02

372 42 14
                                    


Jungmo ngeliatin Sunwoo yang keknya ga nafsu banget makan bakso.

"Kenapa?",tanya Jungmo heran,perasaan Sunwoo suka sekali dengan bakso by mang Ujang ini.

Kok tiba-tiba jadi malah keliatan ga nafsu gini?,ada apa dengan dua sahabatnya ini.

Yang pertama Eric,dan yang kedua Sunwoo.

Sunwoo menoleh kearah Jungmo kemudian menggeleng.

"Ga ada,gue cuma kepikiran sesuatu", ucapnya sembari menyuap bakso yang telah ia potong kecil-kecil.

Chanhee menggeleng,"ada apa sih kalian ini hahah,sama sama aneh", ucapnya sembari membuka plastik kerupuk kulit yang tersedia.

"Tau nih, mungkin Sunwoo kepikiran Eric, lagian kalian tuh aneh banget,pas bareng malah berantem,pas pisah malah saling kepikiran", imbuh Jungmo yang langsung dibalas dengan ciuman sayang dari sebuah sendok yang dilemparkan oleh Sunwoo.

"Ya saja", ucap Sunwoo singkat.

.

"WOY ERIC, DIRUMAH GAK?",teriak seseorang dari luar rumah Eric.

Mau tidak mau,Eric harus membukakan pintu untuk orang tersebut.

"GA ADA, ERIC LAGI SIMULASI JADI IKAN KOI",sahut Eric sembari membuka pintunya.

Eric cuma buka pintunya dikit doang,kemudian mengeluarkan kepalanya untuk melihat siapa yang mengganggu ketentraman rumahnya.

Oh,Si Hyunjin,Ardivano Hyunjin Rajendra.

"Ganggu banget sih lu ardi,gue lagi mau mimpi indah", protes Eric tak suka.

Ya namanya juga protes,pasti ga suka lah.

Hyunjin tersenyum miring,"taruhan?,gue yakin lu lagi stres lagi", ucapnya menawarkan.

Eric menaikkan alisnya bingung,"darimana lu tau gue stres?".

Hyunjin berdecak sembari menunjuk luka baru di lengan Eric,bahkan darah yang ada di beberapa luka tersebut mulai mengering.

Eric langsung menurunkan lengan jaketnya untuk menutupi luka tersebut, kemudian menunjukkan senyum yang biasanya ia tunjukkan kepada teman-temannya.

"Percuma dah percuma, jadi gimana tawaran gue?",tanya Hyunjin memastikan.

Eric tampak berpikir sejenak,"gue gamau ah, nanti ujung ujungnya lu mecahin gelas,males banget gue yang harus beresin kekacauannya, mesti yang disalahin bakalan gue jadinya,lu kan pemilik tempat itu",curhat Eric kepada Hyunjin.

"Y-ya waktu itu gue ga seimbang,makanya gelasnya jatuh, pecah deh", ucap Hyunjin membela dirinya.

Eric berdecak,"ya lu sih aneh banget, masa lu ngebawain pesanan pelanggan pake sepatu roda segala, jatuh kan lu".

"Apa coba kalo selain tolol?",tambah Eric.

Baru aja Hyunjin mau menyangkal perkataan Eric,eh udah ditatap tajam sama Eric.

Dahlah, Hyunjin mau nangis.

.

"Vino pulaaaang",ucap Sunwoo lesu setelah sampai di dalam rumahnya.

Seorang wanita paruh baya yang masih terlihat awet muda tersenyum melihat anaknya memasuki ruang tamu.

"Anaknya bunda udah pulang,gimana tadi mainnya?,tapi bunda liat Baram jalan sendiri keluar komplek, kalian berantem?",tanya wanita yang berstatus sebagai bundanya seorang Alvino Sunwoo Alpheratz.

Sunwoo menggeleng,"engga kok bunda, Baram tadi kebetulan ada urusan,makanya pulang duluan,mana abis itu ga ada kabar,bikin ketar ketir aja".

Sang Bunda hanya mendengarkan dengan baik cerita putra tunggalnya yang nampak menggemaskan jika sedang kesal.

"Ah iya,Papa belum pulang ya?, biasanya kalo Vino cerita bahas Baram pasti langsung berhenti, emang Baram ada masalah apa sih sama papa?,kan Baram anak baik",keluh Sunwoo terhadap perlakuan papa nya yang sangat tak suka dengan keberadaan Baram.

Hanya sebatas menyebutkan nama Baram saja papanya akan sangat marah kepadanya.

Tapi walaupun begitu,papanya tetap menyayanginya dengan sepenuh hati.

Sang Bunda hanya tersenyum tipis sembari mengusak rambut anaknya penuh kasih sayang,"Bunda juga tak tau alasan papamu tak menyukai Baram".

Sunwoo menghela nafasnya kesal,"tapi kenapa setiap Baram kesini,papa selalu ga pernah ada di rumah,begitu sebaliknya,kan Vino mau ngenalin papa ke semua temen Vino tanpa terkecuali".

Sunwoo berjalan ke arah kamarnya yang berada di lantai dua sembari menghentakkan kakinya kesal.

Sang bunda hanya menatap sang anak dengan senyum tipis di wajah cantiknya.

"Akan ada saatnya kamu tau alasan papamu itu, namun Bunda berharap kamu tak mengetahuinya",gumam wanita tersebut setelah anaknya menghilang dari pandangannya.

.

"Tumben pake lengen panjang Ric",ujar seorang pemuda yang menjadi teman satu shift dengan Eric.

Eric tertawa,"iya nih hahaha, rasanya hawa hari ini dingin sung",sahut Eric setelah selesai berganti baju menjadi baju seragam.

Pernyataan tersebut membuat pemuda bernama Rendy Jisung Handoko tersebut melihat ke arah jendela yang terletak di ruang ganti tersebut.

"Perasaan terik dah,mau magrib tapi masih panas",ujar Jisung sembari memakai apron seragam kerjanya.

Eric bekerja sambilan disebuah cafe milik orang tuanya Hyunjin untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,ia memilih shift dari magrib sampai tengah malam karena paginya ia harus berangkat ke sekolah.

"Nanti siapa yang jaga kasir?",tanya Hyunjin sembari mengucir rambut gondrongnya agar terlihat rapi saat bekerja.

Asdfghjkl, ganteng sekali pasti.

Eric mengangkat tangannya,"gue jaga kasir aja,gue kan sodaranya Squidward".

"Serah dah serah,se nyaman lu aja dah ric,capek gue sama pemikiran lu",ucap Jisung sebelum meninggalkan ruang ganti untuk mulai melakukan pekerjaannya.

.

"Sumpah ya, Kenapa sih kalo tiap malem Eric ga pernah ada kabar,kek semenjak dia kelas 8 dia jadi beda gitu",cerocos Sunwoo sembari memakai lip balm agar bibirnya senantiasa terlihat cetar membahana.

Jungmo yang ada diseberang telfon hanya tertawa menanggapi curhatan temannya itu,"ya ampun,lu kepo kah?,sejak kapan seorang Alvino Sunwoo Alpheratz peduli sama Baram Satyangga Eric Damarlangit,sehat kan lu?".

Sunwoo berdecak kesal,"gue temen dia, wajar dong kalo gue khawatir,mana gelagatnya aneh beberapa bulan ini,seorang Baram bilang bahwa dia ga suka angin padahal kalo ada angin biasanya loncat loncat kek anak lumba-lumba?!",tanyanya sedikit menaikkan nada suaranya karena frustasi dengan perubahan teman lamanya itu.

"Gimana kalo kita coba telfon dia lagi?,kali aja diangkat", saran Chanhee sembari menumpuk kertas-kertas yang berserakan di meja belajarnya.

"Di reject terus,gue coba lagi nih",ucap Jungmo sembari menambahkan sebuah kontak milik Eric dalam panggilan grup tersebut.

Hanya sampai getaran kedua, panggilan tersebut diangkat oleh Eric.

"Tumben?".

.

.

Utor's note.

Utor tremor banget pas nge publish cerita ini,kek yh begitulah.

Hope you guys like it🙏.

Thank you 💗.

Damarlangit [ RicSun ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang