15.

77 8 0
                                    

Matahari pagi mulai memasuki kamar lewat celah-celah jendela. Jam menunjukkan pukul 08.00 WIB. Sedangkan, Jeehan dan Angga masih tertidur pulas sebagai pengantin baru.

Alarm khas Iphone berbunyi, Angga terkejut dan mematikan alarm nya.

"Sayang, ayo bangun. Udah jam 8." Angga menggoyang-goyangkan tubuh Jeehan.

"Ayo berjemur, matahari pagi bagus buat kamu," ucap Angga.

"Aku males, capek gara-gara kamu semalem," keluh Jeehan.

"Kan aku lembut? Ayo bangun, masa dedek bayinya diajak bobo mulu." Angga belum patah semangat membangunkan Jeehan.

"Iya udah iya. Kamu keluar dulu, aku mau ganti baju," perintah Jeehan.

"Loh, kita kan udah nikah? Kok aku disuruh keluar?" Angga terlihat bingung.

Jeehan meringis. "Hehe, lupa. Tapi aku malu."

Angga memukul kecil dahi Jeehan. "Aku udah liat kali!"

Akhirnya, Jeehan memilih untuk tetap memakai pakaian tidur untuk berjemur begitupula Angga.

Mereka berdiri di teras rumah, sembari melakukan tugas masing-masing.

"Aku cuci mobil, kamu siram tanaman," perintah Angga.

"Siap, bos!"

Angga pergi mengambil selang panjang untuk mencuci mobil nya.

Setelah 15 menit berjemur, Jeehan memilih untuk masuk ke rumah terlebih dahulu karena ingin memasak sarapan.

Pagi ini, Jeehan memilih sarapan yang simple karena belum sempat pergi ke pasar.

Ia mengeluarkan roti untuk burger, 2 sosis, selada, keju sebagai topping burger, ketimun, smoked beef  yang sempat dibeli nya saat berada di supermarket, dan yang terakhir susu coklat hangat.

Semua bahan itu dimasak, aroma masakan sederhana itu tercium hingga luar.

Jeehan menghampiri Angga yang tampaknya selesai melakukan kegiatannya. "Mas, ayo makan. Sarapan nya udah siap."

Angga segera melepas sendalnya dan pergi ke ruang makan.

"Kamu kalo masak gampang tapi selalu enak," puji Angga.

"Makasih. Oh iya, mas, aku kapan USG lagi? Kayaknya sebentar lagi aku lahiran deh ini," tanya Jeehan.

"2 hari lagi, kan sekarang kamu udah 8 bulan kira-kira bulan depan bayi kamu lahir," ucap Angga.

Jeehan tersenyum senang. "Aku udah siapin nama anak aku loh, mas."

"Oh iya? Aku mau tau dong." Angga memajukan kursi nya agar lebih dekat dengan Jeehan.

"Namanya cuma ada 2 kalimat, tapi makna nya bagus. Baheera Asheeqa."

"Apa makna nya?" Angga penasaran.

"Orang yang cemerlang, budi luhur, luar biasa, dan dicintai." Jeehan terlihat excited saat menjelaskan namanya.

"Namanya cantik, kaya ibu dan anaknya." Angga mengelus kepala Jeehan.

"Makasih, mas."

Saat ingin melanjutkan makan, ponsel Angga berbunyi.

"Aku angkat dulu, ya." Jeehan mengangguk karena seperti panggilan penting.

Angga berbicara cukup lama, 10 menit belum selesai. Sebenarnya, Jeehan ingin menguping tapi tak sopan.

"Sayang, aku pergi dulu, ya."

My AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang