Langkahnya yang tak tau harus mengarah kemana disini dia berdiri di atas jembatan yang penuh kenangan hanya tinggal membekas di hati. Cuaca di sore hari sangat sejuk yang dia rasakan hanyalah hampa terasa ada yang hilang sebagian dari dalam dirinya. Bagaikan di tinggal pujaan hati cinta pertamanya hilang di telan bumi. Tapi bukankah nyatanya seperti itu?. Ternyata Tuhan lebih mencintai gadisnya
Dia melangkah tak sesuai arah. Ucapan gadis itu yang masih terngiang dalam benaknya membuatnya rasa ingin berhenti mengejar juga menghilangkan khayalan, hidup bersama. Aneh iya dia adalah na jaemin remaja dengan sejuta pertanyaan yang ada di benaknya namun dia hanya diam memendam sampai rasa itu hilang sendiri di jawab oleh kenyataan.
Kalau di suruh memilih antara hidup dan mati ataupun cinta. Cinta saja tidak cukup untuk hidup dan sumber cinta itu sudah di telan bumi. Hidup? Hidup seperti ini bukankah sama saja seperti menyiksa diri?, mati itu takdir dan di atur oleh yang kuasa jika mati di takdirkan bertemu masalalu nya dia ingin mengakhiri sekarang juga. Namun dia urungkan, gadis itu alasannya juga.
Panggil saja si aneh jaemin. Yang pernah bilang hidup tinggal hirup udara. Soal cinta bukanya itu sudah ada yang ngatur. Jangan pernah di buat ribet. Sekarang mari kita tertawakan dia. Nyatanya bukan seperti yang ada di katanya barusan. Rumit satu kata itu yang mewakili.
"Huftttt" Jaemin menghembuskan nafas kasar di berdiri di pinggir jembatan melihat sungai yang mengalir dengan damai angin yang menerpa wajahnya membuat jidat yang selalu ditutupi rambut terpana.
"Self healing itu perlu." Kata jaemin menengok ke arah seseorang dia winter yang juga ikut bersamanya ke sini. Winter sama seperti jaemin menikmati angin yang lumayan sejuk di sore hari. Dia juga menengok ke arah jaemin lalu kembali pada pandangan awalnya.
"Sering kesini." Tanyanya jaemin hanya membalas dengan gelengngan kepala. Lalu menatap lurus kedepan dengan tatapan damainya.
"Jangan pernah mendem perasaan sendiri." Kata jaemin dia melirik sekilas membuat lamunan winter buyar seketika mendengar suara deep milik jaemin
"Selagi gue masih bisa. Kenapa engga." Jawabnya, jaemin terkekeh manis. Ini kata yang dulu pernah dia lontarkan ke seseorang, seolah cerita ia juga gadis ini hampir sama.
"Engga baik." Ucap jaemin winter membalikan badan menjadi menghadap jaemin yang tadinya melihat lurus ke depan memelihatkan banyak perahu yang lewat di bawah sana. Mata teduh jaemin membuatnya nyaman. Mata itu rupanya banyak menyimpan beban terlihat dari halis juga kelopak mata yang terasa lelah. Winter merasakan itu semua setelah menatap wajah jaemin.
"Gue bakal curahin di sesuatu tempat." Ucapnya jaemin diam sebentar samapai sesuatu yang menjanggal di benaknya kali ini mendapatkan jawaban langsung bukan kenyataan tau semesta yang menjawab.
"Aquila?" Ucap jaemin seketika angin berhenti melewatinya juga gadis di hadapannya ini diam sementara matanya tidak bisa bohong. Kaget
"Itu bukan menyurahkan. Tapi lebih ngasih solusi ke orang lain. Tanpa orang lain tau lo juga punya masalah,cerita lo lebih rumit." Ucap jaemin membuat dia diam Seribu kata. Lalu dia melangkah pergi meninggalkan jaemin disana dengan langkah yang pelan seolah meresapi rasa di hatinya di setiap langkah.
"Pulang." Ucapnya jaemin baru ikut melangkah pergi menyusul gadisnya itu. Lalu salah satu tanganya menggandeng badan mungil winter berjalan bersama menuju mobil jaemin yang terparkir di depan sana.
"Suka banget gantung cerita."
"Kerjaan lo."
"Makan dulu. Baru gue anterin pulang."
"Gue harus ke cafe."
"Lo belum makan, nanti sakit. Oh ya, kalo bisa gue mau lo berhenti kerja. Tapi itu jalan yang lo pilih dan gue bukan siapa-siapa lo. Gue ga berhak ngatur." Kata jaemin sambil membuka pintu mobil untuk winter. Winter hanya memunggutkan kepalanya pelan
"Lo terlalu berlarut dalam masa lalu." Ucap winter pelan tapi jaemin masih bisa dengar
"Maybe." Ucap jaemin bukanya mau mengakhiri tetapi winter lebih memilih diam. Keduanya lalu sibuk dengan fikiran masing-masing.
*
"Dari mana aje anying cape nunggu jaemin kaya nunggu jodoh." Serobot renjun yang sudah muak rebahan di bangku kayu itu membuat pundaknya terasa sakit dan pegal.
"Lagian ngapain nunggu jaemin?" Tanya Chenle yang asik dengan handphonenya seperti tengah bermain game.
Tidak lama mobil civic putih itu terparkir membuat mereka saling pandang siapa yang baru saja datang? Jaemin muncul dari balik pintu mobil civic itu dengan senyum biasanya tipis. Membuat semua remaja ingin menaboknya
"Totalin aja chan semua." Ucap jaemin tanpa babibu haechan hanya melongo meresapi semua kata yang baru saja jaemin ucapkan segampang itu?.
Oh ya sebenarnya motor vespa haechan rusak gara-gara jaemin kemarin nganterin adeknya pulang kejadiannya saat jaemin sudah mengantarkan adeknya haechan samapai rumah. katanya ada yang menabraknya dari samping membuat kecelakaan kecil jaemin cuma jatuh ke aspal yang bikin benturan keras di kepalanya sampe bocor sedikit iya cuma sedikit tapi bikin jaemin pusing tujuh keliling. Sementara motor haechan penuh baret dimana-mana yang membuat kaca spion pecah jujur haechan sangat kasihan juga meminta maaf berkali-kali ke jaemin karena dia menyuruh jaemin jemput adeknya malah terjadi yang tidak-tidak. Soal motor itu kemauan jaemin sendiri yang maksa haechan biar di ganti yang baretnya tadinya jaemin malah mau ganti motor baru tapi haechan tidak mau. Yasudah.
Haechan terlahir keluarga yang sederhana berbeda dari temanya yang lain. Kejadian kemarin soal jaemin menjemput adeknya haechan. dia tidak bisa menjemput karena kerjaan banyak di bengkel. Iya haechan kerja di bengkel milik kangmon jadi montir kadang-kadang jadi barista haechan itu bisa jadi apa aja anaknya ceria gampang bergabung dengan anak baru semua orang suka bila berteman dengannya karena asik. Siapa sih yang tidak suka haechan . Kadang temannya bingung apa yang haechan tidak bisa?
"Jaemin datang bau duitnya sampe menyeruak menyerbak ke indra penciuman gue." Kata Jeno sambil terkekeh jaemin cuma menggaruk kepalanya tidak gatal
"Lebay. Masih ada bos chenle." Kata Renjun lagi membuat mereka tertawa kecuali chenle juga jaemin yang cuma senyum biasa.
"Aenjeaye."
"Jaemin thanks ye."
"Santuy chan."
Tbc.
Makin kesini makin dikit iya ga si?
Menurut kalian gimana lanjut jangan?Tapi tenang aku bawa cerita baru special deh nanti bakalan ada pasangan gemoyy coba tebak siapa?
yang kalo nyanyi kata haechan mulutnya kebuka semua biar suaranya bagus?!
Yok tebak kalau ada yang bilang bener aku up nanti malem special malam minggu ahaha