Chapter 2 "Attracted at the First Sight"

727 31 14
                                    

(: HAPPY READING :)

다른 세상에서 살것을 ( dareun sesangeseo salgeoseul ) - Bila aku akan hidup di kehidupan lain.

*AUTHOR POV*

Sebuah cafe dengan interior vintage yang sangat kental ini menjadi tempat yang cocok untuk seseorang yang kini sedang menikmati secangkir marocchino lengkap dengan cinnamon cronutnya. Sebuah cafe yang belum lama ini dibangun, cukup menarik minat si pria muda itu. Tapi, sedari 15 menit yang lalu ia memasuki cafe ini, pandangannya tidak pernah pindah dari seorang gadis cantik yang sedang meracik kopinya di meja bar pemesanan. Seorang gadis cantik dengan rambut panjang sepinggang yang saat ini diikat ekor kuda. Wajah oriental yang saat ini sangat serius meracik kopinya. Apa itu cappuchino? Macchiato? Atau justru Mocha Breve? Yang jelas pria itu tidak terlalu memusingkannya. Lagi pula ia hanya sekedar tertarik dengan gadis itu.

Mulai dari detik ke detik, menit ke menit, hingga jam ke jam. Pria itu tidak bosan-bosannya memandangi wajah gadis itu. Bahkan cinamon cronutnya sudah habis sedari tadi, hanya marrochinonya saja yang tinggal seperempat.

"Maaf tuan, cafe ini setengah jam lagi akan tutup." Ucap seorang waitress sopan. Pria muda itu hanya membalasnya dengan anggukan singkat dan senyuman. Bahkan ia tak sadar jika senyuman yang ia berikan kepada waitress tadi membuat sang waitress melting seketika.

Segera dihabiskannya marrochinonya yang tadi tersisa seperempat. Dan bergegas pergi meninggalkan cafe itu.

'Aku akan kembali lagi besok.' Begitulah janjinya di dalam hati. Dan tetap melangkahkan sepasang kaki jenjangnya keluar dari cafe yang bernama Zievika Cafe tersebut.

"Apa kau tidak merasa, lelaki tampan dan jangkung yang tadi duduk di meja 5 terus-terusan memperhatikanmu?" Tanya seorang waitress bernamtag 'Bunga' itu.

"Siapa? Aku tidak tahu." Jawab Visha seadanya. Karena memang ia tidak tahu ada sesosok lelaki yang katanya 'tampan dan jangkung' itu sedang memperhatikannya.

"Beginilah kamu! Kalau sudah ketemu sama kopi, lupa dengan sekitarnya." Cibir Bunga sambil melipatkan kedua tangannya di depan dada dan berlalu meninggalkan Visha.

Visha tidak tahu apa maksud dari Bunga mencibirnya seperti itu. Sedari pagi ia mulai bekerja, entah mengapa ia merasa orang-orang yang bekerja di cafe Zie ini tidak menyukainya. Mulai dari tatapan sinis yang terus mengarah kepadanya bahkan tak ada seorangpun yang sudi berkenalan dengannya. Visha tidak tahu apa alasannya ia bisa dibenci seperti itu oleh yang lainnya.

"Bagaimana hari pertamamu bekerja?" Tiba-tiba Zie sudah berada dihadapannya dengan senyuman menawan khas darinya. Visha senang mengingat ia tidak sendirian di tempatnya bekerja, masih ada Zie yang bisa mengajaknya bicara kadang-kadang.

"Lumayan menyenangkan, cafe mu ini benar-benar menarik. Makanya banyak pengunjung yang datang kemari." Jawab Visha dengan semangat. Ia benar-benar menyukai cafe yang dibuat oleh Zie ini. Sangat nyaman dan hangat.

Visha merasa tidak perlu menceritakan tentang karyawan-karyawan cafe yang tidak begitu menyukainya. Lagipula belum tentukan semuanya membenci dirinya. Kemungkinan kecil masih ada yang berbaik hati padanya di cafe ini.

*AGRA KALYAN ADHIPRAMANA POV*

"Oi! Dari mana saja kamu, Gra ?" Tanya seorang pria jangkung yang duduk di sebuah sofa sambil membaca sesuatu yang ada di Ipadnya. Aku yakin kalau itu pasti masalah perusahaan.

"Dari cafe." Jawabku singkat. Belum cukup 5 langkah aku berjalan, pria jangkung tadi atau sebut saja dia kakakku satu-satunya Gara, bertanya kembali.

CoffeeanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang