:yang tak terduga:

445 82 10
                                    


"Aku akan menunggumu sampai selesai."

Begitulah yang dikatakan pada Eunbi setelah ia dipanggil oleh Nayeon untuk melanjutkan pekerjaannya. Terkadang Eunbi mencuri-curi pandang pada sosok itu. Hampir dua tahun tidak melihat keberadaannya, ternyata tidak ada yang berubah darinya.

Parasnya tak lekang oleh usia, meskipun sudah menjadi seorang ibu. Senyumnya yang menenangkan, tatapannya yang meneduhkan selalu mampu membuat Eunbi merasa nyaman baik dulu mau pun sekarang. Jujur, Eunbi sangat merindukan mereka, sahabat-sahabatnya. Bagaimana pun juga mereka yang pernah menemani Eunbi dalam masa suka dan duka. Mereka yang bertahan, meskipun terkadang Eunbi bak anak kecil. Meskipun mereka melalui semuanya bersama, rasanya Eunbi tidak bisa berbagi untuk perbuatannya di masa itu. Eunbi takut.

Eunbi takut jika ia kembali ditinggalkan karena kesalahannya di masa lalu. Cukup melihat keluarganya dan Jungkook yang pergi. Ia lebih baik kehilangan nyawanya jika sahabat-sahabatnya juga meninggalkannya sendirian. Sebelum hal itu terjadi, ia memilih pergi. Menepi dari berbagai kemungkinan yang mampu merenggut kewarasannya.

Eunbi mengatur napas pelan. Dadanya kembali merasa sesak. Seperti ada tali yang mengikat kuat sampai Eunbi merasa kepayahan. Benar, ia belum bisa mencapai titik itu. Titik di mana ia bisa bebas dan lepas. Nyatanya, tali-tali itu masih membayanginya dan siap sedia untuk mengikatnya kembali kapan pun.

"Eunbi, lihat sini."

Jaehyun mengarahkan lensa kamera pada Eunbi. Tugasnya hari ini melakukan dokumentasi dan juga siaran langsung di Instagram. Saat melihat raut wajah Eunbi yang murung, Jaehyun menyuruhnya untuk tersenyum dengan ikut menyunggingkan senyumnya. Jaehyun tidak tahu apa yang terjadi pada Eunbi. Memang saat berangkat, Eunbi jelas lebih banyak melamun. Eunbi terlihat lebih baik saat sedang bekerja. Eunbi menikmati pekerjaannya. Namun, entah karena apa Eunbi kembali terlena ke pikirannya sendiri.

"Eunbi, tolong tunjukan karya hebatmu."

Eunbi tertawa karena mendengar tutur Jaehyun yang berlebihan---menurutnya. Ia pun melakukan beberapa pose dengan bunga-bunga yang sudah menjadi dekorasi. Jaehyun menarik Nayeon yang kebetulan lewat dan ikut berpose bersama Eunbi. Terakhir, Jaehyun bergabung dengan kedua temannya itu dan berswafoto bersama.

"Aku ingin melihat foto-fotonya."

Jaehyun langsung menyerahkan kamera pada Eunbi. Eunbi tersenyum melihat hasil-hasil potret Jaehyun. Tidak hanya Nayeon dan Eunbi, Jaehyun juga memotret sudut-sudut tempat ini dan rangkaian bunga-bunga mereka. Ah, tidak perlu diragukan lagi dengan bakat Jaehyun satu ini.

Cantik. Eunbi tidak menyangka melalui tangannya ini menghasilkan buket-buket bunga yang indah. Tidak pernah ada dalam rencana hidupnya, Eunbi bisa melakukan ini. Ia menjadi sedikit bangga kepada dirinya karena sudah melalui dan bertahan sampai saat ini.

Saat menemukan foto-fotonya di tepi pantai tadi, Eunbi langsung melihat Jaehyun. "Aku tidak tahu kapan kau foto ini."

Jaehyun mengabadikan momen itu dalam beberapa tangkapan gambar. Eunbi terlihat sangat cantik. Sangat. Tangan Jaehyun sangat gatal jika tidak mengabadikan Eunbi di kameranya. Pria itu hanya mengangkat bahu. "Kapan lagi kita ke pantai. Kita akan sibuk selama beberapa bulan ke depan."

Jaehyun memang enggan mengakui. Namun, ia tidak sepenuhnya berbohong. Pesanan mereka selama beberapa minggu ke depan sudah ada. Kedepannya mungkin mereka akan lebih sibuk dari ini.

"Awas saja jika tidak ada uang lembur."

Jaehyun hanya tertawa. Ia menahan diri untuk tidak mengusap rambut Eunbi yang terlihat menggemaskan. Kemudian mereka melanjutkan pekerjaan mereka yang sempat tertunda. Kemungkinan hari ini sudah selesai dan tengah malam sudah sampai di rumah.

Evanescent [Jungkook-Eunha]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang