1 - Perjanjian tak menguntungkan

13 4 0
                                    

Aluna menghela nafas berkali-kali, bibir nya terus cemberut dan raut wajah nya terlihat sebal.

"Kamu kenapa si, Lun?"

"Diem," ucap Aluna sedikit ketus.

Aluna tidak biasa nya seperti ini. Banhkan saat sedang banyak Tugas dari OSIS sekalipun.

Itu membuat Maura yang merupakan teman sedari SD-nya Aluna jadi bingung. Ah, bukan. Maura itu Sahabat Aluna, bahkan dia menganggap Maura Seperti saudara sendiri.

Maura yang peduli pada Aluna tentu saja khawatir dengan sahabat nya yang terlihat kesal itu.

Maura menepuk pundak Aluna pelan dan lembut, berusaha menenangkan Aluna dengan cara nya.

Padahal, cara itu tetap tidak membuat Aluna yang Sedang menenggelamkan kepala di tas empuk nan waterproof nya itu tenang.

Aluna ingin mengumpat saja rasa nya, tapi itu tidak baik. Hingga yang di lakukan hanya menghela nafas perlahan dan Tersenyum.

Berkali-kali, sambil menggumamkan kata 'tenang' bak sihir, sambil mengingat peristiwa laknat beberapa menit lalu.

Flashback on

"Gue gak gila," geleng Bara sambil memasukan kembali pil itu.

Gadis itu yang tidak lain adalah Aluna hanya menatap horor pada Bara yang sekarang Tersenyum tak jelas.

"Gimana, mau gak?"

Mau?

Mau apa?!!

"Gak akan!" tolak Aluna tegas, Aura kepemimpinan nya seketika keluar.

Bara mengangguk ringan mendengar itu, dia sedikit Mundur satu langkah.

"Berarti Lo harus siap-siap kena sanksi dari sekolah," ucap Bara terkesan cuek, dia bahkan menilik rokok nya tanpa menatap Aluna yang wajah nya memerah.

"Gak boleh bawa Rokok di sekolah!"

Bara sedikit terkejut saat Aluna merebut Rokok nya. Gadis itu juga tak segan mematahkan nya dengan enteng dan setelah itu menginjak nya dengan dendam.

"Lo," geram Bara, ekspresi wajah cowok itu berubah mengerikan karena ada yang berani mengganggu nya.

Bara mendekat pada Aluna, terus mendesak nya dengan sorot mata dingin membuat gadis itu mundur perlahan.

Punggung Aluna sudah menempel pada Tembok, kini giliran wajah Bara yang mendekat pada Wajah Aluna.

Aluna menahan nafas saat jarak wajah mereka hanya tersisa beberapa centi.
Sedikit lagi, sedikit lagi Bibir Bara akan bisa menempel di salah satu bagian wajah nya.

"Jangan berani-berani nya lawan gue," desis Bara, dia menatap Wajah Aluna dari jarak dekat, tanpa sengaja dia menatap Bibir memerah milik Aluna yang terus di Gigit sang empu karena gugup.

Bara mendadak salah fokus.

"O-oke, gue minta maaf," ucap Aluna pelan dengan mata melirik ke samping. Dia juga mendorong dada Bara agar menjauh dari nya.

Aluna bisa sanksi jika pacar nya melihat maka semua nya akan makin runyam.

Bara hanya mendengus kecil.

"Gue cuma minta sama Lo buat gak laporin ini ke siapa-siapa, cukup kita aja yang tau," ucap Aluna lagi, Bara menaikan satu alis nya.

"Kenapa gue harus?"

ALBARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang