Chapter 4 "Start from the Strategy"

541 28 17
                                    

(: HAPPY READING :)

이런 아픔따위는 몰랐을테니.. ( ireon apeumttawineun mollasseulteni.. )-Segala kesedihan yang begini aku tidak akan mengetahuinya.

*LUVENIA TAVISHA AKSATA POV*

Kulangkahkan kakiku memasuki flat-ku. Flat-ku ini sangat gelap, mengingat tidak ada siapa-siapa disini. Aku segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Ting

Androidku berbunyi setelah aku selesai membuat makan malam. Kulangkahkan kakiku ke arah meja nakas dan membuka kunci layar androidku.

Dilayar androidku menampilakan notif dari BBM dan LINE. Oh! Ternyata ada pesan juga.

From:08xxxxxxxxxx
Hai! Ini nmrku. Jgn lupa d save yah!
-Agra

Ternyata pesan yang masuk itu dari Agra! Tanpa sadar kedua sudut bibirku tertarik keatas membentuk sebuah senyuman. Akhirnya dia SMS aku juga.

To:08xxxxxxxxxx
Ya. Tentu sj. Knpa?

Kubuka akun BBM-ku terlebih dahulu. Ternyata hanya broadcast yang bertaburan. Eh! Agra... nge-PING!!! aku? Memang nggak cukup yah dengan SMS?

Agra Adhipramana

•PING!!!

•PING!!!

•PING!!!

Tavisha Aksata

[D] PING!!!

[D] Kenapa?

Sambil menunggu balasan dari BBM-nya. Aku membuka akun LINE ku terlebih dahulu. Astaga! Ternyata dari dia juga?!

AGRA KALYAN ADHIPRAMANA
Hai

•LUVENIA TAVISHA AKSATA
Kenapa?

•AGRA KALYAN ADHIPRAMANA
Tdk ada ap2. ;)

Cepat sekali dia balas LINE-ku. Oh! Rupanya balasan SMS-nya juga sudah ada. BBM pun sudah dia balas.

Isinya semua sama saja. "Tidak ada apa-apa". Lebih baik aku melanjutkan makan malamku saja yang tadi sempat tertunda.

*AUTHOR POV*

Visha sibuk membuat Mocha Breve yang Agra pesan. Ia membuatnya dengan sangat teliti, takut jika rasanya tidak enak. Ia tidak pernah merasa seteliti ini sebelumnya. Ia selalu menggunakan instingnya untuk membuat kopi. Tapi entah kenapa, jika Agra yang ingin meminum kopi buatannya, instingnya macet. Ia tidak bisa berpikir dengan baik, terlalu banyak pertimbangan.

Agra yang memperhatikan itu sedari tadi hanya bisa tersenyum-senyum sendiri. Ia suka jika Visha membuat kopi. Apalagi saat ini Visha mengenakan kemeja baby blue yang manis untuknya. Tak lupa apronnya tentu saja.

Di kerenakan hari sudah menjelang sore, dan cafe sudah mau tutup. Pelanggan cafe Zie ini sudah tidak terlalu ramai di banding jam-jam sebelumnya. Makanya dengan hati-hati, Visha sendiri yang membawakan Mocha Breve dan Puff pesanan Agra.

"Silahkan dinikmati" ujar Visha setibanya di bangku nomor 5, bangku yang biasa Agra duduki.

"Terima kasih. Aku benar-benar tersanjung, karena sang barista sendirilah yang membawakan pesananku. Aku akan lebih senang jika nona barista cantik seperti Anda, mau menemaniku menghabiskan pesananku ini." Kata Agra sambil menunjukkan senyuman menawan khas dirinya. Sebuah senyuman yang membuat kedua lesung pipi-nya timbul seketika. So awesome.

CoffeeanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang