Hai apa kabar, semoga selalu sehat
Kangen banget dapet notif vote dari kalianTetep suka sama otnj. Terimakasih udah serame ini. Dan maaf juga tidak seperti dulu yang tiap minggu bisa beberapa kali update, biasa sibuk halu
Sorry gaisee
Awali dulu dengan yang manis-manis sebelum menggila dengan kelakuan yeji
Citra prasada. Kalian ingat nama ini? Iya dimana kejadian winter dan yeji beradu nasib. Jelas di antara mereka tidak ada yang di untungkan, yeji masih berdiri kokoh dengan rasa iri dengki terhadap winter. Ntah apa yang terjadi dengan gadis itu sampai ingin melenyapkan segalanya yang menghalangi jalan untuk menghancurkan hidup winter.
Kali ini bukan adik tiri dari seorang yeji yang menginjakan kaki disini. Melainkan sang mantan kekasih, winwin. Remaja yang patut di bilang beruntung bisa mendapatkan hati adik sekaligus kakanya. Bodohnya winwin menyia-nyiakan keduanya.
Haruskah saya membuat filosofi hidup winwin? Sepertinya tidak usah terlalu amat di sayangkan.
Winwin berjalan selama koridor di rumah sakit seiring mulut yang sendari-tadi mengikuti irama lagu lewat erphonenya, hari ini pertama kali Winwin menengok yeji, iya yeji sakit gagal ginjal akut baru beberapa hari pulang tetapi ia harus kembali dirawat lagi.
Salah satu tangan membawa buket bunga. Senyum di bibirnya tak lelah melengkung ke atas. Dia berhenti melangkah dimana ruangan yeji di rawat sudah ada di hadapannya, sepi, sangat sepi rupanya hanya ada yeji seorang diri disana. Orang tuanya sibuk mencari pendonor ginjal begitupun dia ikut mencari.
Knop pintu ruang rawat di buka perlahan sambil melihat sekitar di dalam tidak ada tanda-tanda kehidupan disana. Sampai pintu kaca terbuka lebar kakinya mulai melangkah masuk menyusuri ruangan ini. Satu yang tidak ada disana yaitu yeji, dimana gadis satu ini?
"HWANG YEJI!" Entah ini teriakan kangen atau kaget yang berlebihan sampai membuat jantungnya terasa ingin copot. Kedua pupil matanya melihat gadis yang berdiri di pembatasan bangunan demi apapun dia tidak mau melihat kejadian ini lagi yang ke sekian kalinya.
Buket bunga yang ada di genggamannya jatuh ke lantai sampai berserakan. Winwin lari menarik pergelangan tangan yeji yang menahan tubuhnya mungkin sedikit lagi yeji akan melakukan bunuh diri jika tidak ada Winwin disini.
Tubuh yeji juga Winwin saling bertabrakan membuat keduanya berhamburan ke lantai saking kuatnya menarik. Yeji segera bangun begitupun Winwin. Sebenarnya dia ingin memeluk tapi rasa gengsi lebih besar.
"Brengsek!" Kata yeji yang mampu mewakili semua rasa yang ada di hatinya. Badan yang bergetar hebat wajah pucat rambut yang sudah tidak beraturan. Apa gadis ini benar-benar ingin mengakhiri hidupnya padahal balas dendam belum sepenuhnya berjalan?
"Lo apa-apaan si?" Ucapnya memegang kedua bahu yeji dengan kuat. Lalu memeluk di dekapannya untuk membuat yeji lebih tenang.
"Lepasin win." Ucapnya mendorong dada winwin, namun winwin terus mendekap badan mungil yeji.
"Pergi. PERGI GUE BILANG PERGI WIN. GAADA YANG PEDULIIN GUE, BUAT APA LO KESINI BIARIN GUE MATI." Ucap yeji sedikit bergetar dia terus memberontak sampai winwin melepaskan pelukanya, yeji melangkah mundur sampai bahunya membentur dinding. Winwin yang melihat itu tidak jadi kasihan. Dia berdecih pelan.
"GA MALU LO NGOMONG GITU?! HAH GA MALU LO SAMA WINTER?" Kata winwin ikut dengan nada yang setara dengan yeji. Dia muak lihat yeji yang seperti ini terus hidup di hantui dendam apa dia tidak lelah?
"DIA, DIa yang bikin gue kaya gini." Ucap yeji tak habis pikir, winwin hanya tersenyum entah arti senyum itu apa. Winwin melangkahkan kakinya mendekat ke arah yeji dan berdiri di hadapan yeji sambil salah satu tangan mengusap surai rambutnya