.
.
.
.Hari ini winter pulang lebih awal dari biasanya karena winter masuk siang di cafe. Dia pulang ke kost walaupun tidak bagus kost lain. Kost ini punya banyak kenangan, padahal winter cuma satu hari tidak pulang rasanya rindu suasananya.
Terdengar suara bel gerbang yang berbunyi sendari tadi winter yang tadi asik dengan leptop nya menyalin absen OSIS kini dia harus di tinggalkan lagi.
"Siapa?" Winter berdiri depan kostan nya melihat wanita paruh baya depan gerbang dengan posisi membelakangi sedangkan kedua tangan memeluk dirinya sendiri. Wanita itu menengok kearahnya setelah mendengar suara yang jarang dia temui. Dia Rosella yang biasa di panggil rosa mama kandung winter.
Winter menghampiri rosa di depan gerbang sana ini sosok yang ia rindukan sudah lama tidak berjumpa namun rasa itu winter selalu tepis jauh-jauh dalam dirinya. Ada apa dengan mama-nya sampai menghampiri dirinya dengan mimik wajah yang sedih sulit diartikan tercetak disana, membuat winter keheranan
Winter membuka gerbang mengajak rosa masuk ke dalam kostan nya. Tidak enak juga tidak sopan ngobrol di luar, walaupun tidak penting sekalipun.
"Winter, mama kangen." Ucapnya memeluk winter erat namun winter tidak membalasnya. Gadis itu hanya membisikkan sesuatu pas di telinga rosa yange membuat rosa meneteskan air mata
Rosa memeluk winter setelah sekian lama.
Pemilik bahu ini yang mengajarkan winter segalanya juga isi dunia beserta orang-orang yang bermuka dua."Aku pikir mama udah lupa" Ucap winter pelan. Ia berusaha tidak ikut menangis, karena yang butuh sandaran adalah mamanya masa winter ikut menangis.
"Winter maaf, maafin mama." Tangis rosa pecah sekarang juga, dia telah menyia-nyiakan anak semata wayangnya dan dia malah mengurus anak pungut nya yang sekarang tengah berbaring lemah di brankar rumah sakit.
"Aku ga pernah marah sama siapapun. Aku cuma kecewa." Ucap winter melepaskan pelukan dari mamanya agar bisa memandang wajah mamanya yang sudah lama tidak dia lihat. Rosa merasa sangat bersalah saat itu juga. Winter terlalu baik harusnya dia marah, harusnya dia memberontak tapi kenapa gadis ini malah sebaliknya? Terbuat dari apa hatinya?
"Pulang ya. Pelase win mama mohon." Ucap Rosa memohon winter menaikan halisnya sebelah ada apa dengan mamanya yang tiba-tiba seperti ini?
"Why. winter udah seneng disini. Kenapa mama baru sekarang datengnya?"
"Mama sadar mama salah. Sekarang mama minta tolong, mama gatau harus kemana lagi."
"Why, what does it have to with yeji? " Ucapan winter membuat rosa tak berhenti menangis. Winter tidak tahu kenapa juga ada apa memang belakangan gadis ini sedang tidak mencampuri keluarganya jadi dia tidak tau apa yang terjadi
"Dia butuh pendonor darah. Sedangkan kamu sama dia golongan darah sama." Ucap rosa, winter diam jadi karena ini rose sampai mohon-mohon kepadanya
"Mama mohon." Ucap rosa bersimpuh di hadapan winter, winter membantu rosa berdiri. Ini kelemahan winter melihat mamanya menangis tanpa henti.
"Ma, mama samperin aku cuma gara-gara yeji?" Tanya winter, rosa diam lalu meraih tangan winter yang terasa dingin itu
"Tapi mama juga kangen. Kamu ga pernah pulang ke rumah." Ucapnya menyekat bekas air mata di wajahnya
"Karena itu emang udah bukan tempat aku."
"Winter mama mohon sama kamu kali ini aja." Mohon rosa lagi-lagi winter tidak tahan meluapkan emosi yang sendari tadi dia tahan
"Ya, bawa aku kesana. Tapi aku gamau pulang." Ucap winter membuat rosa mengangguk. Winter tidak mau bertemu papanya. Itu alasan pertama.
Selebihnya nanti kita bicarakan.