PART•12

41 21 28
                                    

⚠️Jangan lupa follow instagram-ku⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Jangan lupa follow instagram-ku⚠️

@Wp.alpukats

**🥑**

"AAAA..!" Aqqila terkejut bukan main, ketika melihat pemandangan aneh di dalam rumah pohon tersebut.

Darel yang baru sampai pun mati-matian menahan malu. Darel mengeruti dirinya sendiri, ia sangat menyesal mengajak Aqqila ke rumah pohon.

Aqqila berbalik dan menatap Darel yang sedang menunduk, malu. Aqqila mencoba untuk tidak tertawa, namun sia-sia ketika melihat wajah Darel yang sudah memerah menahan malu. Tawa Aqqila pecah seketika.

"Hahaha..! hahaha..! Aduh perut gua sakit hahaha..!" Aqqila memegangi perutnya yang sakit akibat tertawa.

Pipi Darel memanas, ketika Aqqila menertawai pajangan-pajangan yang ada di dalam rumah pohon tersebut.

"Hahaha..! ini koleksi kalian, nggak ada yang lain apa?" Tanya Aqqila sambil melap air matanya yang keluar akibat terlalu banyak ketawa.

"Kolor ijo? Hahaha..! Aneh banget sih." Aqqila sudah terduduk lemas sambil memegangi perutnya.

"Jangan ketawa" sinis Darel, menahan malu.

"Sempak Nathan: kuat, awet dan berjasa. Sempak Roni: Kenyal, Lembut dan Licin.
Sempak Raden: Wangi, Seksi dan menggoda.
Sempak Darel: Pengikat wanita. Squad Kolor.ijo" Aqqila membaca tulisan yang berada di sempak yang terpajang di dinding rumah pohon. Kemudian tertawa terbahak-bahak.

Darel memejamkan matanya saat Aqqila membaca tulisan tersebut. Malu? Jangan di tanya lagi, rasanya Darel ingin menyelam saja dilautan dalam.

"Sekali lagi Lo ketawa, mata Lo gua cungkel." Ucap Darel, membuat Aqqila sontak berhenti tertawa. Aqqila berdiri sambil menghapus sisa air matanya.

Aqqila terkekeh, lalu berdehem untuk mengatur suaranya."Iya-iya, maaf."

"Kalian sering ke sini?" Aqqila mencoba mengalihkan pembicaraan, agar Darel tidak malu.

"Udah jarang. Semenjak kita buat geng Victory, kita udah jarang ke sini."

Aqqila duduk di pembatas rumah pohon, gadis itu menutup matanya. Membiarkan rambutnya di terpa angin. Darel pun mengikut, cowok itu duduk di samping Aqqila.

Darel menatap Aqqila dari samping. "Cantik" gumam Darel, yang masih bisa di dengar Aqqila.

"Gua emang cantik!"

Darel mengalihkan perhatian-nya, pipi cowok itu memerah. "Jadi pacar gua" gumam Darel samar-samar.

"Hah?"

"Hah! Itu, gua minta maaf soal yang di belakang sekolah." Ucap Darel, lalu mengalihkan perhatiannya.

Aqqila menercap matanya berkali-kali, apa tadi katanya, maaf? Ternyata seorang Darel bisa minta maaf juga. Fikir Aqqila.

 VICTORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang