[17] COP25 PBB Konference; Life Beyond Future

864 237 84
                                    

KATA AUTHOR:

COMEBACK!

Satu bulan aku hilang, jadi mari spam komen dan vote!

[] [] []

"Saya Mala Fernandez merupakan salah satu siswa 2AITO-2 Cabang Asia Jakarta, Indonesia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya Mala Fernandez merupakan salah satu siswa 2AITO-2 Cabang Asia Jakarta, Indonesia. Meski tak menghadapi langsung aksi Spionase, Sabotase, sekaligus Terorisme 2AITO beberapa hari yang lalu, namun disini menghadap seluruh masyarakat yang dilanda kekhawatiran. Percayalah 2AITO adalah sekolah terbaik nomor satu di dunia dan akan terus menjaga prestasi itu."

"Dan demi menjaga nama baik, selama pengusutan pelaku, harap bijak mengolah informasi karena telah beredar hoax propaganda bagi para peraup keuntungan ilegal."

Lucy menepuk tangan gemuruh melihat take video saluran berita sempurna Konferensi Pers dari Mala si Aktivis Sosial. Ia berbicara di telepon, "Nilai Ujian 2AITO milikmu bagus, bisa menjadi bagian pertukaran pelajar 2AITO ke Cabang-1 Amerika, bagaimana?"

Mala membalas cepat, "Tidak, aku belum tertarik. Lagipula aku kangen Pedraza. Lucy kau tahu kabarnya? dia tidak bisa dihubungi."

Ada nada suara agak ragu yang terlontar, "Entahlah, Aku tidak begitu memperhatikan Pedraza. Tapi dia memang tidak masuk 2AITO tiga hari ini." Kata Lucy sesekali terbatuk-batuk, mengingat umurnya sudah menyentuh 50-an. "Ngomong-ngomong terima kasih, karena kamu sangat membantu."

Mala terkekeh, "Jangan sungkan Lucy." Begitu sambungan telepon terputus, ia memutar bola mata jengah. Sudah setengah jam berlalu semenjak Yossef ELITE-6 menyuruhnya menunggu di lobi Gedung PBB.

Lelaki itu bertukar posisi dengan pengawas asli Mala, memang kebetulan Yossef adalah Menteri Hubungan Luar Negeri AS.

Namun ketika Mala memilih mengelilingi dalam gedung, ia tak sengaja menemukanya sedang berbicara dengan beberapa Presiden Negara. Pembicaraan mereka diluar nalar, seperti:

"Depopulasi memang harus diterapkan, bukan? Senjata paling ampuh adalah biologis yaitu virus. Genosida? itu propaganda cadangan. Kita harus menakuti mereka dengan perubahan iklim lewat contoh termudah: Karamkan kapal bermuatan minyak dan kotorkan samudera. Biarkan ilmuwan berbicara. Selain itu kampanye sexual menyimpang bisa mengurangi kemungkinan bayi lahir."

Mala membelalakkan mata. Itu hal tersesat, tergila yang pernah didengarnya. Tapi satu hal yang ia pikirkan. Yossef adalah senior ELITE, apa hubungannya?

Yossef tampak menoleh sehingga Mala berbalik dan berlatah sesaat ketika seorang reporter tahu-tahu berdiri dihadapannya.

"Boleh minta pendapatmu sebagai perwakilan acara ini?"

ELITE KLASS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang