangani banyak sekali proyek pembangunan.
"Siapa?" tanyaku bingung.
"Renjun, dia membangun sebuah yayasan di kota Asan, sebentar lagi proyeknya selesai mungkin mereka akan mengadakan pembukaan yayasannya, kau bisa meliput itu" ucap bangchan oppa diiringi nada bercandanya yang khas jika sedang bicara padaku.
"Ayolah oppa, jangan mengejek pekerjaanku terus" ucapku malas jika harus berdebat dengannya lagi.
"Baiklah, lupakan tentang proyek, jadi kau benar-benar tidak memberiku oleh-oleh dari perjalananmu ke jeju?" tanya bangchan oppa yang membuka lemari kecil di samping kasur.
"Aku tidak tau kalau oppa akan pulang, lain kali aku pasti belikan." jawabku meraih totebag dari bangchan oppa.
Aku membukanya dan menemukan jacket berbulu berwarna biru. "Wah ini lumayan juga" ucapku tersenyum mendapati jaket yang berbahan halus.
"Sebentar lagi kan musim dingin, kau bisa memakainya jika harus bekerja di luar ruangan" aku memeluk bangchan oppa, "terima kasih oppa".
Aku melipatnya rapi dan memasukkannya lagi ke dalam totebag "aku akan memakainya nanti" ucapku tersenyum.
"Senang sekali bisa melihat adik oppa tersenyum lagi seperti ini" ucap bangchan oppa mengacak rambutku, mukaku kembali masam mengingat pertemuanku dengan jaemin di jeju kemarin.
"Hai ada apa? Apa ada masalah, kau bisa ceritakan dengan oppa, oppa akan membantu sebisa oppa" tangannya meraih tanganku membuatku memandangnya dan ingin menangis.
"Hai apa masalah serius? Beomgyu menyakitimu?" nada bicaranya kini terdengar panik.
"Tidak oppa" aku menggeleng "ini masalah lain, tapi aku takut oppa marah jika mendengar ini" jawanku lirih.
"Ada apa? Kau bisa ceritakan semua pada oppa. Oppamu ini pasti akan mendengarkanmu" ucapnya. Biarpun kami saling menjahili satu sama lain, tapi oppa adalah orang pertama yang akan maju jika ada seseorang yang membuatku menangis.
"Janji tidak akan marah" ucapku, bangchan oppa mengangguk tanda setuju.
Aku menarik nafas dalam dan menghembuskannya kasar, aku bersiap untuk cerita sekarang.
"Dia kembali oppa, aku bertemu dengannya di jeju kemarin" ucapku sedikit takut kalau ternyata bangchan oppa akan marah.
"Dia sudah kembali?" ucapnya santai. Aku bingung menatapnya, aku kira oppa akan marah dan merutuki jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
PICTURE OF LOVE : my picture is always you. [End]
Fiksi PenggemarSeperti ikatan tali sepatu yang melonggar, Kita semakin menjauh. Kebalikan dari cinta bukanlah perpisahan, Tetapi sikap yang saling acuh. Story of Jaemin & Ryujin Amour's sequel