:merangkai:

400 68 17
                                    


Untuk menolak kehadiran Eunwoo, Eunbi rasa percuma saja. Eunwoo sangat keras kepala daripada yang dibayangkannya. Terkadang Eunbi berpikir apa Eunwoo tidak mempunyai kegiatan lain? Bagaimana bisa ia menyempatkan waktunya untuk mengantar dan menjemput Eunbi? Bahkan tak jarang pula menemaninya makan siang.

"Kau tidak pergi?" tanya Eunbi ketika melihat Eunwoo justru mengikutinya masuk ke toko.

"Kau mengusirku?" Eunwoo menatap Eunbi jenaka. Tiba-tiba ia ingin menggoda Eunbi, hanya saja sepertinya Eunbi belum terlalu nyaman dengannya. Meskipun Eunbi tidak menolak kehadirannya, kentara sekali Eunbi masih menjaga jarak dengannya. Baiklah, ia harus bersabar lagi. Tidak masalah.

"Aku ingin memesan buket bunga," kata Eunwoo kembali ketika tidak ada jawaban dari Eunbi. Perempuan itu sibuk menata dan menyusun barang-barang agar toko segera dibuka.

Setelah toko sudah siap dibuka, Eunbi pun menghampiri Eunwoo. Hari ini Nayeon izin untuk tidak masuk karena sang ibu masuk rumah sakit. Jaehyun? Jangan harap dia akan datang pagi.

"Buket bunga untuk siapa?"

"Ibu."

Eunbi terdiam sejenak. Terkejut, tentu saja. Entah mengapa panggilan itu masih saja mengusik Eunbi. Masih menjadi pengaruh dalam dirinya. Dengan cepat, ia berusaha menetralkan raut wajahnya dengan seulas senyum tipis.

"Boleh."

"Ibu ulang tahun hari ini. Aku tidak terlalu paham dengan seleranya. Jadi, aku serahkan pada Eunbi saja."

"Eunbi tidak yakin Ibu akan suka atau tidak." Sudah lama sekali Eunbi tidak bertemu dengan perempuan itu apalagi bercengkerama dengannya. Semenjak kejadian itu, semuanya berubah. Dunianya berubah. Bahkan sampai sekarang.

"Aku percaya pada Eunbi." Eunwoo tersenyum menenangkan. "Eunbi sudah terlihat seperti florist profesional sekarang. Anggap saja, aku seperti pelanggan Eunbi yang meminta bantuan untuk membahagiakan orang yang disayang."

Eunbi mengangguk. Lantas Eunwoo mengusap kepala Eunbi lembut. Eunwoo bukannya tidak menyadari adanya perubahan raut muka Eunbi. Baginya sangat mudah untuk membaca Eunbi, meskipun tidak mengatakan apa pun. "Aku akan mengambilnya saat pulang nanti. Dan maaf hari ini aku tidak menemanimu makan siang. Aku ada rapat dengan klien. Tidak apa-apa, 'kan?"

Eunbi kembali mengangguk tanpa mengatakan apa pun. Saat dirasa Eunbi tidak ingin berbicara lagi, Eunwoo memutuskan untuk pergi. Belum sempat kakinya menyentuh pintu, Eunbi memanggilnya. Eunwoo tersenyum ketika satu kalimat yang meluncur dari bibir Eunbi.

"Hati-hati."

Hatinya pun menghangat. Ia mengangguk dan kembali tersenyum. Langkahnya begitu ringan keluar dari toko bunga itu. Satu kalimat sederhana dari Eunbi yang berhasil mengawali harinya dengan indah. Semoga ini menjadi pertanda baik.

Ya, semoga.

*****

Hari ini ia hanya bekerja dengan Jaehyun. Ya, hanya berdua. Eunbi merasa ada yang aneh pada Jaehyun. Lelaki itu begitu tenang hari ini. Biasanya, Jaehyun akan berbicara hal apa saja. Setelah menyelesaikan beberapa pesanan, Jaehyun kembali fokus pada ponsel dan tabletnya.

Jam makan siang kali ini, Jaehyun tidak mengajak Eunbi untuk makan di luar. Sebelum-sebelumnya---sebelum Eunwoo datang ke kehidupan Eunbi, Jaehyun biasanya mengajak Eunbi keluar untuk mencari makan. Semua rekomendasi Jaehyun tidak pernah gagal. Jaehyun meminta maaf karena tidak bisa menemani Eunbi karena ada pekerjaan yang belum diselesaikan. Akhirnya, Eunbi membeli makan di luar dan makan bersama Jaehyun di toko.

Eunbi menjulurkan satu bungkus corn dog pada Jaehyun. Kebetulan tokonya baru buka beberapa hari lalu. Karena Eunwoo selalu mengajaknya ke restoran, Eunbi belum sempat mencobanya. "Aku belum melihatmu makan sama sekali hari ini."

Evanescent [Jungkook-Eunha]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang