Sesampainya di rumah Reno langsung membersihkan tubuhnya yang sudah terasa lengket karena tadi banyak pelanggan pada tempatnya pekerja yang harus dilayani, belum lagi cuaca yang begitu panas saat perjalanan pulang.
Tidak membutuhkan waktu lama pemuda itu telah selesai dengan kegiatan mandinya dan mengganti pakaian. Tangannya langsung cekatan mengambil sapu untuk membersihkan sudut rumah kemudian mengepelnya.
Sebenarnya Risna tidak menyuruh adiknya untuk membersihkan rumah tapi Reno tetap melakukannya karena selain ia tinggal dirumah ini juga untuk membantu meringankan tugas Risna. Ini tidak seberapa dengan tugas kakaknya yang mencari nafkah untuk biaya kehidupan mereka dari pagi sampai malam hari bahkan itu dilakoninya sejak orangtua mereka tiada.
Reno duduk di kursi meja makan, setelah selesai mengerjakan tugas rumah. Pemuda itu menyiduk nasi di rice cooker ke piringnya dan tak lupa mengambil air dingin di kulkas ke dalam gelas. Membuka tudung saji dan memasukan beberapa lauk-pauk seperti tadi pagi.
Matanya melirik pada jam yang terpasang pada sudut ruangan. "Semoga lo baik-baik aja, Kak." Gumamnya khawatir.
Saat ini perempuan bersweater abu dengan training hitam sedang berdiri di depan pintu apartemen, sebelah tangannya memegang paper bag dan yang satunya digunakan untuk menekan bel yang berada di sebelah pintu.
Lima belas menit berlalu, namun tidak ada sahutan atau tanda-tanda orang yang akan membukakan pintu, membuat Risna kembali menekan bel gemas. Ini sudah hampir magrib masalahnya dan dirinya belum mandi juga sungguh menjengkelkan. Karena jalanan macet tadi jadi ia baru sampai.
"Astagfirullah... gue dobrak juga lama-lama ngeselin banget sih!" sewotnya sedikit menendang-nendang pintu dengan sepatunya.
"Beneran gue dobrak nih pintu, satu..dua..ti..ga--"
Ceklek.
Bruk!
Pada saat hitungan terakhir pintu justru terbuka, membuat Risna terjatuh diatas tubuh seseorang yang tak lain adalah penghuni apartemen ini. Dengan cepat ia langsung bangun menjauhkan diri dari pria bule yang mungkin terkena sial karena telah ditindih oleh badan besar miliknya. Tolong jangan tanyakan kondisi Risna saat ini, rasanya ia ingin mencopot wajahnya saja.
"Ma-maaf tuan saya pikir tidak ada orang di dalam jadi saya.. eumm.." gugup Risna dengan kepala menunduk.
"Kau mau mendobraknya? Oh astaga... kenapa pikiranmu itu pendek dan sempit sekali." Dengus Alex sudah berdiri sambil berdecak pinggang, menatap gadis di depannya tak habis pikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Takdir (END ✔️)
RomansaKarya ke-1 Rahasia Takdir (GENRE : Rom-com) 17+ ---------------------- Tidak ada yang bisa menebak Takdir dari-Nya. Karena itu semua masih menjadi Rahasia yang akan terungkap dengan seiring berjalannya sang waktu. Rahasia Takdir memang terkadan...