Bab 1
Jarvis, robot Tony Stark yang bersuara wanita itu berdiri gagah di rak teratas. Di sebelahnya ada infinity stones milik Thanos dan Tony Stark. Di rak bawahnya ada deretan personil Avengers lengkap yang terlibat dalam film terakhirnya: End Game.
Aku baru tahu juga Dewangga menyukai robot-robot semacam ini. Kupikir dia hanya suka fotografi, dunia editing, dan terakhir kali aku juga tahu dia suka lukisan. Di sebelah rak robotnya yang nggak terlalu besar, berdiri rak buku berbentuk unik warna putih. Bukunya nggak sebanyak milik Mas Abin, dan kebanyakan adalah buku filsafat, sebagian kecilnya buku tentang roh, hantu, membaca pikiran, dan sebuah buku dari Henry Brandt and Kerry Skinner: Marriage God's Way yang di tengah halamannya dia selipkan selembar kertas terlipat dengan tulisan Ten Essential Books on How to Be a Goodly Husband and Father. Aku harus senyum-senyum sendiri sewaktu membaca itu.
Lemari pakaiannya sederhana saja, dari kayu dengan ukiran seni yang keren. Isinya hanya beberapa potong kaus, celana, tas dan sepatu. Menyenangkan punya hidup minimalis, Nin, katanya sewaktu aku tanya kenapa memiliki pakaian sesedikit itu. Dulu banyak, tapi banyak juga yang nggak terpakai. Aku sortir, terus kasih ke anak-anak yang membutuhkan. Tersisa segitu aja. Dia juga melakukan hal yang sama untuk buku, mainan, dan barang-barangnya yang nggak terpakai. Namun dia nggak bisa merelakan robot-robot dari Avengers itu.
"Hai." Tiba-tiba suaranya sudah terdengar. Aku segera menoleh, mendapatinya sedang melepas sepatu dan meletakkan di belakang pintu. "Maaf buat kamu nunggu lama, permasalahannya agak nyebelin."
"Hehem." Aku duduk di tepi kasur, menopang dagu sembari memperhatikannya.
"Suara kamu mirip Morgan Stark."
"Hehem."
"Di bagian akhir film."
"Aku juga secantik dan seimut dia." Dia selalu memujiku cantik, tetapi kali ini dia menggeleng sembari tertawa.
"Itu anak paling manis yang aku suka," katanya sambil berlalu mengambil handuk, kemudian masuk kamar mandi.
Kamarnya sangat luas, lebih luas dari kamarku sendiri. Namun isinya nggak banyak. Baginya kamar adalah ruang istirahat, makanya dia selalu menyimpan alat kerjanya di ruang sebelah yang di-khususon-kan untuk bekerja. Dulunya itu ruang untuk self healing katanya, penuh dengan alat fotografi dan edit video. Sekarang, karena beban kerjanya bertambah setelah menghilangnya Paman Sam dari kehidupan, dia menjadikan ruangan itu sekaligus untuk kerja.
Decit pintu kamar mandi terdengar pelan, langkah kakinya menggema diiringi siulannya yang santai. Dewangga memakai kaus putih dan celana belel selutut. Air menetes dari rambutnya yang memanjang mencapai empat senti. Wajahnya tampak lebih cerah. Seketika, bibirnya menyeringai saat menyadari aku sedang memperhatikannya dengan saksama.
"Kita di kamar." Dia pura-pura berdeham. "Biasa aja lihatnya, Mbak, saya jadi mikir aneh-aneh soalnya."
"Pikiran Bapak aja yang nggak bener."
"Di kamar, berdua, habis mandi habis kerja, terus dilihatin kayak gitu." Dia mengedik masih dengan tampang mengejek. "Coba sini Mbak yang jadi cowok, saya jadi cewek. Biar tau rasanya."
Bola mataku kontan berputar. Aku menariknya keluar kamar, mendudukannya di kursi meja makan yang sudah terisi dengan beberapa menu hasil masakanku sore ini. Handuk di tangannya aku rebut, lalu tergesa mengeringkan rambutnya.
"Kalau sampai kamu sakit lagi karena nggak makan, aku nggak akan mau ngurusin lagi, Mas Dewangga. Urus diri kamu sendiri dengan baik."
Dewangga mengambil nasi tak begitu banyak, lalu menambahkan dengan tumis kangkung, gurame goreng, kerupuk udang dan udang goreng yang langsung dia masukkan ke dalam mulut. Minumnya aku hanya siapkan air putih. Dia agak bandel soal makanan, dan, sebagai informasi serta pengingat, beberapa minggu lalu dia masuk rumah sakit—lagi—karena magh hampir kronis. Nevan Cakra menemukannya pingsan di dalam kamar setelah muntah darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetest Bride
RomanceDewangga-Anindhya season 2. Baca All That is Lost Between Us terlebih dahulu sebelum baca ini. Kamu ragu menjadikan aku suamimu, kan? Ragu karena aku punya banyak kekurangan, karena belakangan ini ada dua cowok yang terang-terangan ngajakin kamu ni...