Aku mengeratkan jaket tebal yang aku kenakan, udara dingin semakin menusuk kulit saat angin musim dingin berhembus menyambutku di jeju. Tidak banyak orang yang berlalu lalang karena musim liburan sudah berlalu.
"Oppa"
Bangchan oppa membenarkan ransel yang hampir merosot dari pundaknya.
"Kau kedinginan?" tangannya mengusap lembut kepalaku, aku mengangguk.
"Kau mau langsung menemuinya atau kita pergi ke penginapan dulu?" tanya bangchan oppa padaku.
Flashback...
"Kau baik-baik saja?" tanya lelaki yang tadi datang bersama bangchan oppa. Kini aku mendudukkan diriku di ruang tamu. Bangchan oppa duduk di sampingku memandangiku dan lelaki itu bergantian.
"Oppa akan memberi waktu kalian bicara" ucap bangchan oppa lalu pergi.
Hanya keheningan yang tercipta sekarang, aku tidak bisa mengucapkan sepatah katapun, lidahku kelu.
"Kau tidak mengatakan apapun padaku?" tanya beomgyu mengusir kecanggungan kami berdua.
Aku tertunduk, "maaf" jawabku lirih.
Beomgyu menghembuskan nafas pelan, "bangchan hyung mengatakan semuanya padaku" ucap beomgyu tenang membuatku mengangkat wajahku menatapnya. Aku dapat melihat kekecewaan tergambar jelas di wajahnya.
"Gyu"
"Oppamu tidak memintaku untuk menjauhimu" ucapnya lagi, rahangnya mengeras menahan amarah. "Tapi aku merasa kecewa padamu" ucapnya.
"Maafkan aku gyu" aku sadar telah membuatnya kecewa. Tidak, bukan karena dia tahu dari orang lain, tapi aku merasa tidak ada inisiatif dariku untuk terbuka padanya.
"Kau masih mencintainya?" tanya beomgyu membuatku terdiam. Aku tidak bisa menjawab pertanyaannya ini, aku bahkan bingung dengan perasaanku sekarang.
"Baiklah, aku mengerti. Seharusnya aku sadar akan sikapmu yang berubah setelah pulang dari jeju"
"Aku juga minta maaf karena sebagai kekasihmu aku banyak sekali kekurangan" aku mengeleng menyalahkan ucapannya "kau boleh bersamanya jika kau mau, mulai hari ini kita hanya akan menjadi rekan sesama profesi. Bukan berarti aku bisa memaafkanmu ryujin, asalkan kita tidak bertemu lagi, aku bisa menganggapmu tidak ada" air mataku mengalir melihatnya pergi dari hadapanku sekarang.
Satu bulan setelah kejadian itu aku habiskan di dalam kamar, merenungkan tentang sikapku selama ini. Berusaha memahami hatiku yang kacau. Beomgyu benar-benar tidak ingin melihatku lagi, dia bahkan tidak bisa dihubungi. Nomorku semua diblokir.
Appa, eomma dan bangchan oppa mencoba menghiburku agar aku bisa tersenyum kembali.
Disinilah aku sekarang, pulau jeju. Bangchan oppa menemaniku untuk bertemu kembali dengan jaemin. Tidak, aku tidak mengharapkan dia kembali padaku, walaupun tidak bisa aku pungkiri bahwa namanya tidak pernah hilang dalam hati dan pikiranku. Aku akan meminta maaf padanya karena telah bersikap kasar padanya dulu.
"Kita langsung menemuinya saja agar kita bisa pulang besok" jawabku.
Bangchan oppa mengangguk dan mengendarai mobil yang disewanya menuju rumah jaemin. Bangchan oppa mendapatkannya dari haechan oppa.
Mobil yang berjalan terasa pelan, suasana jeju membuatku mengulang memori bersama jaemin saat bersama dulu.
"Kau suka sekali melamun, kalau tidak salah kita sudah sampai di rumah jaemin sekarang" ucap bangchan oppa membuyarkan lamunanku.
Di depan ada sebuah rumah sederhana yang dikelilingi banyak pepohonan. Jika sekarang musim semi, pasti akan terlihat Indah dengan bunga yang bermekaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
PICTURE OF LOVE : my picture is always you. [End]
FanfictionSeperti ikatan tali sepatu yang melonggar, Kita semakin menjauh. Kebalikan dari cinta bukanlah perpisahan, Tetapi sikap yang saling acuh. Story of Jaemin & Ryujin Amour's sequel