“Kamu memang tidak sempurna, begitu juga denganku. Jadi, apa salahnya jika kita bersama dan saling melengkapi kekurangan masing-masing."
-Alexio Eduardo Smith
…
Risna yang baru saja selesai berobat, dibuat cemas saat mendapat telepon dari adiknya yang memberitahukan bahwa Bunga pingsan di rumahnya. Meski Reno sudah mencoba menenangkan dengan mengatakan ia akan mengurus Bunga, tetapi tetap saja rasa khawatir itu tak bisa dihilangkan. Jadi ia meminta Alex agar segera kembali pulang.
"Mau beli sesuatu dulu? Aku lihat tadi tidak ada makanan di rumah." Alex berujar di tengah menyetirnya.
"Nggak deh, tadi aku udah bilang sama Eno buat masak pake bahan-bahan yang ada di kulkas aja. Sekarang pasti udah siap semua. Langsung pulang aja ya, aku khawatir sama Mbak Bunga di pasti udah nyampe dari tadi terus nggak enak juga udah sempet minta anter sama dia eh malah ngga jadi."
Sebelah tangan kekar itu mengelus kepala Risna gemas. "Okay dear, we go home right away. Kamu tenang saja, Reno pasti sudah menjelaskannya dan Bunga pasti mengerti."
Pipi tembem itu lagi-lagi merona. Menundukan kepala dan menggigit bibirnya karena merasa malu. Tidak tahu mengapa perlakuan Alex semakin terasa begitu manis dan pria itu tak lagi segan memperlihatkan perhatiannya di depan umum.
"Jangan lakukan itu, Puffy. Lepaskan gigitan itu, bibir mu nanti terluka." Alex meraih dagu Risna.
"Ma-maaf."
"Jangan lakukan itu lagi, okay." Alex mencubit pipi yang masih ada semburat merah itu dengan pelan. Lalu kembali fokus menyetir.
"Iya Al. Emm itu..anu apa namanya..duh gimana ya ngomongnya." Risna memainkan jarinya, menunduk. Jelas sekali terlihat bahwa gadis itu sedang gelisah.
"Katakan saja, jangan ragu. Aku tidak akan marah atau menyela ucapanmu. Jadi sekarang katakan ada apa hm?" Lembut Alex saat menangkap keraguan dalam perkataan gadisnya.
"Emm..tapi kamu janji tidak akan marah."
"Tergantung jika itu menyangkut soal wanita u---"
"Tidak! Bukan itu." Potong Risna cepat. Rasa kesal tiba-tiba hadir, ternyata Alex masih belum bisa memaafkan Lauren. Tapi, mungkin seiring dengan berjalannya waktu amarah pria ini pada Lauren akan mereda.
"Baiklah, katakan ada apa?"
"Ck! Janji dulu, ayo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Takdir (END ✔️)
RomansaKarya ke-1 Rahasia Takdir (GENRE : Rom-com) 17+ ---------------------- Tidak ada yang bisa menebak Takdir dari-Nya. Karena itu semua masih menjadi Rahasia yang akan terungkap dengan seiring berjalannya sang waktu. Rahasia Takdir memang terkadan...