Chapter 22 "Sick"

203 20 2
                                    

(: HAPPY READING :)

니가 없는 곳에서 남몰래 사랑을 말해봐 (niga eomneun goseseo nammollae sarangeul malhaebwa ) - Bila kau tak ada, aku mencoba mengatakan cinta

*LUVENIA TAVISHA AKSATA POV*

Akhir-akhir ini Agra selalu berada di rumah sakit untuk menemani Vidette. Bohong jika aku bilang aku tidak cemburu dan peduli, aku mengalami keduanya. Aku juga tidak enak setiap pulang kerja aku harus ikut di mobil Kak Gara. Memang sih Kak Gara tidak ambil pusing dengan semua itu, tapi kan tetap saja aku tidak enak.

Setiap Kak Gara ingin singgah ke suatu tempat dan ingin menikmati waktunya bersama dengan Zie pasti aku yang akan menjadi kendalanya. Jadi biasa Kak Gara mengantarku pulang dulu, setelah itu baru ia dan Zie pergi nge-date. Padahal aku sudah mengatakan kepadanya kalau aku bisa naik bus atau taksi saat pulang. Tapi Kak Gara hanya menyebutkan satu kalimat yang singkat dan padat tapi tidak tahu kenapa aku selalu menurut jika mendengarnya.

"Nanti Agra marah."

Just it.

Aku juga mau sepulang kerja dijemput kekasih dan kemudian kami kencan bersama, seperti dulu. Biar bagaimanapun, Vidette membutuhkannya. Agra sudah menceritakan kepadaku tentang semua yang Vidette alami. Aku juga turut berduka jika Vidette bisa sampai kena depresi seperti itu. Itu tandanya dia juga mencintai Agra, tapi dia juga terlalu terobsesi kepada Agra.

Haaah... aku benar-benar merindukan Agra.

Hari ini cuaca benar-benar tidak bersahabat, angin kencang menerbangkan semua debu dan sampah ke udara. Membuat siapapun malas keluar rumah, maka dari itu Zie dengan segera menghubungi semua karyawannya dan mengatakan jika lebih baik hari ini libur saja.

From : Zie
Hri ini cafe tutup, kalian istrhat sj d rmh ;) -Zie

Aku bersyukur jika hari ini libur bekerja, karena apa? Dari kemarin suhu tubuhku naik, entah karena aku lelah, entah karena aku capek, atau mungkin sampai ke alasan paling konyol 'aku merindukan Agra?'. Aku batuk ringan, suhu tubuhku juga naik sampai 38.5 derajat celcius.

Tidak ada yang menemaniku saat ini, Zie pergi dengan Gara pagi tadi. Katanya mereka mau pergi berkencan, aku juga tidak tahu kemana mereka akan pergi berkencan di cuaca yang buruk seperti ini. Aku terkadang iri dengan mereka yang bisa selalu bersama tanpa ada bayangan mantan yang menghantui. Entahlah, aku agak sangsi dengan kata 'mantan'.

Awalnya mereka hampir tidak jadi pergi berkencan hanya karena mengetahui aku sakit. Zie ngotot tidak mau pergi berkencan karena ia ingin merawatku saja. Awalnya Kak Gara juga maunya seperti itu, bahkan ia sudah hampir pergi ke apotek untuk membelikanku obat. Tapi akhirnya mereka tidak jadi melakukan itu semua setelah aku mengatakan akan menelepon Agra dan menyuruhnya menemaniku di rumah.

Aku mengambil handphone-ku dan mencoba untuk menghubungi Agra. Aku harap ia tidak sibuk dengan Vidette, sudah hampir seminggu ini ia bersama dengan Vidette dan jarang menghubungiku. Aku takut jika ia kembali lagi ke pelukan Vidette. Aku takut, sangat takut.

Nada sambung sudah terhubung ke ponsel Agra, aku hanya perlu menunggu sampai ia mengangkat teleponku. Aku hanya ingin meminta tolong kepadanya untuk membelikanku obat di apotek atau minimarket. Rasa-rasanya demamku tidak bisa turun jika aku tidak meminum obat.

"Halo?" Suaranya benar-benar kecil saat ini, aku tahu jika Agra sedang berbisik. Aku sadar jika aku sangat merindukannya. Aku merindukan suaranya, aku merindukan tingkah lakunya, aku merindukan semua yang ada pada dirinya.

"Apa kamu sibuk? Aku hanya ingin minta tol-"

"Bisa kita bicara nanti saja Visha? Vidette sedang tidur."

CoffeeanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang