BAB 12 - Sial

313 34 3
                                    

Hari ini aku telah menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai selesai.

Aku segera menuju parkiran, disaat disana entah kenapa aku malah mencari si bocah.

"Dia udah pulang atau belum?"  itulah yang ada dipikiran ku saat ini. Ingin rasanya aku mengecek langsung kekelas nya, tapi ku urungkan niatku itu.

Segera aku menyalakan mesin motorku, dan mulai pergi meninggalkan sekolah.

"Astaga kenapa ini..." Omel ku, ketika motor yang aku gunakan tiba-tiba jalannya oleng gak beraturan.

Aku segera menepi, dan memeriksa nya... Ternyata ban nya bocor.

"Astaghfirullah sial banget sih..." Aku mengutuk diri sendiri.


Akhirnya mau gak mau, aku harus mendorong motor aku sendiri dan mencari bengkel yang ada di sekitar.

"Kenapa kak... " Tiba-tiba ada seseorang yang tidak aku kenal datang menghampiriku.

"Gak tau juga eh... Tiba-tiba bocor aja gitu" jawabku.

"Yaudah biar saya bantu" dia membantu ku mendorong motor.

Setelah beberapa saat kemudian, kami menemukan bengkel. Dan membuatku sangat lega, karena cape banget dorong tuh motor.

Aku segera memberi tau kepada montirnya, untuk memperbaiki motorku, Lalu aku membeli 2 botol minuman.

"Nih minum..." Aku memberikan minuman kepada orang yang tadi membantuku.

"Makasih kak..." Dia mengambilnya, lalu meminumnya.

"Koq kamu manggil aku kakak?" Tanyaku heran.

Mendengar pertanyaan ku dia malah ketawa, sampai tersedak dari minum nya.

"Kita satu sekolah kak, aku Adek kelas kakak... Aku anak OSIS juga loh" dia memberitahu ku dengan kondisi menahan tawa.

"Hah... Sejak kapan, koq saya gak pernah liat" tanyaku yang masih gak percaya dengan ucapannya.

"Ya iyalah gak tau... Orang kakak mainnya sama akmal Mulu"

"Kamu kenal akmal juga?" Tanyaku heran.

"Dia sekarang sekelas sama aku kak"

"Masa sih... Terus kamu ngapain koq bisa disini, gak pake baju sekolah lagi" tanyaku menginterogasi.

"Iya... Tadi aku emang gak masuk sekolah kak"

"Kalau kamu emang satu sekolah sama aku, kamu tau gak nama aku siapa?" Aku ingin memastikan.

"Kak Dimas kan"

Mendengar dia tau namaku, barulah aku percaya kalau kita emang satu sekolah. Tapi jujur aku masih Bingung sih, soalnya aku benar-benar gak pernah ngeliat ini anak.

"Namamu siapa?" Tanyaku.

"Diky kak"

"Kamu di OSIS masuk Seksi berapa?" Aku masih ingin memastikan.

Here's Your Perfect (Bromance)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang