prolog

46 7 6
                                    

Seorang cowok dengan rambut berjambul, kemeja sekolah urakan tanpa dasi dan sepatu berwarna merah itu terlihat berlari di koridor sekolah yang sekarang lenggang.

Bibirnya membentuk senyum miring saat para pengejar nya itu terus meneriaki nama nya.

"BARA! SINI KAMU!" teriak Seorang guru di belakangnya dengan nada geram, wajah guru itu juga terlihat memerah karena emosi.

Tapi yang membuat Emosi malah sibuk terkekeh puas.

"BARA! BERHENTI ATAU SAYA SIDANG KAMU, HAH?!"

Bara—cowok yang sedari tadi menjadi objek Emosi malah Mengeluarkan sebatang Rokok, dia berbelok ke tembok di samping lift sekolah.

"Dasar bodoh," ucap Bara Tersenyum serkas pada guru itu yang sekarang hanya terdengar suaranya.

Kemudian Bara merogoh saku celana OSIS nya yang sudah sobek, decakan dan kata-kata kasar meluncur mulus dari bibirnya karena tak kunjung mendapat Barang yang di cari.

Karena tau hal yang di lakukan sia-sia, Bara menyudahi nya. Dia menoleh sekilas ke sampingnya.

Satu alisnya terangkat saat melihat dua orang berbeda gender yang sedang memasang posisi cukup intim.

Saat di teliti lebih dalam, akhirnya Bara tau siapa mereka.

Seringai kecilnya muncul, keadaan seperti ini cukup menguntungkan bagi nya.

Dia mendekat pada dua anak manusia yang hampir berciuman itu.

"Buset, kalo mau pacaran mending di hotel, dah. Jangan di sini. Gak enak, nanti keganggu," celetuknya.

Si cewek segera menoleh, matanya membelalak, sedangkan cowok lain di sana hanya menatapnya tajam.

Bara yang melihatnya segera mengangkat tangan sambil menyengir menyebalkan.

"Santai, bos. Gue gak bakal ganggu," ucap Bara masih mempertahankan senyum.

Si cewek segera menjauhkan tubuhnya dari si cowok, dia menghela nafas kasar, mata coklat nya menatap Bara dengan wajah memohon.

"Kenapa?" tanya Bara.

"Tolong jangan laporin ini," ucap cewek itu, Bara hanya tersenyum miring.

"Lo denger, kan? Jangan laporin ini atau--"

"Atau apa?" potong Bara tak kenal takut.

Dia maju beberapa langkah, sehingga tubuhnya bisa berhadapan langsung dengan cowok itu.

"Atau–– Lo akan di keluarkan dari organisasi? Iya?" tanyanya kemudian matanya beralih pada satu-satunya cewek di sana.

"Dan Lo, ketua OSIS. Gimana tanggapan guru pas tahu siswi kebanggaan nya hampir berbuat tak senonoh di sekolah?"

"Tolong jangan kasitau siapapun," ucap cewek itu terdengar memohon.

"Sayang nya gue bukan cowok penurut," Jawab Bara.

"Lo!"

"Udah, Fin," sela Cewek itu menahan lengan Cowok itu, kemudian dia mengelus nya lembut dan Tersenyum pada Cowok yang di panggil 'Fin'

"Kenapa? Aku harus buat dia bungkam," ucap Cowok itu terdengar Tidak terima.

"Biar aku yang ngomong sama dia," ucap cewek itu.

"Aku gak mau kamu berurusan sama dia," ucap Cowok itu menunjuk wajah Bara membuat cowok itu segera menepisnya kasar.

"Aku cuma perlu bicara sama dia, kamu di sini aja,"

"Beib.."

"Fin!"

Cowok itu menghela nafas kasar, matanya menatap tajam pada Bara yang hanya menampilkan wajah malas melihat drama dua anak manusia itu.

"Jangan macem-macem!" ancam Cowok itu tak main-main.

Bara hanya mengedikan bahu, terkesan tak peduli.

"Lo, ikut gue," ucap cewek itu pada Bara.

Bara sebenarnya malas, awalnya dia ingin merokok, tapi niat nya dia urungkan sejenak Karena tau ada sesuatu yang menguntungkan.

"Apa?" tanya Bara.

Saat ini mereka berada di jarak yang cukup jauh dari cowok tadi.

"Gue mau Lo rahasiain ini," pinta cewek itu.

"Oh, ya? Harus?" tanya Bara terkesan acuh.

Raut wajah cewek itu berubah kesal.

"Lo tinggal Rahasiakan semua ini, apa susahnya, sih?" ucap cewek itu menaikan nada suara nya.

Bara Tersenyum geli melihatnya.

"Gak akan," ucap Bara.

"Lo! Ck, apa mau lo?"

Bara menaikan satu alis.

"Lo yakin tanya apa mau gue?" tanya Bara menatap cewek itu menyelidik. Tatapan nya terlihat intens membuat si cewek sedikit salah tingkah.

"Iya, apa?"

Bara Tersenyum, lebih ke sebuah seringai.

"Lo jadi obat gue."

"Hah?!"

"Lo jadi obat kalo gue butuh penenang," ucap Bara sambil merogoh saku nya, lalu dengan wajah tanpa dosa dia mengeluarkan bungkusan pil yang di ketahui Fungsi nya oleh cewek itu.

"Obat penenang gue habis," ucap cowok itu dengan wajah sok polos, sedangkan cewek tadi sudah melotot tak santai.

"Lo gila?!"

TBC.

Hi, gimana sama prolog nya?

Mau lanjut atau stop sampai di sini?

Oh, iya. Kalo suka jangan lupa masukin ke perpus, ya.

Btw aku update setiap hari Jumat dan Minggu, ya.

Jangan lupa tekan bintang juga.

See you!

Salam,
Lala.

ALBARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang