30. Make it Clear

2.5K 360 102
                                    



Datang dan temui meski sebentar. Pikirmu dia seperti ini ulah siapa? Sekarang dia di rumah sakit bersamaku. Aku menemukan dia pingsan di atas rooftop. Basah kuyup dan pucat. Sepertinya karena terus dirundung oleh teman-temannya dan kehujanan.

Helaan napas panjang keluar dari hidung bengir Jungkook. Kedua tangannya menyugar rambut ke belakang. Menyenderkan seluruh tubuhnya pada sofa dengan mata terpejam. Kepalanya menengadah, hingga jakunnya tercetak jelas. Naik turun. Menandakan betapa frustasinya ia saat ini. Tentu bukan karena sudah melakukan aktifitas fisik yang melelahkan dan mampu mengeluarkan keringat, jauh dari itu. Malah sebelumnya Jungkook tengah bersantai di ruang tengah, menenangkan pikiran yang akhir-akhir ini berkecamuk. Sebelum kemudian ia dibuat terpaku dengan pesan yang ia terima dari salah satu temannya, Steve.

Agaknya kehidupan Jungkook tak akan luput dari adanya beban pikiran dan masalah. Terlalu sibuk mencemaskan Rose yang jika saja suatu saat nanti kembali menjauhi dan mendiaminya. Atau bahkan istrinya itu kembali pada permintaan gila yang sebelumnya diajukan, hingga memicu pertengkaran hebat yang hampir saja berujung pada perceraian sebelum kemudian Jungkook sendiri yang menolak mentah-mentah.

Mengingatnya membuat Jungkook kalang kabut. Hingga akhirnya hal itu membuat ia melupakan seseorang lainnya yang juga seharusnya ia khawatirkan keadaannya. Irene. Jelas Jungkook merasa mempunyai tanggung jawab penuh atas wanita itu sebab telah membawanya terlibat dalam masalah yang ia perbuat. Lalu alasan lainnya tentu karena dia bukanlah orang asing, Irene adalah sosok yang pernah singgah di hatinya dulu. Ada kekhawatiran tersendiri. 

Dari apa yang Jungkook lihat, sepertinya Steve mengetik pesan dengan penuh geram dan disuluti emosi. Tentu bukan sesuatu yang tidak bisa ditutupi lagi, Jungkook sudah tahu jika selama ini lelaki berperawakan tinggi itu memiliki ketertarikan lebih pada Irene. Bahkan jauh sebelum keduanya saling menjalin kasih. Mengingat bagaimana sikap Jungkook yang berambisi, lelaki itu cenderung akan berusaha sekeras mungkin untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Pun hingga akhirnya ia dengan mudah mendapatkan Irene lebih dulu. Tentu Steve juga tak mempermasalahkan, hanya saja saat ini, Steve merasa ada kesempatan untuk mengisi celah yang telah kosong.

Tersadar jika Jungkook seharusnya tak lagi memikirkan masa lalu yang telah mati, segera ia menggelengkan kepala. Bukan berarti Jungkook merasa cemburu ataupun berharap untuk kembali, hanya saja ia merasa lebih tenang karena Steve lebih sigap sebelum dirinya benar-benar harus turun tangan untuk melindungi. Karena yah, ada sosok dan kenyamanan lainnya yang harus tetap ia pertahankan.


.
.
.


Beberapa hari terakhir ke belakang adalah hari terberat yang pernah Rose alami. Setiap pagi, ia selalu merasakan keanehan pada tubuhnya. Payudara yang terasa sakit dan ngilu—seperti lebih membesar dan terasa lebih kencang, hingga merasa mual ingin mengeluarkan apapun yang ada dalam perutnya. Namun ketika benar-benar dikeluarkan, hal itu tak memberikan keadaan yang lebih baik, malah meninggalkan rasa pening luar biasa.

Di awal Rose masih mencoba untuk mendistraksi pikiran jika apa yang ia alami hanyalah disebabkan karena merasa kelelahan dan sakit biasa. Pun demikian kala Jungkook bertanya tentang keadaannya, Rose hanya menjawab jika ia sedang merasa tak enak badan.

Maka pada saat itu juga Jungkook begitu perhatian, selalu merawatnya dengan penuh cita dan sayang. Bahkan saat malam haripun lelaki itu berusaha untuk tidak menyentuhnya. Semenjak pernyataan cinta yang tak terduga, keduanya memang menjadi semakin akrab, melekat, panas, bahkan terang-terangan menunjukkan bukti gairah masing-masing. Jungkook juga tak segan meminta jatah bercinta di malam hari dan hari senggang lainnya.

Rose tak pernah mengira jika ia memiliki suami yang ternyata amat sangat bergairah. Dan yah, itulah Jeon Jungkook. Rose merasa menikmati dengan anugerah kehidupan rumah tangganya yang semakin membara dan penuh gairah. Seperti menemukan sisi liar yang ada dalam dirinya yang belum pernah ia ketahui. Terlebih ia melakukannya dengan orang yang ia cintai, suaminya. Mengingat itu perasaan Rose seolah terjun bebas. Pikirannya tak luput dari hal-hal sensual yang sering keduanya lakukan. Rose sangat suka ketika jemari besar milik Jungkook memeta dan membelai seluruh tubuhnya dengan lembut. Entah kenapa akhir-akhir ini bisa seberani itu memikirkan hal demikian.

My Cold Prince ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang