Chapter 6 "The Fuckin' Woman"

414 26 4
                                    

(: HAPPY READING :)

매일매일 너를 버려도 ( maeil maeil neoreul beoryeodo ) - Setiap hari aku meninggalkanmu

*AGRA KALYAN ADHIPRAMANA POV*

"Kau benar-benar membuatku malu. Bisa-bisanya kau menjatuhkan harga diriku sebagai putra dari Adhipramana." Raga masih meraung-raung di dalam kamarku. Saat ini dia duduk di karpet merah kotak milikku. Rupanya bibi sudah mengganti karpetku, mengingat kemarin karpet merah ovalku itu harus di laundry karena Raga yang -pura-pura- tidak sengaja menumpahkan guava juice-nya ke karpet kesayanganku itu. Dia suka sekali membuatku kesal.

"Tidak perlu terlalu lebay seperti itu. Kau membuatku muak." Sekarang Kak Gara yang mulai mencibir dari atas sofa soft brown-ku sambil mencicipi kopinya. Aku tiba-tiba teringat Visha jika sudah berhadapan dengan kopi.

"Maafkan aku. Kalian tahu? I'm just nervous" Aku jujur, aku memang nervous.

"Sorry, brother. Disini aku juga yang salah, aku tidak menyangka kalau kau bisa demam panggung juga hanya karena tatapan gadis cantik itu." Aku memicingkan mataku ke arah Raga mendengar penuturannya. Biasanya, jika ia sudah mendeskripaikan wanita yang dia temui dengan kata 'cantik'. Boom! Wanita itu akan masuk ke dalam perangkap Raga.

"Woah woah. Calm down, bray. Aku tidak akan menusukmu dari belakang, kau tahu? Aku adalah pria sejati!" Katanya sambil berdiri dan berjalan kearah sebuah mini freezer yang ada didekat meja nakasku. Bisa kulihat Raga yang mengambil sekaleng lemon juice dari dalam mini freezer itu. Satu hal yang perlu diingat, Raga itu maniak fruits juice. Apapun rasanya, dia pasti akan meminumnya.

"Ya, kau semacam spesies pria sejati." Kak Gara mulai lagi kan? Aku bingung dengan kedua saudaraku ini, mereka bagaikan hitam dan putih yang jika bersatu akan jadi abu-abu. Terkadang Raga yang harus dibela, namun lebih sering Kak Gara yang harus dibela. Karena Raga tingkat keusilannya sudah setaraf dengan dewa.

"Apa maksudmu dari semacam dan spesies?" Aku malas mendengar pertengkaran mereka, hanya membuat kepalaku semakin ingin pecah saja rasanya.

Aku menyesal sudah membuang kesempatan emasku tadi. Seharusnya tadi aku mengucapkan kalimat itu, tapi kenapa rasanya lidahku kelu sekali?

"Would you tell me if you regret now?" Kak Gara memandangku penuh selidik, begitupun Raga yang mulai memicingkan matanya perlahan.

Aku hanya menghela nafas panjang sebagai jawaban atas pertanyaan Kak Gara. Ini benar-benar membuatku frustasi.

"Sudah kuduga! Don't be sad, Kak Agra. Aku dan Kak Gara akan selalu mendorongmu dari belakang. Walau rencana awal kita gagal, masih ada rencana cadangan." Playboy style mode on. Bisa kulihat raut wajah Raga yang ber-smirk itu. Kak Gara menunjukkan raut wajah yang terlihat sangat bingung. My brothers is my heroes, bestfriends and my half soul.

"By the way, lagu yang kau pilih tadi keren, bro. Love song- nya Adele kan?" Aku hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Raga.

-DINNER TIME-

"Kenapa wajahmu seperti itu Agra?" Tanya mama kearahku. Saat ini kami semua ada di meja makan untuk makan malam bersama. Hanya sebuah meja panjang yang besar dan cukup mewah, terdiri dari 10 kursi. Ayah duduk di ujung meja sebelah kanan, berhadapan dengan Kak Gara yang duduk diujung meja sebelah kiri. Sedangkan aku duduk disamping mama. Raga? Jangan di tanya lagi, dia duduk disamping pacarnya.

Setiap minggu dia membawa pacar yang berbeda-beda. Minggu ini dia membawa seorang gadis cantik bernama Leona. Aku tidak suka dengan gadis yang dia bawa untuk minggu ini. Kuakui Leona memang cantik, tapi seperti namanya 'Leo'na. Untuk ukuran sebuah makan malam keluarga seperti ini, dia seenaknya mengenakan mini backless dress. She's so brave. Really really a bitchy style. Is she has a attitude manner? I don't think so if an answer is a yes. Aku tidak tahu dimana Raga bisa mendapatkan gadis seperti ini.

CoffeeanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang