Rose masih dalam mode marah. Itu yang Jungkook ketahui. Apa yang dikatakan Jungkook saat pagi tadi memang sudah keterlaluan. Jungkook mengakui dirinya salah. Dan dia menyesal. Jungkook masih mengingat dengan jelas semua perkataan Rose. Mata sendu yang menggambarkan kekecewaan dan bibir yang bergetar kelu saat berbicara itu terlihat memprihatinkan di mata Jungkook.
Pada saat mereka berpapasan di kantin tadi, gadis itu bahkan memalingkan muka dan bersikap tak acuh. Namun dari situ, Jungkook mengetahui satu hal yang menarik dari Rose. Saat marah, gadis itu akan mempoutkan bibir dan pipinya sedikit mengembung. Matanya terlihat sinis namun hal itu malah membuatnya semakin menggemaskan. jungkook tak bisa menahan senyumnya saat melihat wajah sangar Rose.
Saat ini Jungkook sedang memikirkan bagaimana cara untuk memulai berbaikan dengan Rose. Dia akan memberikan apapun yang gadis itu sukai dan bisa membuatnya bahagia kembali. Tapi lagi-lagi rasa gengsinya terlalu besar untuk mengutarakan semua yang ada di benaknya.
Kegaduhan diluar mengalihkan atensi Jungkook yang saat ini berada di ruang teater panggung. Kernyitan halus pada dahinya tercetak pada wajah tampan Jungkook saat melihat dari arah pintu, berdiri sosok laki-laki remaja yang Jungkook ketahui dia adalah adik kandung dari Rose. Park Soobin.
Bocah remaja itu dengan gugup berjalan menghampiri Jungkook.
"A-anyeonghaseo. Saya Park Soobin. Adik dari Tuan Putri Roseanne Park." Soobin membungkukkan tubuhnya 90 derajat.
"Kau bisa bicara santai denganku. Kita saudara, tak perlu berkenalan secara formal. Aku tahu namamu." Nada bicara Jungkook terdengar geli. Soobin menggaruk tengkuknya merasa malu. Tak menyangka, ternyata tuan muda Jungkook yang terkenal dingin itu bisa bersikap hangat dan juga lebih bersahabat.
"B-baiklah." Bocah lelaki itu tertawa canggung.
"Eum sebelumnya maafkan aku tuan muda, aku datang kesini untuk memberitahumu. Rekanku yang merupakan seorang jurnalistik sekaligus reporter, dia ingin sekali mewawancarai anda dan Rose noon-ahh, maksudku Tuan Putri Rose secara langsung. Apakah bisa?"
Beberapa detik Jungkook terdiam, halis tebalnya menukik, menimang akan kesediaannya. Namun tak lama, pribadi gagah yang terbalut kemeja putih dan roompi hitam itu mengangguk-anggukan kepala. "Baiklah, aku terima. Tapi sebelumnya kau harus meminta persetujuan dulu pada Tuan Lee."
Senyuman lebar tercetak sempurna pada wajah Soobin. Beberapa kali bocah itu membungkukkan badan dan menggumam terima kasih pada Jungkook.
"Terima kasih banyak tuan muda. Nanti kami akan menyiapkan waktu yang tepat dan lokasi terbaik untuk kegiatan wawancara anda dan rekan saya. Kalau begitu saya pamit."
Bocah berseragam SMA itu hendak pergi meninggalkan tempat yang hanya di diami Jungkook dan dirinya, namun interupsi dari Jungkook menghentikan langkahnya dan membuat ia menoleh kembali.
"Tunggu sebentar!"
"Soobin-shi, boleh aku minta bantuanmu?"
.
.
.Mata bocah itu celingukan mengedarkan pandangan ke segala penjuru koridor kampus lantai dua, mencari kakak perempuannya. Saat berjalan disana, Soobin terpaksa harus melewati para noona genit.
Pernikahan antara Sang kakak dan Tuan muda Jungkook memang berdampak pula pada eksistensi Soobin dan keluarga. Soobin harus dengan sabar meladeni mereka yang menyapa ramah dengan menampilkan senyuman terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Prince ✔️
RomanceRose sudah menyusun rencana masa depannya dengan serapih mungkin. Namun kandas begitu saja saat dia harus menerima takdir lain, dimana ia dijodohkan dengan Jungkook. Kebebasannnya terikat karena status baru yang disandangnya. Terlebih, tidak ada b...