16 - Ke Rumah Bara

4 1 0
                                    

"Sialan si Bara, bisa-bisanya dia kalap cuma karena bos sentuh cewek nya," gerutu seorang cowok yang sedang merangkul bos nya di sisi kanan, satu cowok lain diam karena merasakan badan nya yang remuk.

Sementara cowok yang di papah sendiri terlihat sesekali meringis sakit Dengan mata lemah.

"Bos? Lo gapapa?"

Tiba-tiba dari dalam Rumah yang kecil dengan banyak stiker dan bendera khas Keluar beberapa orang seumuran dengan mereka, beda nya mereka hanya memakai kaos biasa dan celana OSIS.

"Udah jelas dia luka, Samson!"

"Ya, biasa aja dong."

Cowok itu di dudukkan di atas Sofa.

"Ini kenapa bisa sampe begini?" tanya satu cowok bertopi menunjuk bos mereka dengan Wajah meringis.

"Bara," Jawab cowok itu menggeram lemah.

"Wah! Sialan banget tuh anak!"

"Ck, pecandu itu?!"

"Anjing!"

Berbagai macam umpatan terlontar mulus dari bibir mereka membawa cowok yang di sebut bos tadi Tersenyum miring.

"Gilanya si bos, di suruh di rawat inap gak mau," ucap salah satu cowok yang tadi memapah nya.

"Gue gak selemah itu," ucap nya bersandar pada sofa di bantu yang lain sambil mengerang, merasakan tubuh nya remuk karena Bara.

"Bangsat," umpat nya.

"Gimana bos, mau kita bales?"

"Pasti."

Mereka—8 cowok yang melingkari orang yang di sebut bos itu saling pandang.

"Tapi, Bara cukup kuat, bos. Lo aja sampe luka kaya gini, apalagi kita?"

Ucapan itu di hadiahi tatapan tajam oleh semua orang yang ada disana.
Masing-masing Melirik pada cowok dengan perban di lengan nya itu.

Takut-takut dia mengamuk.

"Benar. Tapi gue punya cara paling ampuh buat kalahin dia dan geng sialan nya itu."

"Apa?" tanya cowok bertopi mewakili yang lain.

Sementara Cowok itu terdiam dengan ingatan melayang pada kejadian tadi. Bagaimana aksi heroik gadis cantik yang hampir di tusuk nya itu, wajah ketakutan nya yang berusaha di tegarkan. Seketika senyum sarkas nya terbit.

"Cewek itu."

Dua cowok yang tadi memapah nya pun saling tatap, mereka mengerti.

*****

"Awh!"

Aluna menarik kapas nya dari wajah Bara lalu menatap cowok itu dengan tatapan sedatar triplek.

"Sakit, Lun. Pelan-pelan emang gak bisa apa," ucap Bara setengah menggerutu.

"Gue gak bisa pelan-pelan sama cowok nakal kaya Lo," ucap Aluna mendelik lalu kembali mengobati luka Bara tanpa peduli bagaimana tatapan cowok itu yang selalu mengarah padanya.

Aluna meringis sendiri Melihat luka sobek pada Lengan Bara. Itu memanjang dan cukup dalam, meski tidak Parah namun tetap saja terlihat mengerikan.

"Gue gak bisa obatin Lo, kita kerumah sakit aja," ucap Aluna sambil menaruh kapas.

"Masa gak bisa? Gue ogah ke rumah sakit, ah. Mending di obatin Lo aja."

ALBARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang