34

1.1K 240 21
                                    

[Name] datang entah dari mana, perempuan itu juga menerjang tubuh Mikasa yang hendak menyerang Levi. Tangan Mikasa dikunci olehnya tepat di atas kepala Mikasa.

[Name] menatap Mikasa penuh dengan amarah, serta mata yang berwarna merah. Namun, amarahnya kian mereda begitu melihat mata Mikasa yang berkaca-kaca.

"[Name]? Kau hidup?"

"Ah sial! Kepalaku sakit!" [Name] menyingkir dari atas tubuh Mikasa, memegang kepalanya yang berdenyut sakit.

Dia memang selamat dari ledakan itu, begitu dengan juga Mike yang berhasil dia selamatkan. Hanya saja Mike yang kehilangan kedua kakinya, dan wajah kiri [Name] terluka parah karena ledakan. Sementara Moblit tidak berhasil dia selamatkan, asisten Ketua kesayangannya itu terkena ledakan dari Titan Kolosal.

"Ini terjadi... ini benar-benar terjadi..." Racaunya sambil menjambak pelan rambutnya.

"[Name]!!! Kumohon bujuk Kapten Levi untuk memberi suntikan itu pada Armin!!! Hanya Armin yang dapat menyelamatkan umat manusia!!!" Pinta Eren dari tepi atap, dengan gigi yang banyak terlepas.

"Tidak bisa! Hanya iblis yang dapat menghabisi seluruh Titan di dunia ini! Membangkitkan iblis kembali, adalah misiku!!" Ujar Floch yang secara tak langsung mengatai Erwin sebagai iblis.

[Name] mengabaikan teriakan kedua laki-laki itu, kepalanya terasa amat sakit karena tadi menarik paksa tubuh Mike ke dalam dunia Yrasil. Jangan lupakan wajah kirinya yang sedikit hancur.

Hange dan yang lainnya datang, mereka tidak menyangka jika keadaan akan runyam seperti ini. Kedua orang yang sangat jenius di Pasukan Pengintai dalam kondisi sekarat.

[Name] melihat keadaan Armin, kemudian berpindah pada Erwin. Dia tidak bisa, dia tidak sanggup untuk membantu salah satu dari mereka. Mungkin dia bisa, hanya saja, dia tidak percaya akan kemampuannya sendiri.

"Kapten... berikan suntikan itu pada Armin."

"APA YANG KAU KATAKAN?! KITA SANGAT MEMBUTUHKAN KOMANDAN UNTUK KELANGSUNGAN MISI KITA?!" Bentak Floch sambil menarik kerah pakaian [Name].

"Hey. Kau meragukanku, ya?"

[Name] mencekik Floch dengan kencang, matanya kembali berwarna merah darah. Floch hampir saja meregangkan nyawanya, jika Hange dan Connie tidak memisahkan mereka.

"Berikan alasanmu, mengapa aku harus menyelamatkan bocah itu dibanding Erwin?"

"Tidak ada alasan khusus. Aku telah bersumpah setia pada Eren. Semua permintaannya, merupakan perintah mutlak bagiku."

[Name] mengangkat tubuh Erwin, kemudian pergi menjauh dari tempat itu, diikuti dengan Hange.

Levi menghela napasnya, dia memutuskan untuk mengikuti ucapan [Name]. Dia percaya pada [Name], tentunya perempuan itu memiliki rencana untuk menyelamatkan Erwin.

Setelah memberikan suntikan itu pada Eren, Levi menyusul [Name] dan Hange yang memasuki sebuah rumah yang masih layak digunakan.

"Kau bisa, [Name]?" Tanya Hange sedikit ragu. "Aku akan berusaha. Komandan kehilangan beberapa organ dalam, mungkin aku dapat mencegah kematiannya hingga besok malam."

[Name] menjelaskan hal itu sembari membuka pakaian Erwin dan mengeluarkan banyaknya perban, serta air yang dia bawa dari dunia Yrasil.

"Lalu dia akan mati?"

"Tidak. Aku menemukan letak Yrasil, aku akan memaksanya untuk melakukan permintaanku."

[Name] membuka botol itu, meminumkan sedikit air untuk Erwin, dan sisanya dia siramkan pada luka di perut Erwin. Dengan bantuan Hange, [Name] membalut luka itu dengan perban secara kencang.

FATE [AOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang