→: klandestin :

896 135 48
                                    

Suasana hatinya secerah pagi ini. Setelah membersihkan badan, Eunbi bergegas ke luar kamar untuk membantu sang mertua. Biasanya sang ibu sudah bertempur di dapur, tetapi melihat Nyonya Jeon tak berada di dapur, Eunbi pun mencarinya ke kamar. Bisa saja, Nyonya Jeon bangun kesiangan. Sementara Jungkook masih terlelap dan sengaja Eunbi tak membangunkannya karena sekarang hari libur.

Dan mungkin juga karena kegiatan semalam yang menguras tenaga mereka. Sebab Jungkook melakukannya beberapa kali. Astaga mengingatnya kembali membuat Eunbi tersipu malu.

Senyum cerianya terukir ketika menemui presensi Nyonya Jeon di halaman rumah. Wanita yang memasuki usia senja sedang melakukan peregangan otot. Eunbi pun menghampirinya dengan berlari kecil.

“Ibu!” teriakan Eunbi mengejutkan Nyonya Jeon sehingga dengan refleks wanita itu memukul bahu sang menantu. “Ibu, sakit!” rajuknya kemudian.

Nyonya Jeon mengabaikan Eunbi dan melanjutkan kembali peregangan pada tangannya. Melihat itu, Eunbi mengerucutkan bibirnya dan secara sengaja ia pun mengikuti gerakan sang mertua.

“Kita masak apa hari ini, Bu?”

Beberapa hari ini, Nyonya Jeon mengajarkan Eunbi menu baru dan Eunbi menyukai itu. Kenapa pula Eunbi tidak pernah mencobanya dengan sang ibu? Pasti rasanya sangat menyenangkan.

“Hari ini Ibu tidak ingin memasak. Bagaimana kalau hari ini kita berlibur?”

“Eunbi setuju!” serunya. Bagi Eunbi, berlibur bukanlah ide yang buruk. Apalagi setelah pertengkarang hebat semalam. Baik Jungkook dan Eunbi pasti membutuhkan hiburan untuk melepaskan ketegangan mereka. Ya, meskipun semalam…, ah sudahlah. Tidak perlu diingat lagi.

“Tapi, Bu…,” Tangan kanan Eunbi ke arah atas dengan tubuh yang miring ke sisi yang berlawanan—persis seperti Nyonya Jeon. “Ibu ingin pergi ke mana?”

“Ke tempat yang bisa membagi kebahagiaan. Ibu sudah lama tidak ke sana.”

Eunbi mengerutkan kening, tak paham dengan perkataan sang ibu. Nyonya Jeon tersenyum melihat raut wajah Eunbi yang bingung. Kenapa pula Eunbi terlihat menggemaskan pagi ini?

“Sudah. Lebih baik Ibu mandi dulu dan bersiap. Kau bangunkan Jungkook dan bersiap. Jam sepuluh kalian harus sudah siap.”

“Laksanakan, Kapten!”

Sekali lagi, Nyonya Jeon tersenyum melihat aksi sang menantu yang ajaib. Lalu ia pun masuk ke rumah yang diekori oleh Eunbi.

“Ibu tidak ingin memberi tahu tujuan kita?”

Sebelum menjawab, Nyonya Jeon sudah masuk dalam kamar. Eunbi merutuk dalam hati dan ia pun menuju kamarnya untuk bersiap. Untung saja, ia baru melihat Jungkook selesai mandi. Astaga, aroma Jungkook benar-benar mengundangnya untuk memeluk pria itu.

Sembari mengambil handuk, Eunbi berkata, “Ibu ingin liburan hari ini.”

Melihat Eunbi yang tak berani kontak matanya, Jungkook mendekati Eunbi dan menghadapkan tubuh Eunbi ke arahnya. Tak ada jarak antara mereka selain hidung yang saling bersentuhan. Jungkook menatapnya begitu dalam, tanpa peduli ada yang sedang berdentum tiada hentinya.

“Ibu ingin pergi ke mana?”

Tatapan itu tak sedingin semalam, kini kembali hangat, seperti biasanya. Suaranya pun tak lagi berseru dengan nada tinggi, tetapi sudah melembut seperti sebelum-belumnya. Kak Jungkook-nya sudah kembali. Kedua ujung bibir Eunbi terangkat membentuk senyuman.

Mengingat jawaban yang harus ia berikan pada Jungkook, bibir Eunbi kembali merengut dan dahinya menggelembur. “Ke tempat yang bisa berbagi kebahagiaan?” katanya tak yakin. “Ibu bilang seperti itu tadi.”

Evanescent [Jungkook-Eunha]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang