37. Pandora's box

1.9K 304 112
                                    

Song recommended: Lee hi - My Love (ost Moon Lovers)

Pas akhir-akhir, aku saranin kalian buat dengerin lagu di atas, biar lebih dapet feel nya hehehe.

Ini chapter penuh narasi, semua penyelesaian konflik ada di sini. Jadi kalian bacanya pelan-pelan kalo perlu sambil dihayati😁

Seperti biasa, vote dulu sebelum membaca.

Masih tersimpan rapih dalam ingatan Jungkook tentang pesan yang selalu ibu suri sampaikan padanya sejak dulu ia masih remaja. Saat dimana dunia di sekitarnya masih terlihat abu-abu, seolah musafir yang tersesat dan tak tahu arah jalan, kemudian merasa lega karena harapan untuk sampai tujuan ada di depan mata ketika akhirnya bertemu dengan sekelompok kafilah pedagang yang ternyata adalah para perampok. Bukan menemukan jalan yang benar untuk sampai tujuan, malah pengkhianatan yang amat menyakitkan yang perlahan menghancurkannya. Dan itu bermula karena ketidaktahuan.

Jelas Jungkook tak pernah membayangkan sebelumnya jika apa yang dialami sang musafir yang pernah diceritakan oleh ibu suri benar-benar teralami olehnya saat ini. Ibu suri kerapkali memintanya untuk selalu bersikap bijak dalam menyikapi apapun. Mampu membedakan mana orang yang benar-benar tulus menyayanginya dan mana orang yang bersembunyi di balik kata kesetiaan, padahal wujud aslinya adalah serigala, penuh muslihat dan menyimpan kebohongan besar yang amat menyakitkan.

Entah apa yang ia rasakan saat ini. Marah, kecewa, bahkan berujung pada rasa penyesalan dan ingin menyalahkan diri sendiri karena merasa begitu tolol tak dapat membedakan dua klasifikasi manusia yang pernah ibu suri katakan padanya dulu. Orang yang begitu ia percayai, yang Jungkook anggap tulus nyatanya dia menusuk dari belakang. Bayangkan sudah berapa kali Jungkook tak menyadari dan membiarkan Seokjin mengetahui segala macam kisah hidupnya.

Jungkook paham, kejadian di restoran beberapa hari lalu saat ia bertemu dengan Irene dan fotonya tersebar, itu adalah ulah Seokjin.

“Kenapa?” Jungkook berkata lirih. Perlahan mendongak, menyorot lurus pria tinggi yang berdiri pongah di hadapannya dengan tatapan tajam.

“Kenapa kau lakukan semua ini padaku, sialan! Apa salahku selama ini?!” Jungkook berteriak marah. Kakinya menendang-nendang ke depan. Demi apapun Jungkook sangat ingin menendang wajah pria itu yang masih menampilkan senyum pongah penuh ejekan, namun apa daya kakinya berakhir hanya menendang angin kosong sebab Seokjin bergerak mundur.

Hatinya teramat geram. Bukan karena merasa tak berdaya dan tak bisa melawan balik, bukan pula karena merasa kesakitan oleh luka-luka di sekujur tubuhnya, tapi karena merasa begitu bodoh sudah menganggap Seokjin sebagai satu-satunya orang istana yang setia terhadapnya. Bahkan sudah ia anggap sebagai kakak kandung sendiri. Namun apa yang didapatnya malah pengkhianatan.

“Atas semua yang telah kau lakukan pada adikku, kau masih bertanya juga?”

Jungkook terdiam mendengar ucapan Seokjin. Menunggu Seokjin melanjutkan ucapannya. Seokjin bergerak menghampiri Jungkook. Kali ini tidak ada senyum pongah penuh ejekan seperti tadi. Tatapan Seokjin kelam, seperti menyimpan dendam dan kebencian di dalamnya.

“Kau dan mantan kekasihmu adalah penyebab adikku meninggal. Tapi dengan entengnya kau masih mempertanyakan dimana letak kesalahanmu.” Seokjin terkekeh, namun penuh sinis, setelahnya ia memukul perut Jungkook teramat keras dengan kepalan tangannya.

Lantas saja Jungkook langsung terbatuk-batuk. Lagi, darah keluar dari mulutnya. Kerah kemejanya dicengkeram erat. Napasnya tersengal-sengal.

“Tiga tahun lalu, seorang pelayan istana yang masih remaja bunuh diri tepat di hadapanku. Dan itu semua karena ulahmu. Tapi ayahmu menutupi itu semua dengan begitu rapat hanya demi menjunjung tinggi reputasi dan nama baik keluargamu.” Seokjin berbicara dengan emosi yang meledak-ledak. Dan ini adalah kali pertama bagi Jungkook menyaksikan bagaimana Seokjin yang diliputi amarah.

My Cold Prince ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang