6. "Art Of Theater: Gala Opera Conspiracy ELITE."

2.1K 910 263
                                    

"𝐏𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐭𝐚𝐡𝐮 𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚𝐢 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬𝐧𝐲𝐚."

[] [] []

Gemelutuk ujung kaki menggaum dalam ruang megah nan besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gemelutuk ujung kaki menggaum dalam ruang megah nan besar. Tempo terus berjalan tanpa lelah, memutarkan alunan melodik klasik Canon In D Major dan Khas Cinderella-A dream is wish for your heart makes. Memantul-mantul sesekali, berputar dan melakukan tehnik dasar forward led lift, Reverse leg lift atau biasa dikenal arabesque ballet. Napas Hera terengah-engah, berpacu cepat sesuai irama. Bulir keringat jatuh kesekian kali menderas menodai lantai. Ia berputar sembari melakukan Hamstring Pers maupun Runners lunge cepat sempurna. Namun biarkan begitu, isi kepalanya berkelana dalam konflik batin lain.

Malam ini penentuannya.

Pada lompatan indah melawan tarikan gravitasi, hati Hera sudah mantab. Ia beranjak dari ruang Studio ballerina di lantai 20 Athena Palace, melepas sepatu dan menentengnya menuju kolam renang Titans Apartemen. Lucy tak main-main mengatakan memberi fasilitas sempurna untuk tetap mengasah bakatnya selagi mengikuti program ELITE, meski pelatih ahlinya belum tiba.

"Kamar mandi Pria dan Wanitanya menjadi satu, tidak sesuai dugaan, bukan?"

Ada deritan pintu yang terbuka dibelakang Hera, seorang pemuda dengan telanjang dada sedang rambutnya basah sehabis keramas, otot padat bidangnya membuat Hera membuang muka dari pantulan cermin.

Begitu ia maju tanpa jawaban pada wastafel dan mencuci tangannya dengan tenang disebelah, Hera merasakan sesuatu lalu berbalik seketika, lelaki itu setelah mengeringkan tangannya langsung mengeluarkan cutter.

Tali yang mengikat konde rambutnya terpotong, membiarkan surainya terurai indah, dan beruntung tangannya spontan mencekal lengan lelaki itu.

"Aku tidak bisa mati, sweetheart. Kamu 'kan sudah membunuhku sebelumnya." Kata Hera kalem sembari menghela napas panjang, menarik cutter yang entah didapatkan lelaki itu darimana, dan kemudian berjinjit merapihkan poni lelaki itu. Mungkin Hera sudah terlalu berani. "Kamu harus aku panggil apa tepatnya? Haru Nomura? just M? Mackenyu Kento? Heiko Vackeller? Identitas mana yang asli?"

Hera mulai membenci cerita dalam novel, bahkan karakter berinisial 'M' tidak dideskripsikan dengan baik. Dengan wajah juga tubuh yang terlalu sempurna sebagai manusia, ia menggeser posisi Taran sebagai pemuda tertampan nomor satu, Hera yang asli terlalu naif. Namun setelah diingat, Haru Nomura tak pernah berdialog. Yang ditekan hanya 'karakternya' yang berupa bom waktu --bergerak hanya sesuai keinginan dan insting psikopat(?)

"Haru saja, bagaimana?" Tanya Hera sembari mengacungkan cutter itu dan menggoreskannya ke jari telunjuk Haru membuat bekas sayatan besar. Rintikan darah segar mengucur darisana. "Aku tahu kamu juga unik, regenerasi tubuhmu 3× lebih cepat dari manusia normal. Luka gores ini, dalam waktu sepersekian menit menyatu hilang tak berbekas. Selain itu, kamu kebal racun dan penyakit."

ELITE KLASS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang