Akhir-akhir ini, tepatnya semenjak kehamilan Rose diketahui oleh Jungkook, sikap posesif pria itu semakin tak terkendali. Jungkook sangat membatasi Rose dalam melakukan hal apapun terutama pekerjaan yang bersifat fisik dan berpotensi membuat cepat lelah. Meskipun tahu itu adalah sikap kepedulian dia terhadapnya, namun hari terasa membosankan dan berjalan begitu lambat saat Rose tak melakukan hal apapun.Berjalan-jalan santai menghirup udara segar. Hingga tungkai itu membawa raganya pada halaman belakang yang terdapat danau di sana. Rose merasa bersyukur karena meskipun ia benar-benar tak diizinkan keluar istana, matanya masih bisa dimanjakan dengan kawasan halaman istana yang luas. Bahkan dari sini, Rose dapat melihat dua ekor angsa cantik berbulu putih yang berenang menari-nari di atas air.
Melempar kerikil-kerikil kecil pada air, menghilangkan rasa bosan. Ketika kakinya mundur beberapa langkah, keseimbangan tak mampu ia jangkau lagi saat heels yang ia pakai bersibobrok dengan sesuatu yang lebih menonjol dibanding pijakannya-sepertinya kaki seseorang.
Mungkin bokong Rose akan segera mendarat di tanah yang dilapisi rumput hijau halus itu jika saja tak ada kedua lengan kokoh yang menahan tubuhnya. Tersentak dengan pekikan ringan, namun tak lama dibuat terdiam tatkala matanya bertemu tatap dengan iris setajam belati milik seorang pria yang akhir-akhir ini jarang ia temui.
"Satu hal yang tidak pernah berubah darimu. Selalu ceroboh dan tak berhati-hati."
Rose menekuk bibirnya ke bawah, atau malah memang sengaja dikerucutkan hingga terlihat lucu. Menarik diri dan menepuk-nepuk tangan seolah membersihkan sesuatu dari debu, padahal tak sedikitpun lengannya menyentuh debu tanah, hanya refleks dalam diri.
"Aku mana tahu jika kau sudah berdiri di belakangku," dengus Rose. "Lagipula kenapa senang sekali tiba-tiba datang dan membuat orang terkejut, sih?" Rose menggelengkan kepala. Tak habis pikir dengan pria tinggi di hadapannya ini. Siapa lagi jika bukan Taehyung dengan tingkat kejahilannya yang random.
Decakan penuh olokan Taehyung berikan pada Rose. Tak lama, senyum semanis susu coklat panas di pagi hari tercetak jelas di bibir merahnya. Uniknya, Taehyung ketika tersenyum itu bibirnya akan membentuk seperti kotak, jangan lupakan juga lekukan berpola pada filtrumnya yang terlihat seperti bentuk setengah hati.
"Rasanya seperti sudah bertahun-tahun tidak bertemu. Kau-apa kabar? Bayi dalam kandunganmu itu, apakah dia selalu membuatmu cepat lelah dan mual?" Taehyung bertanya.
Pandangannya dengan refleks tertuju pada perut Rose sebelum kemudian kembali bermuara pada mata hazel yang bagai karamel milik perempuan cantik di hadapannya saat ini. Rasanya ingin Taehyung klaim sebagai kekasihnya saja, tapi sadar, Rose sudah bersuami.
Rose tersenyum. "Jauh lebih baik dari sebelumnya." Mengernyit bingung saat menyadari penampilan Taehyung hari ini yang terlihat begitu rapih. Seperti akan berpergian. "Ngomong-ngomong, kau mau ke mana?"
"Pulang ke Negara asalku," jawab Taehyung santai. Kedua bahunya mengedik. Negara yang ia tuju tentu adalah tanah kelahiran ibunya.
"Hari ini juga?"
Taehyung mengangguk. "Sore nanti. Ibuku kembali berubah pikiran untuk tidak menetap di sini. Dia ingin aku mengembangkan perusahaan yang diwariskan paman dari ibuku di Belanda."
Rose menekuk bibirnya ke bawah. "Itu artinya kau tidak akan kembali datang ke sini?"
Taehyung tersenyum menggoda. "Kenapa? Apa kau akan merindukanku?"
Dengan wajah lugu dan polos Rose mengangguk semangat. "Tentu saja, kita kan teman dekat. Siapapun pasti akan merasa sedih jika ditinggal jauh oleh teman sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Prince ✔️
RomanceRose sudah menyusun rencana masa depannya dengan serapih mungkin. Namun kandas begitu saja saat dia harus menerima takdir lain, dimana ia dijodohkan dengan Jungkook. Kebebasannnya terikat karena status baru yang disandangnya. Terlebih, tidak ada b...