Pria itu masih mengulas senyumnya. Lain halnya dengan Eunbi, masih tetap terdiam. Lalu otaknya tiba-tiba mengingat bagaimana pertemuannya dengan wanita tadi. Mungkin, mungkin pria itu sedang mengantar ibunya untuk berbelanja. Tapi, dari sekian banyak tempat belanja kenapa harus di sini? Kenapa harus sekarang?
“Hai,” sapanya katanya kemudian. Lalu matanya menangkap beberapa bungkus belanja yang menggantung pada tangan-tangan itu. “Eunha sudah selesai berbelanja?” Pertanyaan yang basa-basi karena ia tidak tahu bagaimana memulai. Keadaan kini sangat canggung. Apalagi perempuan di hadapannya tidak mengeluarkan suara sama sekali.
Masih tak ada jawaban. Eunwoo kembali berbicara. “Eunha mau Kakak antar? Sepertinya Eunha membutuhkan bantuan.”
Tidak. Eunbi tidak menyukai pria itu menyebut dirinya 'kakak' padahal mereka sebaya. Dulu sekali, Eunbi memang memanggilnya sebagai kakak karena sikap dewasa pria itu melebihi dirinya. Sama seperti dirinya yang dipanggil Eunha, pria itu juga sering dipanggil teman-temannya dengan sebutan 'kakak'. Segalanya, Eunbi menyesali. Juga pertemuan dan bagaimana mereka berteman dekat saat jenjang sekolah dulu.
Eunbi menggeleng seraya—memaksakan—senyum. Cara untuk menolak dengan sopan. “Kak Jungkook dalam perjalanan menjemput kami.”
Eunwoo mengangguk takzim. Ia pun melihat kehadiran sang bunda yang keluar dari supermarket. Melihat kehadirannya berada dekat Eunbi, wanita itu pun bergegas melangkah.
“Kalian sudah bertemu?” suara wanita itu terdengar antusias. Sementara, Eunbi semakin tersiksa di sini dan mengharapkan kehadiran Jungkook lebih cepat datang.
“Ibu sangat senang.” Kembali, wanita itu memamerkan deretan giginya. “Bagaimana kalau kita pulang bersama?”
Tentu saja Eunbi menolak dengan tegas. “Tidak perlu, Bu. Eunbi sudah menghubungi Jungkook untuk menjemput kami.”
Wanita itu mengernyit ketika mendengar nama asing. Melihat sang ibu bingung, Eunwoo menambahkan, “Eunha sudah menghubungi suaminya, Bu.”
“Ah, begitu.”
Eunbi melihat kedatangan Jungkook. Pria itu pun melihat sang istri dan sang ibu dengan orang asing. Jangan tanyakan keadaan Eunbi sekarang bagaimana. Ia memang berharap Jungkook datang lebih cepat, tetapi sebelum ibu dan anak ini berada di sini dan menyadari kehadirannya.
“Maaf, Kakak lama datangnya.”
Entah apa yang Jungkook lakukan sehingga membuat mereka menunggu lebih lama. Jika saja hasil belanjanya tidak terlalu banyak, Eunbi bisa pulang sendiri daripada menunggu Jungkook bersama dengan Eunwoo dan ibunya. Karena sungguh Eunbi sangat tersiksa sekarang.
Lalu Jungkook mengambil alih belanjaan yang dipegang oleh sang ibu. Ia pun menyapa sopan dengan dua orang asing.
“Jadi, ini suami Eunha?”
Ya, Tuhan. Kenapa wanita tua ini menjadi penyebab tensi darahnya naik?
Eunbi pun mengangguk. “Ibu, Eunwoo, ini Kak Jungkook suami Eunbi.” Dan Eunbi tidak tahu bagaimana Eunbi mengenalkan dua sosok itu.
Melihat Eunbi kesulitan, Eunwoo berkata, “Saya teman sekolah Eunha, maksudnya Eunbi.”
“Dan juga mereka punya kisah masa lalu bersama. Yang mungkin tidak bisa dilupakan. Bukankah kalian pernah menjadi sepasang kekasih?”
“Ibu!” teguran itu datang dari Eunwoo. Kemudian mereka pamit pulang terlebih dahulu. Menyisakan kejanggalan pada Jungkook. Jua pertanyaan-pertanyaan yang berputar dalam otak.
Eunbi tidak banyak bicara. Hal yang disadari oleh Jungkook selama perjalanan mereka pulang. Biasanya, Eunbi akan menceritakan banyak hal, termasuk pertengkarannya dengan sang ibu dalam memilih bahan makanan. Yang belakangan ini menurut Jungkook sangat menggemaskan.
![](https://img.wattpad.com/cover/189014238-288-k985753.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent [Jungkook-Eunha]
Fanfiction[On Going] Jung Eunbi, putri satu-satunya keluarga Jung. Cantik dan pintar menjadi nama tengahnya. Hidupnya merasa sempurna ketika tujuan terakhirnya tercapai, menikah dengan Jeon Jungkook. Namun, selalu ada kata 'tapi' di penghujung kata sempurna...