8.

139 11 2
                                    

Sejak kejadian semalam, Angga sama sekali tak melepas pelukan nya pada Jeehan, begitupun dengan Jeehan. Mereka sangat nyaman dengan pelukan itu.

Hingga, matahari mulai memunculkan sinar dari arah jendela besar kamar Angga.

"Angga, ayo bangun." Jeehan perlahan melepaskan tangan Angga yang menyentuh pinggang Jeehan.

"Sebentar lagi, aku masih capek banget," ucap Angga dengan suara serak nya.

"Capek ngapain? Kan kamu semalem gak ngapa-ngapain."

"Capek, mikirin kamu terus," ucap Angga sambil senyum dengan mata yang masih terpejam.

Jeehan tertawa, mendorong Angga hingga jatuh dari kasur.

Angga yang terjatuh reflek memegang pinggang yang terkena lantai.

"Kamu ngapain dorong aku???"

Jeehan panik dan langsung turun dari kasur untuk membantu Angga berdiri.

"Eh, aduh, maaf ya! Aku gak sengaja," ungkap nya.

"Iya, aku maaf--"

Jeehan memegang perut nya, merasakan mual yang sangat amat mual.

Jeehan pergi ke kamar mandi dengan berlari kecil.

"Jeehan, jangan lari!"

Angga mengejar Jeehan yang sudah keluar dari kamar, padahal di dalam kamar tidurnya ada kamar mandi.

Jeehan tak memuntahkan apapun, hanya air liur saja yang di keluarkan.

"Udah enakan?" tanya Angga sangat khawatir.

Jeehan mengangguk. "Iya, gapapa. Itu kamar kamu gak di beresin? Masih berantakan."

Angga memegang tangan Jeehan. "Gapapa, aku aja yang beresin kasurnya."

Jeehan mengangguk dan melakukan tugas mereka masing-masing. Yaitu, Jeehan memasak sarapan dan Angga membereskan rumah.

Mereka melakukan tugas layaknya suami-istri.

>>>

"Ga, kamu mau kemana?"

Angga sudah rapi menggunakan jas hitam dan celana hitam. Bahkan, wangi nya yang semerbak tercium di seluruh area rumah.

"Mau kerumah orang tua kamu, ayo temenin."

Jeehan antusias dan segera pergi kekamar nya untuk mengganti pakaian.

Ia hanya mengenakan dress merah muda bermotif bunga dengan flat shoes putih kesayangannya.

"Kamu rapi banget, kayak mau ngelamar orang aja."

Sesampainya di rumah orang tua Jeehan, Angga terlihat mengeluarkan sesuatu dari bagasi nya.

"Apa itu, Angga?"

"Ayo masuk, berdoa dulu."

Jeehan mengetuk pintu sebanyak 2 kali dan memencet bel.

Pintu terbuka dan menampakkan Maudy di depan mereka.

"Jeehan..."

Jeehan tersenyum, memeluk Maudy dengan sangat erat. Hingga tak sadar kedua wanita itu meneteskan air matanya.

"Kamu apa kabar, nak?"

My AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang