Bagian 19

583 177 127
                                    

Selamat membaca🧡

Jangan lupa untuk vote, komen & share^^

Bagian 19 - LAKIK

"Tela, lo utang penjelasan sama kita," ucap Feyra dengan tatapan menyelidik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tela, lo utang penjelasan sama kita," ucap Feyra dengan tatapan menyelidik. Auristela yang sedang makan bakso dibuat bingung.

"Kali ini gue nggak nyolong pulpen lo kok." Gadis itu meringis pelan, matilah ia sudah ketahuan suka nyipet pulpen Feyra. Auristela berjanji pulang dari kantin ia akan mengembalikan pulpen Feyra yang ia cipet dan sudah terkumpul sekitar satu kotak pensil.

Feyra melotot. "OH JADI SELAMA INI YANG SUKA NYIPET PULPEN GUE ITU ELO?!" berang Feyra ancang-ancang ingin menghajar Auristela, tapi ditahan oleh Selena. "Takbir Fey," ucap Selena menenangkan.

Feyra menghela nafas berusaha tenang. "Lupain masalah pulpen, ini masalah lo sama Owen."

Iva membekap mulut dramatis. "Tela, gue nggak nyangka lo sama Owen udah menjalin hubungan gelap dibelakang kita."

Auristela menggaruk kepala dengan tampang cengo. Ini pada ngomongin apaan dah?

"Lo jadian sama Owen?" selidik Feyra membuat Auristela tersedak kuah bakso. Gadis itu segera menyangkal, "Kaga lah! Yakali."

"Terus tadi kenapa berduaan di perpus?"

Auristela nyengir, menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Hilaf."

Jujurly Auristela memang hilaf, gadis itu tidak sadar kalau ia dengan nyaman sudah bersandar di bahu Owen. Sebelum teriakan melengking dari Feyra membuat ia sadar dan langsung mendorong Owen sampai cowok itu jatuh mencium lantai. Feyra masih tak terima kalau Auristela dekat dengan cowok muka tembok seperti Owen.

"Pokoknya gue nggak setuju lo sama Owen," tegas Feyra.

Iva mengernyit. "Kenapa?"

Feyra mendengus. "Itu cowok freak banget asli. Tiap hari kerjaannya cuma main game sama nonton anime, hidupnya datar banget sedatar dada lo." Feyra tentu tahu semuanya tentang Owen karena mereka tetanggaan, apalagi semenjak Auristela ripuh mengejar-ngejar Owen.

Auristela langsung menatap Feyra dengan penuh kemusuhan. Apa maksud pakai bawa-bawa dadanya yang datar? Auristela tak terima. "By one aja kita pantek!"

Gapapa puas-puasin hina gue, sebelum nyawa lo gue bikin hidup segan mati pun tak mau, dumal Auristela dalam hati.

Selena menaruh jari telunjuknya didepan bibir. "Bisa diem nggak? Dari tadi kita diliatin orang-orang," kata Selena sambil menatap sekitar. Memang benar, saat ini kantin sedang ramai-ramainya, jadi tak heran kalau sekarang mereka jadi pusat perhatian. Apalagi ketika netranya menatap kearah gerombolan cowok anak Otomasi Industri yang duduk dipojok kantin. "Gue sih nggak mau geer, tapi gerombolan cowok itu dari tadi natap kesini terus, kenapa ya? Apakah gue terlalu kelihatan cantika mantuliti?"

Theatrical Love ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang