Seseorang akan menangis bila menceritakan tepat pada orang yang pas
"Lo ada di sini?" Salah satu di antara dua remaja lawan jenis itu kaget. Akibat bahu saling bertubrukan membuat keduanya mengalihkan pandangan untuk melihat siapa yang baru saja menabraknya. Ternyata mereka saling kenal membuat gadis di hadapan ya membuang nafas kasar mungkin dia bosan karena selalu bertemu denganya. Dimana dia berada pasti ada cowok ini. Ya dua remaja itu winter dan jaemin
Jaemin yang berada di hadapan winter tersenyum senang "Beneran penguntit ternyata. Kan udah gue bilang nanti di jemput." Ucapnya. Winter menyerengitkan dahi
"Siapa juga yang ikutin lo! " Ucap winter tidak terima jelas-jelas ini hanya kebetulan. Jaemin berdecih pelan. Jangan lupa winter itu gengsi tingkat angkut
"Terus kenapa bisa ada disini?" Tanyanya menaikan satu alis. Winter menggeleng kepalanya demi apapun baru pertama kali winter menemukan cowok yang seperti jaemin. Ya memang sih yang seperti jaemin hanya satu
"Terus lo juga kenapa ada di sini?" Tanya winter balik kepada jaemin cowok itu memegang belakang kepalanya lalu berjalan meninggalkan winter sambil melontarkan kata kepadanya
"Sejak kapan winter jadi kepo?" Ucapnya. Winter yang juga sama satu arah dengan jaemin dia nutur dari belakang tanpa mau bejalan sejajar dengan jaemin
"Najis banget." Umpat winter jaemin yang tidak jauh dari winter terkekeh manis. Lalu berhenti menunggu winter agar jalan bersampingan. Jujur jaemin menahan ribuan pertanyaan di benaknya mengapa bisa gadis ini berada rumah sakit. Tapi mana mungkin winter memberi tahu gadis ini sulit di ajak bicara paling kebetulan ada topik saja.
"Awww" Ringgis jaemin winter melihat sekilas tangan cowok itu memegang kepalanya terus
"Drama banget lo" Ucap winter tidak peduli jaemin menengok kearahnya lalu menghadang langkah winter agar gadis itu berhenti
"Tau aja gua drama, padahal mau caper"
"Gila"
"Karena mu"
Jaemin juga winter sudah sampai di parkiran. Namun winter terus berjalan ke luar meninggalkan jaemin yang sudah berdiri di depan mobilnya.
"Mau kemana si?" Tanya jaemin.
"Taksi." Ucapnya. Jaemin mengejar winter yang sudah berdiri di pinggir jalan raya lalu menarik tangan gadis itu yang di tolak mentah-mentah
"Jangan buang-buang duit winter, lo kerja itu buat nabung bikin capek juga. Cepet naik mobil gue." Ucap jaemin sedikit meninggikan suaranya. Lagipula jaemin khawatir ini sudah hampir malam walaupun masih jam tujuh, jaemin takut. Ya jaemin itu terlalu berlarut dalam masalalu umpat saja dia agar sadar!
"Gamau" Tolak winter melepaskan tangannya dari genggaman jaemin. Jaemin berdecak pinggang
"Suka di paksa ya?" Ucap cowok itu. Winter berdecih pelan