BAB 9 - Pulang Bareng

363 37 1
                                    

Selepas kegiatan itu semua senior meminta maaf kepada para peserta seleksi sekaligus memberikan semangat kepada mereka semua, apapun hasilnya nanti diterima atau enggak. Jangan pernah kecewa dan berkecil hati.

Dan yang menentukan peserta diterima atau enggak hanyalah ketua OSIS dan juga pembina, jadi aku yang hanya sebatas Anggota tidak tau apa-apa dan siapa saja yang akan dipilih.

Semua peserta seleksi kini membereskan semua barang bawaan mereka, lalu satu persatu mereka pergi meninggalkan sekolah dan pulang kerumahnya masing-masing.

Ketika semua sudah pulang para senior diminta untuk berkumpul. kami diberikan arahan terlebih dahulu dan diminta untuk mengajukan beberapa nama peserta yang menurut kita layak untuk menjadi anak OSIS.

"Kak Dimas... Apakah ingin mengajukan satu nama yang layak diterima di OSIS?" Tanya ketua OSIS secara tiba-tiba kepadaku.

Aku terdiam seketika.

"Dek Akmal" jawabku dengan lantang.

"Cieee" tiba-tiba senior yang lain menggodaku.

"Dek Akmal, yang tadi ngasih kamu bunga kan?" Goda mereka.

"Susah memang kalau orang lagi kasmaran, pengennya dekat sama si doi Mulu" mereka terus mengejekku.

"Sudah-sudah gak usah bercanda..." Teriak ketua OSIS menghentikan mereka.

"Kalau boleh tau, kenapa kak Dimas memilih dia menjadi OSIS?" Tanya ketua OSIS penasaran.

"Karena menurut ku dia menarik" sahutku pelan.

"Cieee" teman-teman OSIS ku kembali menggoda dan tertawa terbahak-bahak.

"Menarik dalam artian, dia punya sesuatu yang tidak dimiliki peserta yang lain... Dia itu unik, dan susah untuk ditebak..." Jawabku, entah aku bingung sendiri inituh alasan atau aku lagi curhat.

Mendengar alasanku, tentu saja anak-anak osis yang lain semakin tertawa dan menggodaku.

Karena merasa kasihan dengan diriku yang selalu dizolimi, akhirnya ketua OSIS lanjut menanyakan kepada yang lain.

Rapat ini telah selesai, cape dan sangat lelah yang kini aku rasakan. Aku memutuskan segera untuk pulang, dan langsung menuju kelas untuk mengambil barang-barang ku.

"Lah adek ngapain Disini, koq belum pulang" tanyaku kepada dek Akmal, yang ternyata sedari tadi sudah menungguku disini.

Ia tak menjawab tapi hanya tersenyum manis padaku.

"Jawab atuh, jangan senyum-senyum doang" ucapku jengkel.

"Yah saya nungguin kakak lah... Pengen pulang bareng" sahutnya.

"Adek gak bawa motor?" Tanyaku menginterogasi.

"Enggak... Kan hari pertama kakak ngeliatin aku datang kesini lari-larian gak pake motor, Masa kakak lupasih?" Jawabnya memelas.


Akupun terdiam dan baru ingat akan hal itu, serta meminta maaf padanya.

"Terus adek kaya apa pulangnya?" Tanyaku bingung.

"Aku mau pulang bareng sama kakak... Kakak maukan ngantarin aku pulang" dia memaksa memasang wajah sok imut.

Here's Your Perfect (Bromance)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang