Bagian 20

564 168 157
                                    

Selamat membaca🧡

Jangan lupa untuk vote, komen dan share!

Bagian 20 - Kebenaran

Akhir pekan telah tiba, yang artinya keluarga Owen akan datang ke rumah Auristela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhir pekan telah tiba, yang artinya keluarga Owen akan datang ke rumah Auristela.

Awalnya Owen tidak mengerti kenapa mami mau berkunjung ke rumah seorang kontraktor yang mengurus pembangunan rumahnya, tapi saat mami menjelaskan kalau istri kontraktor tersebut salah paham dan mengira kalau mami adalah selingkuhannya. Owen sempat menggeleng tak habis thinking dengan istri kontraktor yang mempunyai pemikiran pendek seperti itu.

Owen tak tahu saja kalau istri kontraktor yang dimaksud adalah mama Auristela alias calon mama mertua.

Wadidaw.

Awalnya Owen tidak mau ikut dan memilih untuk menonton anime saja dirumah. Tapi karena setelah berkunjung kerumah sang kontraktor mereka akan berkunjung ke rumah neneknya, mau tak mau Owen harus ikut sebelum didamprat oleh papinya.

Tepat pukul dua siang, Owen sekeluarga sampai di sebuah rumah minimalis. Owen mengernyit, merasa tak asing dengan rumah didepannya, ini kan rumah Auristela. Sebelum turun dari mobil, Owen sempat memperhatikan penampilannya terlebih dahulu. Owen pernah searching di google cara menarik perhatian wanita dan muncul salah satunya adalah berpenampilan rapih. Tentu Owen tidak mau kalah saing bos! Apalagi kalau dibandingkan dengan penampilan urakan milik Gentala. Nggak dulu deh.

Setelah turun dari mobil, Owen sekeluarga memberi salam dan mendapat sambutan kecil dari sangat tuan rumah.
"Loh? Kamu kan teman Owen? Em.. Auristela ya?" Mami Owen— Wilma, keheranan ketika melihat Auristela berdiri didepan pintu bersama dua orang dewasa dibelakangnya. Gadis itu nyengir sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

"Silahkan masuk Pak, Bu, " ucap Shani dengan ramah mempersilahkan tamunya masuk.

Kini dua keluarga itu sudah duduk di sofa saling berhadapan. Kernyitan di dahi Owen tercetak jelas, tanda bahwa ia tidak mengerti dengan situasi ini. Owen terus menatap Auristela yang duduk berhadapan dengannya, sedangkan gadis itu sesekali melirik Owen dengan kikuk.

Kenapa si muka tembok ikut sih!

Shani berdeham. "Sebelumnya saya minta maaf sudah merepotkan Bapak dan Ibu untuk bisa datang kesini."

Papi Owen yang bernama Tirtabyakta mengangguk maklum dengan wajah datar. Sejenak Auristela langsung teringat kata-kata mami Owen yang bilang kalau Owen itu sangat mirip dengan papinya. Auristela mengangguk samar, "Semuanya mirip, kecuali mata. Si Owen matanya beler banget kayak orang tujuh hari tujuh malem kaga tidur. Oh iya, dia kan wibu," gumam Auristela melirik Owen dan papinya bergantian.

Theatrical Love ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang