Ketika tungkainya berjalan menuju halaman utama kampus, entah perasaannya atau bukan Rose merasa seperti dirinya sedang menjadi satu-satunya pusat perhatian saat ini. Kenyataan dimana orang-orang yang dia lewati seperti sedang membicarakan dan memandangnya dengan tatapan nyalang, membuat Rose merasa tak nyaman.
Dengan segera ia mempercepat langkah menuju gerbang utama. Mengabaikan beberapa pasang mata yang memperhatikannya. Mengingat tadi malam Tuan Lee yang berkunjung kembali ke rumah dan memberitahukan jika Nyonya Margareth- ibu Jungkook ingin menemuinya. Rose diminta untuk segera pulang lebih awal hari ini.
Baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba Rose merasakan dorongan kencang pada pundak sebelah kanannya. Hal itu hampir membuatnya jatuh tersengkal ke belakang. Rose meringis merasakan pundaknya terasa sakit. Dia mendongak melihat siapa pelaku yang bertindak semena-mena itu.Dilihatnya tiga orang gadis di depannya yang berpakaian begitu mencolok dengan seragam yang sepertinya sengaja diketatkan. Patut diakui, mereka bertiga memang cantik dan sepertinya mereka berasal dari kalangan anak-anak sosialita yang hobi menghamburkan uang.
"Ups, Sorry sengaja" Ketiga gadis itu tertawa mengejek Rose yang hanya diam dan menampilkan raut datarnya.
"Ahh wait. Dia yun yang kau maksud si gadis beruntung itu?" Salah satu diantara mereka yang sepertinya ketua dari trio gadis centil itu bertanya kepada temannya yang lain.
"Apa tidak salah mereka memilih gadis sepertinya untuk menjadi tunangan tuan muda Jungkook?"
"Oh my god lihatlah penampilannya."
Ah, fans fanatiknya Jungkook. Tidak fansnya, tidak Jungkooknya, kenapa mereka sama-sama menyebalkan? Rose merasa muak karena harus menerima kenyataan di mana ia berurusan dengan manusia seperti itu. Mereka terus-terusan mencibir dan mengejek. Apa sekarang dirinya sedang menjadi korban bully? Baiklah, Rose akan memainkan peran itu saat ini. Rose memilih berusaha diam dan tidak meladeni tiga gadis di depannya.
Rose tidak ingin berurusan dengan mereka yang mengaung dalam bayang-bayang kekuasaan dan memanfaatkan itu untuk menindas seseorang, lalu berakhir dengan dirinya yang terancam keberadaannya di kampus ini. Mengingat Rose hanyalah gadis yang mengandalkan keberuntungan dengan kemampuannya yang lebih, hingga akhirnya dia bisa berkuliah di universitas bergengsi ini.
Rose menepis tangan yang terus-terusan memainkan rambutnya. Hal itu membuat gadis di depannya berdecih meremehkan Rose.
"Rupanya kau memiliki keberanian juga gadis beasiswa." Gadis yang memakai sweater berwarna pink itu menyeringai.
"Tolong kalian jangan menggangguku."
Ketiga gdis itu tertawa culas dan memandang Rose jijik. "Baiklah, tapi sebelum itu, kau harus kuberi sedikit pelajaran karena sudah berani melawan kami."
Tangan kanan gadis itu terangkat hendak menampar Rose. Dengan cepat Rose mengalihkan pandangan ke sisi kanan dan menutup matanya erat. Di kegelapan itu Rose tidak merasakan apapun, dia tidak merasakan sensasi perih di pipi seperti habis tertampar. Dengan perlahan dia membuka matanya.
Terlihat tangan gadis itu yang melayang tidak jadi menampar karena kini seseorang sedang menahan pergelangan tangan gadis itu yang hendak menamparnya. Rose terkejut saat tahu jika Jungkook yang mencekal tangan gadis jahat itu. Ia merasa tak percaya Jungkook akan melakukan tindakan itu.
Aksi Jungkook menyita perhatian banyak orang di sana. Mereka terkagum-kagum sekaligus iri melihat perlakuan sang tuan muda terhadap Rose.
Gadis yang dicekal tangannya oleh Jungkook merasa takut karena mendapatkan tatapan tajam dari lelaki sinis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Prince ✔️
RomanceRose sudah menyusun rencana masa depannya dengan serapih mungkin. Namun kandas begitu saja saat dia harus menerima takdir lain, dimana ia dijodohkan dengan Jungkook. Kebebasannnya terikat karena status baru yang disandangnya. Terlebih, tidak ada b...