♔︎ | Chapter 7

1K 165 17
                                    

"Sihir lemah ini, bahkan bisa aku hancurkan hanya sekali jentik"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sihir lemah ini, bahkan bisa aku hancurkan hanya sekali jentik"

Ares memukul kuat sihir Oxana, sampai sihir itu pecah berkeping-keping. Ia memang sudah ditakdirkan untuk menjadi dewa yang kuat, maka tak heran jika ia bisa melakukan banyak hal sesuka hati dan semaunya

Kedatangan Ares ke Oxana tentu bukan karena hal yang tidak didasari oleh tujuan, karena dirinya memijak di tempat ini, pasti memiliki alasan yang jelas. Apalagi jika bukan untuk menolong kawannya, Park Jimin

Pria iblis yang amat sangat bodoh itu benar-benar tak bisa mengontrol dirinya, ia sangat nekat memasuki daerah lawan ketika tubuhnya bisa saja hancur berhamburan jika terkena sihir yang tak bisa ditahan oleh mahkluk sebangsa dirinya

Ares bahkan ingin sekali mengejek para rakyat Oxana karena telah mempercayakan Jimin sebagai rajanya. Meskipun Ares sendiri tahu, seperti apa Jimin jika sudah bertekad dan terjun didunia yang ia impikan

"Hmm, apa yang harus aku lakukan untuk mereka semua? Menebas kepalanya? Atau membelah tubuhnya menjadi dua?" tanya Ares pada dirinya sendiri, sembari memainkan ujung tombak perunggunya

Sampai ketika, prajurit-prajurit Oxana datang berhamburan. Mengepung sang dewa perang yang tampak begitu santai mengamati kerumunan orang berbaju perak debgan pedang Wistern digenggamannya

"Dewa yang agung, apa tujuan kau datang kemari? Dan menghancurkan sihir White Guardian milik kami?"

"Tentu saja membunuh kalian semua, memangnya apa lagi?"

"Tapi kami tak pernah berurusan denganmu"

"Kau ini banyak bicara sekali, apa ini yang diajarkan Oxana kepada prajuritnya? Ck"

Tak jauh berbeda dengan Ares, kini Jimin pun juga tengah bersitegang dengan Jaehyun. Saling memandang dengan tangan yang sudah menggenggam masing-masing pedangnya

Rosé yang ada disana tak bisa berbuat banyak, apalagi mengambil tindakan untuk memisahkan keduanya. Karena sekarang, tubuhnya sudah diberi perangkap api dingin oleh Jimin. Bahkan matanya pun tak dibiarkan terbuka sekarang

"Apa kau sudah siap menjemput ajalmu, Jaehyun?"

Jaehyun tertawa, meledek Jimin yang tampak menjengkelkan dari sebelumnya. "Bukankah seharusnya aku yang bertanya seperti itu kepadamu? Kau itu tak jauh berbeda dari ayahmu, yang berapi-api diawal, tapi saat api itu redup, dia tewas dan pergi menyusul para leluhurmu di Neraka"

"Ya terserahmu saja, tapi ingat, jangan menyesal jika nanti pedangku ini membelah kepalamu dan mencabiknya sampai tak tersisa"

Rosé semakin ketakutan ketika suara pedang saling beradu, biarpun telinganya sudah tertutup rapat, tapi, suara gesekan tanpa henti dari kedua belah pedang yang saling beradu itu terdengar semakin keras indra pendengarannya

Membuat hati Rosé semakin gusar, ia sangat takut jika salah satu dari mereka harus mati. Karena sungguh, Rosé tak akan siap menerima itu semua. Dia mencintai kedua orang itu sama besarnya, dan ia tak akan pernah siap jika harus kehilangan salah satu atau keduanya

MY ONLY DIRECTION | Jirosé ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang