“Aku berharap ini hanyalah mimpi dan saat terbangun nanti aku akan langsung memelukmu erat. Tak akan ku biarkan kau pergi lagi.”
-Risna Ayu Anjani
“Aku bisa mendengarmu tapi aku tidak bisa menghapus air mata itu yang dimana saat aku mendengar tangismu akan selalu merasakan sesak di dada. Sebenarnya siapa kamu?"
-Alexio Eduardo Smith
...
Suara mesin elektrokardiogram terdengar memenuhi ruangan yang pria bermata tajam dengan iris hazel tempati, ia masih terbaring tak sadarkan diri. Ini adalah hari kedua dan Alex masih belum juga menunjukkan tanda apapun.Disamping ranjang tempat Alex sedang tertidur, ada Risna yang baru saja selesai membacakan ayat-ayat suci al-qur'an untuknya. Gadis dengan pakaian khusus berwarna hijau itu menatap sendu pada sang kekasih, diusapnya punggung tangan itu dengan lembut. Lalu, ia menunduk dan menjatuhkan keningnya pada tangan yang ia usap tadi. Sesak. Itu yang selalu Risna rasakan ketika melihat keadaan prianya.
"Apa kamu sedang bermimpi indah sampai tidak mau bangun-bangun hm? Atau kamu marah karena aku nggak nurutin perintah kamu kemarin? Kalo gitu ayo bangun marahin aku jangan diem aja kayak gini." Risna mengganti posisinya dengan menempelkan sebelah pipinya pada punggung tangan yang kokoh itu.
"Al, aku lebih suka saat kamu marahin aku sama seperti pidato presiden di banding dengan marahmu yang sekarang. Kamu tahu? Hari ini aku izin lagi nggak masuk kerja sama Bu Rosa, dia juga kaget dan sedih tahu soal keadaanmu. Al, cepatlah bangun tidur terlalu lama itu nggak baik. Bangun dan hukum aku karena udah nggak nurut, lalu sebagai gantinya aku akan masak makanan yang kamu suka, ajak kamu ke pasar malam. Kamu belum pernahkan kesana?" Risna menghela nafas, tersenyum getir.
Gadis itu terus saja mengajak Alex mengobrol tentang segala hal. Walaupun, kenyataannya tidak ada balasan sama sekali dari lawan bicaranya.
"Al..." Ujar Risna sembari memejamkan mata.
"Aku yakin kamu bisa dengar aku kan? Pasti bisa. Semoga kamu suka ya sama lantunan ayat yang aku baca, semoga itu bisa membantu kamu untuk cepat sadar. Maaf untuk semuanya, maafkan aku."
"A-aku...aku merindukanmu, sangat. Apa kamu tidak merindukan aku hm? Itu tidak mungkin, pasti kamu selalu merindukanku bukan? Kamu kan bucin banget orangnya, cemburuan lagi. Tapi aku suka semua itu." Tawanya berderai namun air mata juga turut mengalir sejak tadi.
Risna kembali menumpahkan segala rasa sesaknya saat ini. Mata yang biasanya terpancar binar bahagia kini telah hilang, disana hanya ada kesedihan dan rasa bersalah. Bahkan, gadis itu sama sekali tidak memperdulikan dirinya sendiri yang sedari kemarin malam belum terisi apapun, kantung mata Risna pun terlihat menghitam karena sudah dua hari ini dia tak bisa tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Takdir (END ✔️)
RomanceKarya ke-1 Rahasia Takdir (GENRE : Rom-com) 17+ ---------------------- Tidak ada yang bisa menebak Takdir dari-Nya. Karena itu semua masih menjadi Rahasia yang akan terungkap dengan seiring berjalannya sang waktu. Rahasia Takdir memang terkadan...