Dengan langkah lebar Rose segera memasuki kawasan rumah yang semuanya didominasi oleh kaca, hanya bagian tertentu saja yang dilapisi dinding bercat abu pastel terutama pintu bagian depan dan belakang.
Rose yang masih berada di luar langsung bisa melihat intereor yang ada di rumah itu. Juga jangan lupakan tiap penyangga disana terdapat daun dengan akar menjalar. Membuat Rose berpikir sepertinya rumah itu memang sedari awal dibangun untuk desain dan nuansa hutan.
Saking semangatnya, Rose sampai melupakan jika dirinya datang kesini tidak hanya seorang diri-begitu sampai, gadis itu langsung turun dan meninggalkan Taehyung.
Saat membuka pintu, senyum Rose yang semula mengembang cantik itu perlahan memudar. Tergantikan dengan kernyitan, kedua alisnya terangkat menimbulkan guratan halus pada kening.
Jungkook ada disana, membelakangi Rose. Seperti biasa, penampilannya terlihat rapih dan tampan. Perhatian Rose kini terpusat pada suasana ruangan itu.
Disana terdapat banyak koleksi kamera dalam lemari kaca. Handycam, SLR, bahkan terdapat juga proyektor berukuran kecil dengan model keluaran tahun 90-an - terlihat kuno dan antik.
"Kenapa kau kemari?" Suara dingin Jungkook menghentikan aktivitas mata Rose yang sedari tadi berpendar mengitari ruangan itu.
Jungkook berbalik dan menghampiri Rose. "Aku tanya, bagaimana kau bisa sampai kesini?"
Rose gelagapan "Eung.. I-itu"
Jungkook menghela nafas. Dirinya dengan segera mencekal tangan Rose dan membawanya keluar dari ruangan kecil itu. Sebuah ruangan yang sepertinya sangat privasi dan tak ingin ada orang lain melihatnya. Karena Jungkook terlihat tidak suka saat Rose mendatanginya disana.
Jungkook mengunci rapat pintu itu dan kini keduanya berada di ruang tengah. Saling berhadapan.
"Kau pergilah" Sinis Jungkook.
Rose menggeleng kepala. "Tidak mau!"
"Nenek menyuruhku untuk menjemputmu supaya pulang tepat waktu. Sebentar lagi kita harus menghadiri konferensi press." Rose menjelaskan.
"Rose benar." Itu suara Taehyung. Lelaki itu muncul dari arah belakang Rose.
"Pulanglah. Semua orang mengkhawatirkanmu Kook." Sambungnya.
Lagi-lagi helaan nafas samar keluar dari hidung bengir Jungkook. Lelaki itu memasukan kedua tangannya pada saku samping celana bahan yang dipakainya.
"Nenek yang menyuruhmu kan?" Jungkook masih terfokus pada manik kelam Rose yang saat ini memandang Jungkook bingung. Tidak mempedulikan Taehyung yang berdiri di samping Rose.
"Jika nenek tidak menyuruhmu. Kau pasti tidak akan pernah datang kemari." Setelah mengatakan itu, Jungkook pergi meninggalkan Rose dan Taehyung di ruang tengah.
Rose semakin dibuat bingung dengan ucapan Jungkook yang baru saja terlontar. Ayolah, apa maksud dari nada bicara Jungkook yang terdengar seperti merajuk. Apa dia marah? Lelaki itu terlihat tidak senang karena Rose baru datang sekarang. Jungkook terlihat kecewa karena Rose tidak datang lebih awal dengan seorang diri - tanpa Taehyung.
"Jungkook" Rose akan menyusul Jungkook yang menaiki tangga namun urung saat lengannya ditarik lembut oleh Taehyung.
"Rose, biarkan saja. Sepertinya dia masih ingin sendiri. Saat marah, biasanya yang mulia raja yang selalu membujuk Jungkook."
"Tapi sekarang, ternyata yang mulia raja juga tidak berpengaruh."
Taehyung berbicara fakta. Karena memang benar adanya. Mengingat Taehyung adalah sosok yang hidup bersama Jungkook sejak kecil, tentu dia lebih tahu bagaimana sikap dan perangai Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Prince ✔️
RomanceRose sudah menyusun rencana masa depannya dengan serapih mungkin. Namun kandas begitu saja saat dia harus menerima takdir lain, dimana ia dijodohkan dengan Jungkook. Kebebasannnya terikat karena status baru yang disandangnya. Terlebih, tidak ada b...