20

202 21 3
                                    


"Maaf pak,putra anda mengalami kebutaan".

Mendengar perkataan sang dokter, Bunda Sunwoo langsung jatuh terduduk dan mulai menangis.

"Tidak mungkin dok",ucap ayah Sunwoo tak terima.

Sang dokter menepuk pundak ayah Sunwoo,"yang sabar ya pak,anak anda dapat melihat lagi jika mendapat donor mata yang cocok".

Ayah Sunwoo mengangguk lesu,"baik dok,mohon diusahakan".

Tiba-tiba salah satu suster dari ruangan disebelah ruang rawat Sunwoo berjalan mendekat dengan raut wajah panik.

"Dokter,pasien disebelah semakin memburuk".

Sang dokter kemudian mengangguk kemudian undur diri dari hadapan Tuan Alpheratz.

Ayah Sunwoo membatu istrinya untuk bangkit dari lantai dan membantunya untuk masuk kedalam ruang rawat anak mereka.

"Ayah,aku udah gabisa liat lagi ya?",tanya Sunwoo dengan tatapan kosong.

Sang ayah terdiam,ia tak ingin anaknya mendengar suaranya yang bergetar menahan tangis.

"Aku tau kok ayah, maafin Sunwoo ya yang udah nambahin beban ayah".

Sang Bunda memeluk tubuh anaknya kemudian mengelus pucuk kepala Sunwoo halus.

"Sunwoo jangan begitu,kamu bukan beban bagi ayah maupun bunda,kamu itu bintang paling berharganya Bunda sama ayah".

"Tapi Sunwoo udah gabisa liat lagi Bunda".

Sang Bunda menggeleng walau anaknya tak melihatnya,"ayah dan bunda bakal berusaha buat nyari donor mata buat kamu,sabar dulu ya nak,Bunda tau kamu anak yang kuat".

Sunwoo mengangguk,"Bunda, Baram mana?",tanya Sunwoo.

"Baram?,Baram ga ada disini",jawab Bundanya bingung.

Sang Ayah tampak gelisah saat anaknya itu menanyakan keberadaan Baram, perasaannya menjadi tak enak.

"Bunda,tadi Sunwoo diselamatkan sama Baram, sekarang Baram dimana?".

"B-baram?,Eric maksud kamu?",tanya sang Ayah.

Sunwoo mengangguk,"iya, Baram anak ayah".

.

"Permisi,dengan Alvaro Jungmo William?",tanya salah seorang suster kepada Jungmo yang sedang menanyakan keberadaan Eric di meja resepsionis.

Jungmo mengangkat tangannya,"iya,dengan saya sendiri,ada apa ya?".

Suster tersebut mengambil beberapa surat dari tangannya,"saya mendapat permintaan dari pasien atas nama Baram Satyangga,silahkan diterima",ucap suster tersebut.

"Yang ikhlas ya".

Jungmo yang masih bingung hanya menerimanya dan tersenyum sebagai tanda terimakasih.

"Kalau begitu saya undur diri",ucap suster tersebut sembari meninggalkan Jungmo yang masih berdiri ditempatnya.

"Surat apaan sih ini?"gumam Jungmo sembari memperhatikan beberapa kertas yang ada ditangannya.

"Gue ngerasa ga enak,bangsul".

Ia kemudian duduk dikursi tunggu yang disediakan oleh pihak rumah sakit.

"Ini buat gue,Kak Chanhee,Soobin,sama para 9998,gue baca dulu deh",ucap Jungmo sembari membuka surat tersebut.

Ia pun mulai membacanya dengan baik dan benar.

...

Untuk teman-teman gue yang mencakup fans gue ( gausah baperan,kalian gabisa ngegeplak gue lagi abis ini).

Damarlangit [ RicSun ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang