"Pangeran, apa ada yang bisa saya bantu?"
"Tidak, aku bisa melakukannya sendiri"
Sekali lagi Chaemin mengangkat pedang ayahnya, sangat sulit baginya mengingat dirinya masih terlalu kecil untuk benda sakral itu, belum lagi ukurannya yang besar bukan main membuat Chaemin nyaris putus asa untuk mengangkatnya.
Namun, dia tetap berusaha. Dirinya adalah putra mahkota dan pewaris tahta dimasa depan, dia tak boleh lemah hanya karena sebuah pedang. Jika ayahnya saja bisa, maka dia juga harus bisa.
Ketika Chaemin berhasil mengangkat pedang milik Jimin, dirinya nyaris oleng jika saja sang ayah tidak menahannya. Chaemin tersenyum lebar ke arah Jimin, sebelum akhirnya dia kembali bangkit dari posisinya.
"Ayah lihat, Chaemin bisa!"
"Kamu sudah bekerja keras hari ini, Chaemin. Besok, ayah akan ajarkan kamu berburu dengan panahan"
"Tapi, bukannya ayah ada pertemuan di negeri seberang?"
"Ayah batalkan, karena anak ayah lebih penting dibanding pertemuan itu"
Chaemin reflek memeluk Jimin, ini adalah hal yang sangat ia nantikan. Dia jarang sekali memiliki waktu bersama ayahnya, dan ketika Jimin menawarkan itu kepadanya, maka Chaemin tidak akan mau menolak.
Puas mengungkapkan rasa senangnya kepada sang ayah, Chaemin segera menarik Jimin untuk membantunya mengangkat pedang. "Aku ingin tunjukan ini kepada ibu juga, ayah!"
Jimin tersenyum kecil, dia mengikuti kemauan Chaemin dengan senang hati. Putranya yang satu ini, tak pernah gagal membuatnya bangga memilikinya, sama halnya seperti ibunya.
Dengan penuh semangat, Chaemin berteriak girang memanggil Rosé. Menunjukkan kepada wanita itu mengenai hasil kerja kerasnya-mengangkat pedang sang ayah. Dan tentu, Rosé selalu menghargai apapun yang putranya lakukan.
"Ibu, lihat! Aku bisa mengangkatnya"
"Kamu hebat, Chaemin. Tapi ayahmu lebih hebat"
"Ibu..." rajuk Chaemin, membuat wanita itu gemas dan menciumi pipi gempalnya beberapa kali.
"Ibu bercanda, sayang. Kamu bahkan lebih hebat dari ayahmu"
"Benarkah? Apa itu artinya Chaemin bisa menjadi seorang panglima perang?"
Rosé terdiam sejenak, dia tak pernah berpikir mengenai Chaemin yang nantinya akan berada di medan peperangan seperti apa yang Jimin lakukan dulu. Sekalipun itu hal yang lumrah untuk seorang Chaemin besar nantinya selaku raja Regrak, tapi Rosé tetap belum siap apabila putranya mengikuti jejak sang ayah.
Hatinya was-was dan tak tenang, nalurinya sebagai seorang ibu sangatlah kuat. Rosé tak ingin hal buruk terjadi pada putranya, sekalipun dia tahu Chaemin memiliki jiwa ksatria yang sama seperti Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ONLY DIRECTION | Jirosé ✓
Fanfiction[ Follow Sebelum Membaca! ] [ Story 7 ] Park Jimin, seorang raja yang gagah dan berani, memiliki berbagai macam julukan karena kehebatan yang ia miliki, serta pengaruh besar yang ia berikan untuk kerajaannya sendiri Dahulu, Jimin tak pernah sedikitp...