Chapter 18 "Dissatisfy Orchestra"

314 17 0
                                    

(: HAPPY READING :)

울고 또 울다가 지쳐서 ( ulgo tto uldaga jichyeoseo ) - Menangis dan menangis lagi hingga lelah sekali

*LUVENIA TAVISHA AKSATA POV*

Sekarang aku sudah duduk tenang didalam mobil Agra, sementara orangnya sendiri masih sibuk menjawab telepon dari tante Cynthia. Setelah insiden kemarin, hubunganku dengan Agra mulai membaik. Dia mulai menceritakan segala hal yang bersangkutan dengan dirinya kepadaku. Termasuk kisah lamanya dengan Vidette.

Aku tidak akan menjadi kekasih yang tidak berguna untuk Agra, aku mendengarkan semua keluh kesahnya. Meskipun rasanya cukup panas juga jika mendengar ceritanya.

Memang sakit rasanya jika mendengarkan penuturan Agra tentang seberapa besar cintanya kepada Vidette. At least, aku kembali meyakinkan diriku jika Agra memilihku, bukan Vidette. Dan aku harap akan terus seperti itu.

Pagi ini, Agra dengan senang hati menjemputku mengingat dia yang sebentar lagi akan memulai orkestranya yang digadang-gadang akan berkolaborasi dengan penyanyi papan atas, Vidette Tivona Ahmar. Let me say, my boyfriend's ex-girlfriend.

Tapi, melihat Agra yang santai-santai saja membuatku tenang dan yakin. Agra tidak akan lari dariku, Ia akan terus disisiku, no matter what would happens, I hope he always with me.

Yeah, I hope.

Agra tampak gagah dengan tuxedo hitam kebanggaannya, meskipun ia hanya mengenakan pakain casual pun ia akan tetap tampan. Sedangkan aku menggunakan sebuah A-line dress warna broken white yang dipadu dengan stiletto warna emas. Tidak hanya itu, rambutku bahkan aku tata dengan model Dutch mermaid side bride. Sebagai tambahan aku mengenakan selendang berwarna keemasan dengan motif daun-daun bambu yang amat indah.

Perlu kalian tahu, bahwa apa yang semua aku kenakan ini bukan aku yang membelinya. Gaun A-line ini, Zie yang memberikannya padaku, oleh-oleh katanya. Sedangkan selendang dan stiletto yang aku kenakan ini pemberian dari tante Cynthia semalam. Selera Zie dan tante Cynthia ternyata tidak beda jauh, aku harap aku bisa mengimbangi mereka. Secara, style-ku ini cukup sederhana dan biasa-biasa saja.

"Are you ready?" Tanya Agra kepadaku setelah ia menutup teleponnya. Aku hanya menganggukkan kepalaku pertanda aku siap. Agra mulai melajukan mobilnya pelan ke gedung pertunjukan dimana dia dan orkestranya akan diselanggarakan. Termasuk Vidette juga maksudku.

"Kamu cantik sekali hari ini. Berniat menggodaku eh?" Agra hanya melirikku sekilas dan tetap melajukan mobilnya perlahan di jalan raya.

"Apa kamu merasa tergoda? Maafkan aku jika kamu merasa tergoda. Apa perlu aku mengganti gaun ini?" Pertanyaan dijawab pertanyaan? Great Visha.

"NO! Kau cantik, dan aku suka. Aku hanya khawatir saja."

"Khawatir? Khawatir kenapa?"

"Bagaimana jika banyak pria yang menggodamu? Bagaimana jika mereka ingin mengambilmu dariku?"

"Hahaha, hanya karena itu?"

"Kau bilang hanya? Astaga Visha! Aku takut betulan, kau tahu?!"

'Sebelum ini, aku jauh lebih takut darimu Agra. Karena kau, hampir, pergi jauh dariku. Kau hampir meninggalkanku. Dan itu jauh dan lebih membuatku ketakutan.' - Visha.

"Hahaha, maaf maaf. Aku tidak bermaksud sayang. I'm yours, you know. Aku tahu kau tahu itu."

Agra mengangkat tangannya dan meletakkannya di pipiku, mengusapnya lembut, dan tersenyum lembut kearahku.

CoffeeanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang