RT - Chapter 12

1.6K 113 3
                                    

“Sebagai manusia kita hanya bisa merencanakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sebagai manusia kita hanya bisa merencanakan. Urusan jadi tidaknya Dia yang memutuskan.”

-Risna Ayu Anjani-

      Jemari itu bergerak mengusap kepala gadis yang sudah terlelap menjaganya sedari tadi sore. Baru saja Alex memindahkan tubuh bongsor Risna yang tadinya tertidur di sofa dipindah ke ranjang, tubuh gadis ini memang berat tapi Alex masih kuat untuk mengangkatnya. Tidak sia-sia usahanya membentuk otot-otot di tubuhnya. 

Senyuman tulus terukir di wajah tampan milik pria ini, dengan perlahan Alex menarik selimut itu sampai dada agar Risna tidak kedinginan. Jam baru saja menunjukkan pukul 21.00 malam. Dahinya berkerut teringat akan satu hal, ia meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang. 

"Belikanlah makanan tapi jangan yang terlalu jauh."

"Baik tuan, anda ingin memesan apa?"

Alex menghembuskan napas kesal, ia tidak tahu makanan kesukaan gadis ini kecuali bakso, es krim. Ya saat mereka jalan-jalan Risna mengajak Alex untuk makan bakso pinggir jalan favoritnya.

"Aku tidak tahu, beli saja pizza dan pasta seperti biasanya." 

"Tapi tuan kondisi anda sedang–"

"Itu untuk Nana,"

"Ah- begitu maaf tuan saya tidak tahu. Apa ada lagi?" 

"Em...belilah lima kotak es krim dan sepuluh batang coklat." 

Gistom dibuat tersenyum miring mendengar pesanan tambahan bosnya itu. Es krim dan coklat? Menarik sekali. 

"Tidak sekalian dengan pabriknya tuan?" entah keberanian dari mana ia berucap demikian. 

"Beli cepat atau surat pemecatan yang akan datang padamu."

"Hah?! Jangan tuan sa–"

Tut!

"Virus Mark sudah menyebar." Dengus Alex kemudian beranjak ke kamar mandi karena panggilan alam dan sekalian mengganti pakaian. Tapi sebelum itu ia menyempatkan waktu sebentar untuk memotret gadis yang masih tertidur pulas itu.

"Sangat polos dan manis." Tersenyum dan mengecup singkat pipi Risna lalu mengacir pergi. 

Demam Alex sudah turun akibat efek obat dan kompresan yang terus di lakukan Risna. Setelah selesai menganti pakaian, dengan perlahan membangunkan Risna dengan menepuk-nepuk pelan pipi gembul itu.

Rahasia Takdir (END ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang