PART•10

35 27 13
                                        

@Salsanabila680

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

@Salsanabila680


**🥑**

BUGH!

BUGH!

"Benar-benar sampah!" Bentak Andre.

Andre melempar gumpalan kertas ke arah wajah Raden yang sudah babak belur akibat ulahnya. "Bolos Empat kali dalam seminggu? Tidak pernah mengikuti ulangan harian? Nilai selalu dapat sepuluh?" Tanya Andre dengan nafas naik turun menahan amarah.

Raden meneguk salivanya susah payah. Sudah di pastikan setelah ini dia akan di siksa lagi oleh ayah kandungnya sendiri.

"Kenapa kamu nggak pernah bikin ayah bangga Raden. Kenapa?"

"Lihat apa yang kamu lakukan. Kamu merusak reputasi ayah, Raden!" Raden meringis ketika Andre menendang kepalanya hingga membentur tembok. Cairan merah kental mengalir di pelipis cowok itu.

"Kamu itu anak pembawa sial, Anak tidak tau diri. Bodoh! pembunuh!"

"Ini pasti ulah geng sialan itu. Sudah berapa kali ayah bilang jangan pernah kamu ikut geng itu lagi. Jadi begini kan dampaknya."
Raden bangkit dengan nafas memburu lalu..

BUGH!

Tubuh Andre jatuh tersungkur ke tanah begitu Bogeman mentah mendarat di rahang kanannya.

"Anda yang sialan!"

Andre sedikit terkejut dengan ucapan Raden barusan. Baru kali ini ia melihat Raden yang berani memukulnya. Andre tersenyum iblis, kemudian menarik sabuk yang melilit di pinggangnya.

Raden menutup kedua matanya ketika melihat Andre menarik sabuk yang ia gunakan.

CTAR

CTAR

CTAR

Raden meringis saat merasakan nyeri di bagian perut dan pinggangnya. Mau melawan pun itu hanya sia-sia, Ia sudah terbiasa merasakan rasa sakit seperti ini. baik itu fisik maupun mental.

"Itu hukuman buat anak tidak tau diri seperti kamu!" selepas mengatakan hal tersebut, Andre menaiki tangga menuju kamar untuk meredakan emosinya.

Raden menghela nafas kasar. Raden berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya.

**🥑**

Darel sedang berusaha terlelap, namun sia-sia. Sejak kejadian di taman belakang sekolah, ia susah tidur karena Aqqila. Ia merasa sangat frustasi bisa-bisanya ia keceplosan mengatakan hal tentang Bra gadis itu.

Darel menghela nafasnya. Ia memejamkan mata kuat. "Ayo dong tidur, Tidur. Jangan sampe ni mata gua congkel. Ehh!! kalau mata gua nggak ada, siapa yang mau jadi istri gua nanti? Yakali gua jomblo seumur hidup."

 VICTORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang