7 - Rumor

8 3 0
                                    

Aluna berkedip pelan sementara matanya mengarah pada satu sosok yang sedang duduk di atas meja belajar nya.

"Lo kaya gak pernah lihat manusia aja, sih," ucap sosok itu sambil membuka-buka asal buku tugas Aluna yang berada di meja.

"Tulisan Lo bagus ya, Lun. Tulisin gue Sabi kali lah," ucap cowok itu lagi.

Aluna sedikit tersadar, tadi dia merasa speechless saat melihat sosok itu yang tiba-tiba berdiri di depan nya tadi saat dia berada di balkon.

Kemudian gadis itu kembali menatap balkon kamar nya, memastikan jika di bawah ada alat bantuan. Tapi nihil. Tidak ada apapun.

"Kan gue udah Bilang sama Lo kalo gue manjat lewat pohon. Gak percayaan banget, sih."

Aluna menghela nafas. Dia mendekat pada sosok itu lalu melipat tangan di depan dada.

"Ngapain malem-malem kesini?" tanya Aluna sedikit sebal.

"Main, lah."

"Kan besok juga bisa," ucap Aluna tidak habis Fikir.

Sosok itu menatap Aluna dengan senyum yang terlihat menyebalkan di mata Aluna. Dia berdiri dari duduk nya, lalu berhadapan dengan Aluna.

Sosok itu mendekat, bermaksud memutus jarak yang merenggang membuat Aluna mundur. Tapi Aluna masih kesal.

"Lo tau gak? Jarak pohon sama kamar gue itu cukup jauh, kalo sampe Lo jatuh ke bawah terus kenapa-napa gima–"

Ucapan Aluna terputus, bersamaan dengan tubuh nya yang sedikit menegang.

Itu karena sosok itu memeluk nya secara tiba-tiba.

"Gue lagi butuh lo," ucap sosok itu sambil mengeratkan pelukan nya.

Dia menumpu dagu nya di pucuk kepala Aluna membuat Hidung nya bisa mencium aroma wangi dari rambut gadis berbalut baju tidur itu.

"Lo pasti sering di peluk sama pacar Lo," gumam sosok itu.

Aluna masih terdiam, bukan karena marah. Tapi sedang tertegun karena merasa ada aura yang berbeda pada sosok itu.

Entah apa masalah yang menimpa nya, tapi Aluna yakin jika sosok ini sedang butuh seseorang untuk bersandar.

"Lo kenapa?" tanya Aluna lembut. Dia bahkan balas memeluk sambil mengusap punggung nya.

Dia terdiam.

"Bara?"

Panggilan itu membuat sosok yang tidak lain adalah Bara mengerjap pelan. Cowok itu tidak menjawab pertanyaan Aluna melainkan makin mengeratkan pelukan nya.

Itu membuat Aluna ikut terdiam, kamar itu lenggang karena dua insan yang sedang saling diam itu.

"Gue gatau apa masalah Lo Bara," ucap Aluna setelah beberapa lama terdiam.

Bara mendengar nya, malam ini dia merasa nyaman dengan Tutur lembut gadis ini.

"Gue juga gak butuh Lo untuk cerita sama gue. Tapi apapun itu, gue janji akan selalu ada," lanjut Aluna, dia tidak yakin dengan apa yang di ucapkan nya. Tapi entah mengapa hati nya tergerak untuk mengatakan ini.

Dan hanya dengan kata itu, Bara Tersenyum kecil. Dia melepaskan pelukan nya. Memegang pipi Aluna dan mengelus nya pelan.

Bara hampir mendekatkan wajah nya dan mengabaikan raut terkejut Aluna, sebelum suara ketukan pintu terdengar.

"Aluna! Ini Ibu buat susu buat kamu, sayang."

Aluna melupakan tindakan Bara yang tadi, dia melotot dengan panik Pada Bara yang masih bertahan pada posisi nya.

ALBARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang