Chapter 15 "Wait for Hurts"

222 18 0
                                    

(: HAPPY READING :)

가끔씩 술에 취해 내사랑을 말해버릴 것 같아 ( gakkeumssik sure chwihae naesarangeul malhaebeoril geot gata ) - Kadang-kadang saat mabuk, seakan aku akan mengatakan cintaku

*AUTHOR POV*

"Kau nanti datang kan di ulang tahunnya Raga? Aku lupa memberitahukanmu, maafkan aku. Ohiya, besoknya ulang tahunmu kan? Kau mau kado apa dariku?" Tanya Agra panjang lebar setelah kami berada di dalam mobilnya.

Acara makan malam dengan keluarga Adhipramana tidak pernah membuatku bosan dan kecewa.

"Sebenarnya ada hal yang sangat aku inginkan darimu. Tapi aku takut, jika kamu mendengarnya, kamu akan... marah... padaku." Jawab Visha seraya menundukkan kepalanya, takut memandang Agra.

"Marah? Kenapa harus marah? Katakan saja sayang, tidak perlu takut." Agra mengatakannya dengan tetap fokus terhadap jalanan yang ada dihadapannya.

"A-ak-aku... aku mau... anu... itu... haaaaah... akumaukamuterusbersamaku!" Jawab Visha cepat, tanpa menggunakan spasi. Membuat Agra mengernyitkan dahinya bingung.

"Apa? Aku tidak bisa mendengarnya sayang. Pelan-pelan saja oke?" Agra terkekeh melihat kekasihnya yang tampak malu mengatakannya.

"Aku-aku... aku hanya ingin kamu terus bersamaku. Apapun yang terjadi... jangan meninggalkanku." Visha bukannya malu, hanya saja dia takut.

Raut wajah Agra yang awalnya geli dan tenang, kini menegang. Ia tidak menyangka jika Visha akan mengatakan itu padanya. Ia merasakannya, merasakan perasaan Visha yang sangat tulus kepadanya.

Tapi kenapa Agra justru tidak bisa membayar perilaku Visha? Kenapa ia justru berselingkuh di belakang Visha? Kenapa ia hanya bisa menyakiti gadis di sampingnya ini?

"Kamu marah? Maafkan aku karena bersikap egois. Tapi, tidak bisakah kamu hanya melihatku? Tidak bisakah kamu hanya mencintaiku? Tidak bisakah kamu hanya memilikiku saja? Kenapa? Apakah itu terlalu berat?" Visha bertanya takut kearah Agra. Ia bisa melihatnya, pria yang mengaku sebagai kekasihnya itu hanya bisa terdiam seribu bahasa.

Apakah memang sesulit itu jika hanya untuk melihatnya?

Apakah memang sangat susah jika Agra hanya mencintainya?

Apakah itu memang sukar jika hanya Visha yang dimiliki Agra?

Agra masih tetap diam tanpa menjawab satupun pertanyaan Visha. Visha pun masih setia menatap Agra takut.

Setelah mobil Agra tiba didepan gerbang flat Visha. Visha hanya menghela napas dan memandang Agra dengan sebuah senyum yang dipaksakan.

"Maafkan aku, aku tidak akan menanyakannya lagi. Sudah! Kamu tidak perlu mengingatnya lagi. Jangan biarkan dirimu terbebani, oke? Just forget it! See you in the cinema. Kamu tidak lupa lagi kan? Jadwal rutin kita di hari minggu. Aku masuk dulu, love you~" Visha menyempatkan diri untuk mengecup pipi Agra, meskipun Agra tidak menanggapi kecupan sayang yang diberikan Visha padanya.

Visha berjalan kearah flat nya dengan menundukkan kepalanya dalam. Ia takut Agra akan semakin membencinya jika ia bertanya seperti itu lagi. Ia berpikir kenapa ia menanyakan hal bodoh seperti tadi?! Itu justru hanya akan tambah merusak hubungannya dengan Agra.

Sementara Agra, masih tetap setia duduk di kursi kemudinya sambil merenung. Apakah Visha mengetahui semuanya? Kenapa saat ini hatinya justru sakit, jika memang seandainya Visha tahu dirinya tengah selingkuh.

Agra yakin, jauh didalam hatinya, ia sangat mencintai Visha. Sosok yang sudah mengisi hari-harinya di akhir-akhir tahun ini. Sosok yang membuat hatinya selalu berdegup kencang. Dan sosok yang sedikit demi sedikit telah menggantikan sosok Vidette dihatinya.

CoffeeanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang