My Angel

10.

"Haikal, welcome!" Angga dan Jeehan menyambut Haikal yang telah kembali ke rumah setelah 2 minggu di rumah nenek nya.

"Halo pa, kak." Haikal memeluk Jeehan, kemudian Angga.

"Papa, aku mau mandi dulu. Soalnya, tadi pagi aku baru sikat gigi," ucap Haikal.

Angga mengizinkan dan mempersiapkan pakaian Haikal.

"Aku aja yang siapin, kamu duduk nonton tv aja." Angga tersenyum.

Jeehan pergi ke kamar Haikal. Membereskan sedikit kasur nya dan mengambil pakaian kesukaannya.

"Eh, kakak! Aku malu." Haikal memutar balik badannya, padahal ia mengenakan handuk.

"Haikal, gapapa. Kakak tunggu di luar ya." Jeehan keluar dan menuruni tangga.

"Haikal mandi apa gak, ga? Kok gak ada 5 menit." Jeehan heran.

"Dia mah cuma sabunan, keramas, bilas terus udah." Angga tetap menatap televisi.

"Angga," panggil nya, Angga menoleh.

"Jalan-jalan yuk, ajak Haikal, mau gak?" tanya Jeehan.

Tanpa berfikir lama, Angga langsung mengiyakan.

>>>

"Turun dari mobil nya hati-hati."

Belum ada beberapa detik setelah Jeehan memperingatkan, Haikal terjatuh dan lututnya sedikit terluka.

"Tuhkan, gak mau nurut sama Kak Jeehan, sih." Angga membantu Haikal berdiri.

"Jangan dimarahin, ga. Ayo kakak obati."

Jeehan mengambil beberapa isi dari kotak P3K yang tersedia di mobil.

"Auh! Perih, kak."

"Tahan, okay, selesai!"

Haikal kembali berdiri dan Jeehan menaruh kembali letak kotak P3K seperti semula.

"Haikal, mau kemana dulu?" tanya Angga.

"Aku boleh naik kuda terbang itu gak?" izin Haikal.

"Boleh, sama papa ya? Soalnya kakak Jeehan gak suka naik itu." Angga beralasan.

"Iya, pa."

Mereka berdua membayar karcis dan naik ke wahana tersebut.

Sangat terlihat, Angga dan Haikal sangat girang, menikmati wahana nya.

Jeehan berinisiatif mendokumentasikan hal tersebut menggunakan ponsel nya.

"Pusing, je." Angga memegang kepalanya, pandangan nya terasa berputar setelah naik wahana itu.